Sate Ayam Beracun
Mengenal Senyawa Kalium Sianida 'Silent Killer' dalam Sate Beracun yang Tewaskan Bocah di Bantul
Apa itu Kalium Sianida (KCN)? Mengapa efeknya bisa begitu mematikan? Berikut ulasannya.
TRIBUNJAKARTA.COM - Nahas menimpa bocah berusia 10 tahun di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Ia meninggal dunia setelah menyantap sate beracun jenis sianida yang dibawa ayahnya.
Sang ayah, Bandiman yang berprofesi sebagai pengemudi ojek online (ojol) tak menyangka makanan yang ia bawa pulang membawa malapetaka bagi anaknya.
Bandiman mendapatkan sate beracun tersebut dari perempuan bernama Nani Aprilia Nurjaman (25).
Mulanya Nani menyuruh pengemudi ojek online tersebut untuk mengantarkan sate itu pada seseorang bernama Aiptu Tomi.
Merasa tidak memesan makanan dan tidak mengetahui pihak pengirim, keluarga Tomi pun tidak bersedia menerima sate yang diantar Bandiman.
Baca juga: Nani Nyesal Sate Sianida Salah Sasaran ke Anak Driver Ojol, Foto Pelaku di Medsos Bikin Salah Fokus
Tanpa curiga, Bandiman kemudian membawa pulang sate tersebut dan disantap oleh istri dan anaknya di rumah.
Malang sungguh malang, belakangan diketahui sate itu mengandung racun jenis kalium sianida (KCN).
Anak Bandiman yang menyantap sate beracun itu tewas, sementara sang istri berhasil diselamatkan.Keduanya segera dilarikan ke rumah sakit, karena mengalami mual-mual pasca memakan sate beracun itu.
Lantas apa itu Kalium Sianida? Mengapa efeknya bisa begitu mematikan?
Baca juga: Jelang Berbuka Puasa King Kobra Berukuran Jumbo Berkeliaran di Jalan dan Masuk ke Garasi Rumah Warga
Baca juga: Kerap Dengar Curhat Nani Soal Aiptu Tomi, Pria Ini Lalu Sarankan Pelaku Kirim Sate Bersianida
Baca juga: Bukannya Sahur, 3 Pasangan Remaja Ini Malah Asyik Berduaan di Kamar Penginapan
Dikutip dari pubchem.ncbi.nlm.nih.gov, kalium sianida mempunyai nama lain potasium sianida atau potassium cyanide.
Kalium sianida merupakan sebuah senyawa dengan rumus KCN.
Disebutkan kalium sianida memiliki bau seperti kacang almond, tidak berwarna dan pahit.
Dosen Program Studi Kimia Universitas Diponegoro Semarang, Nor Basid Adiwibawa Prasetya menjelaskan Kalium sianida (KCN) merupakan garam kristal dan berwarna putih, biasanya berbentuk serbuk dan terlihat mirip gula.
"Senyawa ini di Indonesia sering disebut sebagai potas yang banyak disalahgunakan sebagai racun ikan, karena sifatnya beracun dan sangat larut air," jelas Nor Basid saat dihubungi Senin (3/5/2021).
Sementara itu, Ahli Forensik Universitas Gadjah Mada (UGM), dr Lipur Riyantiningtyas BS SH SpF mengatakan, potasium sianida adalah jenis racun yang banyak beredar bebas.
Biasanya, racun tersebut digunakan sebagai obat hama atau tikus.
Lebih lanjut, Lipur mengatakan, jika sianida masuk ke dalam tubuh dalam jumlah besar, maka racun itu akan mencegah sel menggunakan O2 atau oksigen sehingga, sel-sel akan mati.
"Dalam jumlah yang kecil, sianida akan menimbulkan gejala mual, muntah, sakit kepala, pusing, gelisah, nafas sesak dan tubuh lemas," paparnya.
Jika sianida masuk ke dalam tubuh dengan jumlah besar, maka akan menyebabkan denyut nadi lambat dan hilang kesadaran.
Baca juga: Istri Boncengan dan Makan Ayam Penyet Bareng Pria Lain, Suami Cemburu Pilih Gantung Diri
"Korban juga bisa kejang, kerusakan paru, gagal napas yan akhirnya akan meninggal. Dosis letalnya 1,5mg/kg berat badan," kata dr Lipur.
Ia menambahkan, dosis letal merupakan dosis yang sudah di ambang batas atas tubuh orang yang mengonsumsi.
Hitungannya, jika si anak memiliki berat badan 30 kg, maka dosis letalnya sekitar 45 gram.
"Si ibu yang juga menyantap sate, kemungkinan dia makan dengan porsi sedikit sehingga, ibu selamat," tambah dr Lipur.
Pertolongan pertama Jika Keracunan Sianida
Berdasarkan lembar keselamatan data untuk bahan KCN, berikut ini adalah langkah-langkah pertolongan pertama yang harus dilakukan apabila keracunan sianida:
Jika terhirup
- Pindahkan korban ke udara segar dan jaga agar tetap nyaman untuk bernapas
- Berikan oksigen atau pernapasan buatan jika perlu
- Jika korban merasa tidak enak badan, segera dicarikan bantuan medis
Jika kontak dengan kulit
- Buka pakaian yang terkontaminasi
- Cuci dengan banyak sabun dan air
- Jika terjadi iritasi kulit atau ruam segera kontak tim medis.
Jika kontak mata
- Lepaskan lensa kontak, jika mudah dilakukan
- Lanjutkan dengan membilas secara hati-hati dengan air selama beberapa menit
- Jika iritasi mata berlanjut kontak tim medis
Jika tertelan
- Bilas mulut dengan air
- Jangan dimuntahkan/risiko kerusakan paru-paru melebihi risiko keracunan
- Jika korban merasa tidak enak badan segera dapatkan bantuan medis
Dikutip dari Nationalgeographic.grid.id, apabila KCN tertelan maka segera hubungi dokter.
Selain itu jangan merangsang terjadinya muntah atau meminumkan cairan kepada korban yang tidak sadar.
Jika terjadi muntah, jaga posisi kepala agar lebih rendah dari pinggul untuk mencegah aspirasi.
Jika terjadi muntah, palingkan kepala ke samping. Lalu segera bawa ke dokter.
Gejala Keracunan Sianida
Seseorang yang terpapar racun sianida dengan cara menghirupnya, terpapar melalui kulit, atau karena mengonsumsi makanan yang mengandung sianida, akan langsung mengalami sejumlah gejala hanya dalam beberapa menit usai terpapar, yaitu:
- Pusing
- Sakit kepala
- Mual dan muntah
- Lemas
- Napas dan detak jantung menjadi lebih cepat
Jika terpapar dalam jumlah besar, maka sianida bisa memberikan efek terhadap kesehatan, seperti:
- Tekanan darah rendah
- Kejang
- =Penurunan kesadaran
- Cedera paru-paru
- Kegagalan pernapasan yang menyebabkan kematian
- Denyut jantung melambat.
Seseorang yang selamat setelah keracunan sianida berisiko mengalami kerusakan jantung, otak, dan saraf.
(TribunJakarta/Muji Lestari)