Ayah di Tangsel Siksa Anak Kandung

Ayah Siksa Anak Kandung, Kak Seto Kritik Keras 'Mandulnya' Kinerja Satgas Perlindungan Anak Tangsel

Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi alias Kak Seto, mengkritik keras kinerja Satgas Perlindungan Anak Kota Tangerang Selata

Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM/JAISY RAHMAN TOHIR
Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi alias Kak Seto, di Mapolres Tangsel, Jalan Raya Promoter, Serpong, Selasa (25/5/2021). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir

TRIBUNJAKARTA.COM, SERPONG - Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi alias Kak Seto, mengkritik keras kinerja Satgas Perlindungan Anak Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Kak Seto memandang, peristiwa penyiksaan anak oleh ayah kandung yang terjadi di Serpong Utara, Tangsel dan viral di media sosial adalah bukti "mandul" Satgas Perlindungan Anak Kota Tangerang Selatan.

Padahal, Kak Seto menceritakan, Tangsel merupakan kota pertama yang setiap RTnya dilengkapi Satgas Perlindungan Anak, bahkan sampai mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (Muri).

Baca juga: Lihat Mantan Istri Punya Kekasih Baru, Pria Ini Cemburu Lalu Kirim Video Siksa Putrinya hingga Viral

"Saya juga bertemu dengan pelaku, jadi saya juga mendapat alasan kenapa sampai tergelincir melakukan tindakan itu, ini artinya arahnya adalah kembali saya mengingatkan Pemkot Tangsel yang sebagai Kota pertama di Indonesia sudah dapat rekor Muri Kota Pertama di Indonesia yang seluruh RT-nya sudah dilengkapi dengan seksi perlindungan anak," kata Kak Seto saat menyambangi Polres Tangsel, Jalan Raya Promoter, Serpong, Selasa (25/5/2021).

Kak Seto menyayangkan jika satgas sudah terbentuk namun tidak aktif bekerja.

Menurut pemerhati anak itu, jika lingkungan mendukung kondisi ramah anak, maka aksi kejam sang ayah tidak akan terjadi.

Baca juga: Siksa Anak Hingga Viral di Medsos, Sang Ayah Akui Cemburu Mantan Istri Punya Pacar Baru di Malaysia

Baca juga: Aksi Perempuan Berdaster Siksa Anak 5 Tahun di Bogor Sampai Menangis Kesakitan, Begini Kata Polisi

"Tapi ini mohon dikontrol dan diaktifkan betul-betul karena kejadiannya ini kan sebetulnya kalau dari bapaknya ini 24 jam drngan bapaknya dan akrab, senang. Tapi ya karena faktor tadi tiba-tiba mungkin cemburu dan sebagainya jadi ada kejadian," ujar Kak Seto.

Keaktifan Satgas Perlindungan Anak juga membuat warga akan nyaman saling mengawasi.

"Melapor ini kadang kemana saya harus melapor, tapi di seksi perlindungan anak dengan cepat ke RT seksinya ini, ketuanya ini dan kemudian ada langkah-langkah preventif gitu," katanya. 

Kak Seto menyinggung langsung Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tangsel yang baru agar menghidupkan kembali Satgas Perlindungan Anak

Jangan sampai kekerasan serupa terjadi di kota yang beberapa kali menyandang predikat layak anak itu. 

"Kami hanya memohon kepada bapak Wali atau Wakil Wali utk kembali memberdayakan mengaktifkan, lembaganya sudah ada," pungkas Kak Seto.

Seperti diberitakan TribunJakarta.com sebelumnya, seorang anak perempuan lima tahun dua kali menjadi korban kekejaman ayah kandungnya, WH (35), sambil direkam menggunakan kamera ponsel.

Rekaman penyiksaan anak kandung itu dikirimkan ke mantan istrinya, ibu korban, seorang tenaga kerja wanita (TKW) di Malaysia.

Baca juga: Terungkap Motif Angga Merekam hingga Siksa Balita 2 Tahun di Tangerang

Baca juga: Gara-gara Permasalahan Sepele, Angga Siksa Anak 2 Tahun di Tangerang: Rekam Aksinya Sendiri

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved