Polisi Tetapkan Warga Pancoran Buntu 2 Tersangka Kasus Sengketa Tanah dengan Pertamina
Polres Metro Jakarta Selatan telah menetapkan belasan orang sebagai tersangka terkait kasus sengketa tanah di Jalan Pancoran Buntu 2, Pancoran.
Penulis: Annas Furqon Hakim | Editor: Wahyu Septiana
Solidaritas Forum Pancoran Bersatu membeberkan kronologi bentrokan di Jalan Raya Pasar Minggu, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (17/3/2021) malam.
Perwakilan Solidaritas Forum Pancoran Bersatu Leon Alvinda Putra mengatakan, sejak pukul 15.00 sekompok orang yang diduga berasal dari organisasi masyarakat (ormas) sudah memblokade akses utama pintu depan dan belakang Gang Pancoran Buntu II.
Pukul 16.00, warga menuntut PAUD dikembalikan sehingga anak-anak dapat kembali bersekolah.
"Warga juga menuntut preman yang menjaga Gang Pancoran Buntu II untuk pergi karena terus mengintimidasi warga dan solidaritas," kata Leon dalam keterangan tertulisnya.
Baca juga: Potongan Kaki Terbungkus Plastik di Perumahan Japos Tangsel, Sudah 3 Hari Tak Tersentuh
Setelahnya, sekitar pukul 17.00, warga bersama solidaritas melakukan negosiasi dengan PT Pertamina, Polres Metro Jakarta Selatan, dan Polsek Pancoran.
Leon menyebut Pertamina meminta warga mengirim perwakilan untuk melakukan mediasi. Permintaan itu ditolak.
"Karena yang sudah-sudah mediasi hanya berujung intimidasi dan ancaman untuk menandatangani surat penerimaan kerohiman," ujar dia.
Pihak Pertamina kemudian setuju mengeluarkan alat berat dari lahan yang disengketakan.
Pukul 18.00, warga dan solidaritas menduduki PAUD. Akan tetapi, aparat tidak pergi dari lahan di Gang Pancoran Buntu II dan hanya berpindah tempat ke portal akses masuk utama.
• Setelah 28 Tahun Hidup Sebagai Perempuan, Kini Aprilia Manganang Berganti Nama dan Resmi Jadi Lelaki
Setengah jam berselang, ormas mulai berkumpul di depan portal. Anak-anak yang berada di PAUD dipindahkan ke aula karena situasi yang sudah tidak kondusif.
Leon mengungkapkan, ormas mulai melakukan provokasi sekitar pukul 22.00.
"Tiba-tiba ada lemparan batu dari pihak ormas hingga terjadi bentrok dan mengakibatkan banyak korban jiwa dari warga dan solidaritas," ucap Leon.
Selain itu, sambung Leon, posko medis yang menangani banyak korban ditembaki gas air mata dari dua arah.
"Setelah serangan gas air mata, posko medis kembali dibuka. Namun kondisinya menjadi tidak karuan akibat gas air mata. Akhirnya korban banyak ditangani di luar posko," kata dia.
"Bantuan yang ingin masuk ke posko medis sulit dijangkau karena seluruh pintu masuk ke Gang Pancoran Buntu II dijaga aparat," pungkasnya.