Sudah Mutilasi dan Makan Jasad 30 Wanita Selama 20 Tahun, Lansia Santai Saja Saat Ditangkap
Sudah memutilasi dan memakan jasad 30 wanita selama 20 tahun sebagai pembunuh, Andres Filomeno santai saja saat ditangkap polisi.
TRIBUNJAKARTA.COM - Sudah memutilasi dan memakan jasad 30 wanita selama 20 tahun sebagai pembunuh, Andres Filomeno santai saja saat ditangkap polisi.
Dia seolah tak merasa bahwa apa yang selama dua dekade ini diperbuatnya adalah suatu kejahatan besar.
Bahkan, perbuatan sadis sang lansia itu memecahkan rekor pembunuhan berantai yang pernah terjadi di Meskiko.
Melihat proses penangkapan Andres Filomeno dari The Sun, terlihat pelaku begitu santai saat diciduk polisi.
Bahasa tubuh pelaku yang tangannya diborgol terlihat santai dan sama sekali tak menunjukan rasa takut maupun bersalah.
Apa yang ditunjukan Andres Filomeno ini sejatinya sama dengan yang dilakukan oleh Juan Carlos, pria yang sebelumnya merupakan pembunuh terbanyak di Meksiko sebelum kasus Andres terbongkar.
Baca juga: Pecah Rekor Pembunuhan Berantai, Lansia Sudah Mutilasi dan Makan Jasad 30 Wanita Selama 20 Tahun
Juan Carlos yang dibekuk usai membunuh 20 wanita dalam enam tahun juga sama sekali tak menunjukan raut penyesalannya.
Keduanya seperti layaknya seorang psikopat.
"Dia tidak menunjukkan tanda-tanda merasa bersalah atas apa yang dia lakukan, dia menunjukkan kegembiraan," kata jaksa Alejandro Jaime Gómez Sánchez, saat menyidangkan kasus Juan Carlos yang meyakinkan bahwa Juan Carlos menderita psikopat dan gangguan kepribadian.
Pembunuh yang dijuluki 'Monsters of Ecatepec' Meksiko itu telah membunuh 20 wanita dalam enam tahun sejak 2012 sampai 2018.
Baca juga: Cekcok Berujung Pembunuhan, Satpam Kafe Pukul Pengunjung Pakai Balok: Polisi Tetapkan 2 Tersangka
Baca juga: Cekcok Berujung Pembunuhan, Satpam Kafe Pukul Pengunjung Pakai Balok: Polisi Tetapkan 2 Tersangka
Baca juga: Keluarga Histeris Lihat 11 Debt Collector Pengepung TNI Digiring ke Tahanan: Ini Bukan Pembunuhan
Juan Calos ditangkap pada 4 Oktober 2019 di Ecatepec de Morelos, sebuah Negara Bagian Meksiko, ketika dirinya bersama pasangannya Patricia (44) mengangkut jasad manusia di kereta dorong bayi.
Pada 1 Oktober 2019, dia menerima hukuman pertama 327 tahun penjara karena kejahatannya menyembunyikan jenazah manusia.
Tetapi hukuman itu belum final karena bisa saja hukuman itu akan diperberatn dan akan mendapat hukuman selama 400 tahun.
“Mereka bisa membusuk di penjara dan mereka layak mendapatkannya. Tapi siapa yang mengembalikan putriku?" Kata ibu salah satu korban kepada media.
Kala itu, Juan Carlos menyatakan bahwa dia telah menjadi korban di masa kecilnya dari ibunya yang telah melecehkannya secara fisik dan seksual.
Sementara Andres Filomeno dibekuk usai penemuan sisa jasad seorang istri polisi di rumahnya pada Sabtu (15/4/2021).
Kasus yang dilakukan Andres Filomeno kembali membuka tabir kengerian tentang kehidupan di pinggiran lembah Meksiko.
Karenanya, tak heran jika negara bagian Meksiko menjadi tempat berbahaya bagi wanita.
Dari data yang ada, di sini terdapat tiga kasus pembunuhan berantai terhadap wanita yang terjadi dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.
Di sepanjan 2020, Negara Bagian Meksiko mencatat sebanyak 969 kasus femisida atau pembunuhan terhadap perempuan.
