Sisi Lain Metropolitan

Kisah Pemuda Asal Ciracas Bersepeda 1.100 KM Sambil Kibarkan Bendera Palestina, Demi Aksi Mulia

Sembari bersepeda, pemuda asal Ciracas, Jakarta Timur tersebut juga menggalang dana untuk disumbangkan kepada para korban kekerasan di Palestina.

Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Muhammad Zulfikar
Dokumentasi Maahir
Maahir bersama Ahmad menggelar aksi bela Palestina dengan bersepeda sejauh 1.000 km menuju Banyuwangi. 

Untuk menyalurkan dana kemanusiaan itu, Maahir bekerjasama dengan salah satu organisasi kemanusiaan, Aksi Cepat Tanggap (ACT).

Melalui situs penggalangan dana di ACT, tak sedikit masyarakat yang berdonasi untuk aksi Maahir. Setiap donasi pun dapat dilihat secara transparan di situs tersebut.

Baca juga: Dituding Melawan Hukum oleh Kubu AHY, Marzuki Alie Sampaikan Pesan Ini untuk SBY

Baca juga: Mau Mulai Bisnis demi Tambah Penghasilan? Yuk Cari Tahu Sumber Modal untuk Usahamu

Baca juga: Simak Aturan PPDB DKI Jakarta dari Jalur Afirmasi hingga Jalur Zonasi Seusai Pergub 32 Tahun 2021

Bersepeda Bawa Bendera Palestina

Maahir mengganti sejumlah onderdil sepedanya sebelum persiapan menunaikan aksi kemanusiaan. 

Ia beruntung mendapatkan banyak pinjaman onderdil dari sejumlah kawannya di komunitas sepeda Federal. 

"Saya pribadi banyak dipinjemin dan disupport oleh teman-teman sesama komunitas sepeda Federal Ciracas. Karena onderdil kemarin banyak yang sudah tidak layak," ujarnya.

Salah satu rekan di komunitas sepeda tersebut bernama Ahmad Chaerudin pun tertarik turut serta bersama Maahir. 

Karena tujuan yang sama membela Palestina, mereka berdua pun akhirnya berangkat bersama.

Mereka bertolak dari Kantor Aksi Cepat Tanggap Jakarta Timur di kawasan Pondok Bambu. Maahir dan Ahmad memilih rute Pantai Utara Pulau Jawa (Pantura).

Dalam perjalanan, Maahir bersepeda sembari membawa bendera Palestina. Sedangkan Ahmad membawa bendera ACT. 

Namun, Maahir mengalami kendala saat membawa bendera Palestina lantaran ukuran yang terbilang besar sekitar 3 x 1 meter.

"Angin yang cukup kencang di jalur Pantura membuat saya oleng. Belum lagi kibasan bendera itu bisa kena mobil atau motor," jelasnya.

Karena takut membahayakan diri sendiri dan orang lain, Maahir akhirnya menggulung bendera itu saat hendak melintas di Kota Situbondo sampai menuju Banyuwangi.

Perjalanan Jakarta - Banyuwangi dituntaskan Maahir dan Ahmad selama 11 hari.

"Sebenarnya target awal 10 hari, cuman ada beberapa kendala satu hari kita libur enggak gowes," terangnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved