Antisipasi Virus Corona di DKI
Antisipasi Kasus Covid-19 Naik Pascalebaran, Anies Perpanjang PPKM Mikro hingga 17 Mei
Anies menyebut, kebijakan ini diambil demi mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 menjelang dan pascalebaran 2021.
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kembali memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat skala Mikro hingga 17 Mei 2021 mendatang.
Kebijakan ini tertuang dalam Keputusan Gubernur (Kepgub) Nomor 558/2021 tentang Perpanjangan PPKM Mikro dan Instruksi Gubernur (Ingub) Nomor 27/2021 tentang Perpanjangan PPKM Mikro tingkat RT.
Anies menyebut, kebijakan ini diambil demi mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 menjelang dan pascalebaran 2021.
Baca juga: Apakah Ada Alat Covid-19 Daur Ulang di Bandara Soekarno-Hatta? Ini Penjelasannya
"Ini semua kami lakukan agar potensi kenaikan kasus sebelum lebaran bisa diminimalisir. Namun, pascalebaran kita tidak boleh lengah, karena berkaca pada masa sebelum pandemi, banyak terjadi mobilitas dari daerah ke ibu kota," ucapnya, Selasa (4/5/2021).
Untuk itu, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini menyebut, pascalebaran menjadi momen sangat vital dan paling berisiko.
Baca juga: Wagub Ariza Akui Jalanan Jakarta Makin Macet Meski PPKM Mikro Diterapkan
Baca juga: Efektifitas PPKM Mikro Dinilai Mampu Bangkitkan Kepercayaan Masyarakat
Baca juga: Tekan Kasus Aktif Covid-19 Selama Ramadan, Pemprov DKI Perpanjang PPKM Mikro hingga 3 Mei 2021
"Sehingga seluruh jajaran Forkopimda di DKI, bahkan tetangga kita di daerah penyangga ibu kota juga diajak untuk berkolaborasi dalam mengendalikan mobilitas warga tersebut," tuturnya.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti menyebut, penyebaran Covid-19 di ibu kota saat ini masih sangat fluktuatif.
Walau demikian, ia mengakui, ada peningkatan penambahan kasus dalam dua pekan terakhir dibandingkan periode sebelumnya.
Data dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta, pada 19 April lalu ada 6.884 kasus aktif di ibu kota dan meningkat menjadi 7.020 kasus aktif pada 3 Mei kemarin.
"Meskipun demikian, situasi masih terkendali, karena ketersediaan tempat tidur isolasi dan ICU di Jakarta masih mencukupi," ujarnya.
Bahkan, Widyastuti menyebut, persentase keterisian rumah sakit rujukan Covid-19 terus mengalami tren penurunan.
Pada 18 April lalu, jumlah kapasitas tempat tidur isolasi di 106 RS rujukan Covid-19 sebanyak 7.087 unit dan terisi 2.691 atau 38 persen.
Kemudian, tingkat keterisian menjadi 35 persen atau hanya terpakai 2.385 tempat tidur pada 3 Mei kemarin.
Untuk jumlah kapasitas ketersediaan ICU pada 18 April sebanyak 1.056 dan terpakai 500 bed atau 47 persen.
Selanjutnya, persentase turun menjadi 41 persen atau terisi 425 tempat tidur pada 3 Mei.
"Jadi masing-masing ada penurunan tiga persen di tempat tidur isolasi dan 6 persen untuk ICU, sehingga bisa dialihkan untuk pasien non Covid-19," tuturnya. (*)