Cerita Kriminal

Dijebak VCS, Anggota DPRD Pusing Jadi Korban Pemerasan, Padahal Sudah Transfer Separuh yang Diminta

Merasa dijebak dengan modus VCS oleh wanita yang nyaris tak berbusana, seorang anggota DPRD Jember, Jawa Timur dibuat pusing karena menjadi korban.

Editor: Elga H Putra
YOUTUBE
Ilustrasi VCS. Merasa dijebak dengan modus video call sex (VCS) oleh wanita yang nyaris tak berbusana, seorang anggota DPRD Jember, Jawa Timur dibuat pusing karena menjadi korban pemerasan. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Merasa dijebak dengan modus video call sex (VCS) oleh wanita yang nyaris tak berbusana, seorang anggota DPRD Jember, Jawa Timur dibuat pusing karena menjadi korban pemerasan.

Padahal korban yang berinisial AH sudah mengirim uang dengan nominal separuh dari yang diminta sang wanita dengan harapan agar rekaman VCS itu tak disebar.

Tapi nyatanya, video wanita nyaris tak berbusana yang melakukan video call dengan sang anggota DPRD itu tetap disebarkan di media sosial.

Alhasil, anggota DPRD Jember itu melaporkan kasus ini ke polisi karena merasa dijebak dan diperas.

Ketua DPC Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Jember, Madini Faruq membeberkan kasus yang menimpa kolega partainya itu.

Madini tak menampik bahwa AH sempat melakukan video call dengan sang wanita.

Baca juga: Permintaan Tak Dituruti, Pria Ini Nekat Unggah Rekaman VCS Pacar ke IG, Hubungannya Kini Kandas

Namun dia menyebut bahwa koleganya itu hanya selama 28 detik melakukan video call tersebut.

Selain tak mengenal sang wanita, anggota DPRD itu juga kaget bahwa wanita tersebut nyaris tak berbusana sehingga rawan dimanfaatkan untuk hal-hal kriminal.

Benar saja, setelah melakukan video call tersebut yang ternyata direkam oleh sang wanita, anggota DPRD Jember itu diperas oleh sang wanita.

Pelaku memeras dan meminta ditransfer Rp 2 juta.

Baca juga: Kaget Rekaman VCS Dirinya Diposting di Instagram Sendiri, Ternyata Pelakunya Kekasih yang Sakit Hati

Baca juga: Siswi SMP Kembali Gegerkan Tasik, Usai Open BO 200 Ribu, Giliran Rekaman VCS Real Beredar Meresahkan

Jika PPP itu tidak menuruti permintaan tersebut, maka rekaman mengarah VCS dengan wanita nyaris tak berbusana akan disebarluaskan di media sosial.

Rupanya, AH yang kaget dengan aksi pemerasan itu mau mentransfer uang kepada pelaku.

AH hanya sanggup mentransfer uang sebesar Rp 1 juta atau setengah dari permintaan pelaku sebesar Rp 2 juta.

Meski sudah mentransfer uang, VCS AH dengan wanita setengah telanjang masih saja disebarluaskan di media sosial.

Video itu pertama kali diunggah di Facebook oleh akun Cindy Aprilia.

Video yang berdurasi 28 detik memperlihatkan seorang wanita setengah telanjang melakukan percakapan video dengan korban, yang saat itu sedang baring di kamar tidur.

AH telah melaporkan kejadian itu ke Ketua DPC PPP Jember, Madini Faruq.

Kepadanya, AH mengaku menerima dan melakukan panggilan video itu melalui aplikasi video messenger facebook.

Ilustrasi video panas mahasiswi dan dosen.
Ilustrasi video panas mahasiswi dan dosen. (SURYA)

Dari penjelasan AH, Madini Faruq memastikan bahwa kadernya di PPP itu menjadi korban pemerasan dan korban tidak mengenal pelaku wanita.

“Korban juga merasa kaget dengan perbuatan pelaku, yang tiba-tiba setengah telanjang.

Korban akhirnya memutus sambungan panggilan video itu di detik ke 28,” ujar Madini Faruq, Sabtu (19/6/2021).

Namun korban yang merasa panik akhirnya mentransfer uang sebesar 1 juta rupiah.

Usai ditransfer, pelaku kembali meminta uang melalui pesan yang dikirim ke messenger facebook korban.