Sedangkan menurut Sekretariat Eksekutif Sistem Keamanan Publik Nasional (SESNP), selama lima bulan di tahun 2021 sejak Januari sampai Mei, wilayah tersebut terus menduduki puncak kasus femisida di Meksiko dengan jumlah 35 korban.
Polisi Temukan Sisa Tubuh Istrinya di Rumah Lansia
Dikutip dari situs berita Televisa, terbongkarnya pembunuhan berantai yang dilakukan lansia di Meksiko ini berawal dari hilangnya seorang wanita istri polisi pada Kamis (13/5/2021).
Hilangnya Reyna Gonzalez (34) membuat sang suami yang juga polisi, Bruno Angel mendatangi rumah Andres yang merupakan kerabatnya pada Jumat (14/5/2021).
Namun karena saat itu tak menemui Andres, sang suami datang kembali kembali keesokan harinya dan menemukan kenyataan tak terduga dari dalam rumah itu.
Betapa kagetnya polisi itu ketika melihat sisa-sisa tubuh sang istri di rumah Andres yang berada di Atiazapan de Zaragoza, Meksiko.

Dia sama sekali tak menyangka bahwa Andres yang selama ini sering dibantunya tega berbuat demikian.
Andres ini sehari-hari bekerja sebagai tukang daging dan sering juga membantu korban Reyna berjualan aksesoris ponsel.
Lansia itu juga menyewakan dua kamar rumahnya kepada pasangan muda dan seorang dokter.
Setelah kematian istri polisi terbongkar, di kediaman Andres, polisi menemukan bukti lain yang tak kalah menghebohkan.
Diantaranya menemukan perhiasan, pakaian wanita, dua identitas perempuan hilang, kaset film hingga jenazah manusia.
Satu yang cukup mencengangkan, polisi juga menemukan buku catatan bertuliskan tangan dengan nama 29 perempuan yang diduga adalah korbannya.
Otoritas setempat mengindikasikan bahwa Andrés mengaku melakukan kejahatan sadis tersebut di saat dirinya tak bisa mengontrol emosinya.
Andrés mengatakan dia membawa pulang setidaknya empat wanita lalu berhubungan seks.
Kemudian ia menikam dan memutilasi mereka karena merasa dihina hingga membuatnya emosi.
Hingga saat ini, sudah ada beberapa korban mutilasi Andres yang telah diidentiikasi, diantaranya Flor Nínive Vizcaino (dicari sejak Oktober 2016), Rubicela Gallegos Castillo (sejak 2019) dan Reyna González.
Namun Andres juga menyebut nama lain seperti Norma, Berenice dan Rubiela.
Sementara pihak berwenang menunggu untuk mengidentifikasi korban yang hilang.
20 Tahun jadi Pembunuh
Andrés mengaku sebagai pembunuh selama lebih dari 20 tahun.
"Apa yang dilakukan sudah selesai, saya hanya ingin mengatakan yang sebenarnya. Ada suami (dari Reyna), dia melihat semuanya," kata Andres, Kamis, sebelum pengacaranya menahannya.
Ia juga diduga mengaku melakukan tindakan kanibalisme yang memuakkan dengan memakan sebagian mayat.
Dalam sidang, Jaksa Dilcya Garcia mengatakan bahwa pihaknya menemukan ruang bawah tanah yang dibuat oleh tersangka.

Di ruang bawah tanah itu banyak ditemukan sisa-sisa manusia yang merupakan korban kejahatan pelaku.
Menurut situs berita Televisi, polisi telah menemukan sisa-sisa kerangka hingga lima orang di rumah tersangka serta pisau yang diduga digunakan untuk membunuh dan memotong-motong "korban".
Petugas juga menemukan barang-barang wanita termasuk KTP Flor Nineveh yang hilang pada Oktober 2016.
Korban lain yang dicurigai bernama Rubicela Gallegos Castillo, yang menghilang pada Juli 2019.
Laporan lokal mengklaim tersangka tidak tahan melihat wanita muda dan cantik.
Saat ini tersangka telah dikirim ke Penjara Tlalnepantla atas pembunuhan Reyna yang jenazahnya ditemukan di rumah pelaku.