Sisi Lain Metropolitan
Suami Meninggal dan Ditinggalkan Anak, Tangis Emak Fitriyani Jual Bansos Demi Bayar Kontrakan
Tangis emak Fitriyani pecah saat menceritakan mengenai anak semata wayangnya Muhammad Wahyudin (26).
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Pemilik kontrakan juga sering memberikan lauk untuk makan emak.
Kepada TribunJakarta.com, emak bercerita bahwa untuk makan sehari-hari saja berat.
Apalagi hidup di tengah keadaaan darurat pandemi Covid-19. Emak sering bersantap hanya dengan nasi, dan kecap. Untuk menambah rasa, ia menaburinya dengan garam.
"Bukan berat lagi, ini benar-benar berat. Kalau untuk makan yang penting ada beras, garam dan kecap. Itu yang penting," ungkapnya kepada TribunJakarta.com pada Selasa (15/6/2021).
Bahkan, emak bercerita bersantap sayur asam dan ikan asin saja sudah makanan mewah baginya.
"Sayur asem dan ikan asin bukan mewah lagi buat saya. Seminggu sekali makan ini juga enggak," ujarnya dengan nada bergetar.
Harapan Emak

Hidup emak Fitriyani berada dalam jurang kemiskinan. Untuk makan sehari-hari saja, ia kesulitan.
Pekerjaan serabutan dipilihnya seperti memunguti sampah plastik dan membantu menggosok pakaian tetangga.
Warga Tanjung Barat, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan ini sempat bercerita sekelumit kisah getirnya tinggal sebatang kara kepada TribunJakarta.com.
Di akhir perbincangan, ia ingin bekerja dengan membuka usaha makanan ringan demi mencukupi hidupnya. Namun, emak terkendala oleh biaya.
Emak bisa dibilang pintar memasak. Ia sempat menjadi juri makanan dalam sebuah lomba masak. Terbukti dari sertifikat juri yang dipajang di dinding kontrakannya.
Istri dari Ketua RT di sana pun sempat memesan pastel dalam cukup banyak untuk acara tahlilan.
"Seandainya saya ada uang lebih atau ada yang memberikan pinjaman, saya mau usaha makanan ringan. Saya mau juga usaha pempek, enggak apa-apa harus dorong gerobak," ujarnya.
Dana Bantuan