“Merasa dirugikan dan tercemar nama baiknya, korban melapor ke Polresta Denpasar Provinsi Bali, karena lokasi kejadian itu di Bali. Saat itu korban sedang melakukan kunjungan kerja ke sejumlah tempat di Denpasar,” jelas Madini Faruq.

Diduga AH bukanlah satu-satunya korban pemerasan dengan modus VCS.

Dari hasil penelurusan di akun facebook pelaku, ditemukan sejumlah unggahan tangkapan layar dari panggilan video korban lainnya, yang sebagian besar adalah pejabat pemerintahan, anggota DPRD dan guru.

Kasus Serupa

Beberapa waktu lalu, seorang anggota DPRD Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat berinisial BK jadi korban pemerasan modus ancam sebarkan video call seks (VCS).

Ada empat pelaku yang kini telah meringkuk di Polda Kalimantan Barat.

Kabid Humas Polda Kalbar Kombes Pol Donny Charles Go menjelaskan, kasus tersebut bermula dari beredarnya video call seks yang melibatkan seorang oknum anggota DPRD Sambas di media sosial.

Anggota DPRD itu pun langsung membuat laporan ke Polres Sambas, Sabtu (19/9/2020) kemarin.

“Polres Sambas menerima laporan tersebut, dan menduga terjadi tindak pidana pemerasan atau dugaan tindak pidana informasi dan transaksi elektronik,” ujar Donny dilasir dari Kompas.com, Kamis (24/9/2020).

Dalam penyelidikan, didapati dua nomor ponsel yang melakukan pengancaman melalui pesan WhatsApp kepada korban.

Baca juga: Punya Video Korban Saat VCS dengan Pacar, Bapak Kos Minta Jatah Dilayani

Baca juga: Video Call dengan Ayah dan Ibu Atta Halilintar, Penampilan Tak Biasa Aurel Hermansyah Sontak Disorot

Baca juga: Video Call Terakhir Serdu Pandu Awak KRI Nanggala-402 Bersama Sang Ayah, Barang Ini Pupus Diberikan

Hasil pencarian, kepolisian mendapati seorang berinisial A, warga Kota Pontianak.

Dia baru saja keluar dari Lapas Klas II Pontianak, bulan Agustus 2020.

Setelah dimintai keterangan, A mengaku bahwa ponsel miliknya dipinjam oleh orang lain berinisial G yang merupakan teman satu sel tahanan.

Setelah berkoordinasi dengan pihak lapas, petugas melakukan pemeriksaan kepada seorang berinisial G.

Dari hasil interogasi petugas, G yang merupakan warga Sambas, mengakui perbuatannya dengan menyuruh pelaku lain yaitu D untuk menghubungi korban untuk di ajak video call seks.

"Pelaku berinsial G yang berada di dalam lapas ini merencakan pemerasan dengan menyuruh rekannya yang berinsial D untuk menghubungi korban,” jelas Donny.

Setelah D berhasil mengajak korban untuk video call, D langsung merekam aktivitas tersebut dan mengirim kembali kepada G yang kemudian menghubungi korban dan meminta uang Rp 4 juta.

Jika menolak, video itu akan disebarluaskan ke publik.

“Dari tanggal 22 Agustus, para pelaku ini mulai menghubungi korban untuk meminta uang. Hingga akhirnya pada tanggal 8 September, tersangka berinisial R mengunggah video tersebut ke beberapa grup komunitas di Facebook,” ucap Donny.

Setelah diunggah ke beberapa grup Facebook, lanjut Donny, para pelaku ini kembali melakukan pemerasaan kepada korban dengan meminta uang sebesar Rp 4 juta untuk menghapus unggahan video tersebut.

“Dan pada saat ini lah korban mentransfer Rp 4 juta dengan tawaran menghapus video karena merasa takut,” terang Donny.

Donny menegaskan, saat ini keempat pelaku pemerasaan sudah diamankan petugas untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

“Adapun barang bukti yang diamankan petugas yaitu satu lembar bukti pengiriman uang Rp 4 juta dan tangkapan layar percakapan melalui pesan WhatsApp dan handphone milik para pelaku,” tutup Donny.

Artikel ini telah tayang di TribunPekanbaru.com dengan judul Setelah VCS dengan Wanita Setengah Telanjang, Anggota DPRD Ini Diperas, Video Disebar Jika Menolak

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Oknum Anggota DPRD Jadi Korban Pemerasan Sebar Video Call Seks, DImintai Uang Jutaan,

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved