Marzuki Alie Tanggapi Santai saat Dituduh Ikut KLB Partai Demokrat
Marzuki Alie menanggapi santai tuduhan kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) atas perbuatan melawan hukum.
Penulis: Muhammad Rizki Hidayat | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Muhammad Rizki Hidayat
TRIBUNJAKARTA.COM, KEMAYORAN - Marzuki Alie menanggapi santai tuduhan kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) atas perbuatan melawan hukum.
Bersama 11 rekannya, nama Marzuki Ali termasuk dituntut oleh Partai Demokrat atas gugatan perbuatan melawan hukum tersebut.
Sebelas di antaranya yakni Muhammad Rahmad, Yus Sudarso, Syofwatillah Mohzaib, Max Sopacua, Achmad Yahya, Darmizal, Tri Julianto, Supandi R Sugondo, Boyke Novrizon, Jhoni Allen Marbun, dan Aswin Ali Nasution.
Pada hari ini atau Kamis (3/6/2021), Marzuki Alie mengenakan kemeja batik hijau menghadiri mediasi tersebut, di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Dia juga tampak berkomunikasi dengan kader Partai Demokrat kubu AHY.
Baca juga: Marzuki Alie Hadiri Sidang Mediasi Gugatan Perbuatan Melawan Hukum atas KLB Demokrat
"Memang saya ini orangnya ya kan dulu itu anak buah saya semua," kata Marzuki, saat diwawancarai, di PN Jakarta Pusat, hari ini.
Mantan Sekjen Partai Demokrat tersebut mengklaim dirinya paling senior sehingga pertemuannya ini seperti reuni.
"Artinya saya sebagai Sekjen yang paling senior lah sejak kongres pertama itu, ini orang didikan saya juga," kata Marzuki.
"Tapi ya apa pun juga ini persoalan politik ya. Saya hadapi saja. Ini mediasi sudah yang ketiga, tidak ada masalah lah. Niat kami kan baik-baik saja," lanjutnya.
Diberitakan sebelumnya, pendukung AHY, Gerald Piter Runtuthomas, memberikan kesaksian ihwal kehadirannya di Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang, Sumatera Utara.
Gerald, sapaannya, merupakan mantan Wakil Ketua DPC Partai Demokrat dari Kota Kotamobagu, Sumatera Utara.
Kesaksinnya itu disaksikan langsung Ketua Umum Partai Demokrat, AHY, beserta pendukung setianya, di kantor DPP Partai Demokrat, Senin (8/3/2021) sore.
Gerald menyebut diajak seorang mantan kader Partai Demokrat yang telah dipecat untuk menghadiri KLB tersebut.
"Kalau saya mau menguti kongres tersebut dan sudah ada di lokasi KLB, kami diajak memilih Ketum (Ketua Umum) baru, Moeldoko," kata Gerald, dalam video testimoninya yang ditayangkan di kantor DPP Partai Demokrat, Menteng, Jakarta Pusat.
"Saya diimingi uang Rp100 juta dan akan dapat lima puluh persen lebih dulu," lanjut dia.
Jika KLB yang memenangkan Kepala Staf Kantor Kepresidenan Moeldoko selesai, sisanya akan diberikan sepenuhnya.
Baca juga: 1 Jam Ngobrol dengan AHY di Balai Kota, Gubernur Anies Sindir Kudeta Demokrat: Semoga Semakin Solid
"Selesai KLB saya diimingi mendapatkan sisanya," tambah Gerald.
Tapi Gerald malah menerima uang hanya Rp5 juta.
"Tapi nyatanya saya hanya dapat uang lima juta (Rp5 juta)," ucap Gerald.
Keterlibatan Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat
Beberapa hari kemudian, Gerald mendapat uang tambahan lagi senilai Rp5 juta.
Uang tersebut, kata Gerald, diberikan oleh mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Nazarudin.
"Saya dikasih lima juga lagi oleh Nazarudin," ucap Gerald, masih pada kesempatan yang sama.
Gerald lantas menerima uang tersebut. Total Rp10 juta dikantonginya.
Hal itu membuat Gerald tidak percaya dengan para peserta KLB lainnya.
Gerald juga mengklaim ada kejanggalan lainnya dalam KLB tersebut.
Saat proses pengumpulan suara, kata dia, seluruh peserta yang hadir mendukung dua calon Ketum, yakni Moeldoko dan Marzuki Alie (Mantan Sekjen Partai Demokrat).
Baca juga: Terungkap Isi Pertemuan Gubernur Anies dan Ketum Demokrat AHY di Balai Kota Jakarta
"Ketika ditanya siapa yang akan dipercayakan untuk menjadi Ketum, para peserta berteriak Moeldoko," ujar Gerald.
"Siapa lagi yang bisa, para peserta juga berteriak lagi, Marzuki Alie, yang disaksikan Jhoni Allen (Mantan Politisi Partai Demokrat)," sambungnya.
Dikatakan Gerald, Jhoni Allen langsung berteriak memilih Moeldoko sebagai Ketum.
"Setelah itu Jhoni Allen mengetuk palu dan Moeldoko terpilih," ucap Gerald. (*)