Perajin Tempe di Ciputat Menjerit, Harga Kedelai Tembus Rp 1,1 Juta Per Kuintal
Pengrajin tempe di Kampung Tempe, Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel), kembali menjerit, harga kedelai tak kunjung turun.
Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNJAKARTA.COM, CIPUTAT - Pengrajin tempe di Kampung Tempe, Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel), kembali menjerit, harga kedelai tak kunjung turun.
Pada Januari 2021 lalu, Kampung Tempe Ciputat mogok beroperasi.
Saat itu harga kedelai naik dari Rp 700 ribu per kuintal menjadi Rp 900 ribu per kuintal.
Bukannya menurunkan harga, aksi mogok produksi itu justru tidak berpengaruh.
Bahkan sampai saat ini, Kamis (3/6/2021), harganya sudah mencapai Rp 1,1 juta per kuintal.
Mugiono (45), salah satu pengrajin tempe di Kampung Tempe Ciputat, sampai menaikan harga jualnya.
"Kalau harga kedelai sekarang kan satu kuintal sudah Rp 1,1, kalau harga tempe naik Rp 1.000 yang tadi Rp 5.000 jadi Rp 6.000," ujar Mugiono di Kampung Tempe.
Baca juga: Kedelai Mahal, Produsen Tempe Tahu di Jakarta Tak Berencana Mogok Produksi
Baca juga: Harga Kedelai Naik, Pedagang Tempe Tahu di Pasar Induk Kramat Jati Sepi Pembeli
Kenaikan harga kedelai yang masih hasil impor itu membuat Mugiono dan pengrajin lainnya sudah sampai tahap merugi.
"Ya merugi gitu kan."
"Ya sekitar sudah tiga bulanan lah terasa, dari mulai Rp 700 ribu sampai sekarnag satu juta lebih, Rp 1,1 juta," kata Mugiono.
Mugiono berharap kepada pemerintah agar bisa menekan kembali harga kedelai, bahan baku tempe.
"Penginnya dari perajin tempe dan tahu ya kalau bisa sih harga kacang distabilin lah, supaya perajin tempe itu bisa dagang standard lagi, pendapatan sama modal bisa imbanglah. Kalau sekarang kan modal gede, pendapatan kecil," kata Mugiono. (*)