Cerita Kriminal

Bertengkar Masalah Ekonomi Berujung Maut, Ini Kronologi Bripka IPS Bakar Istri Hingga Tewas

Kronologi oknum polisi membakar istri hingga tewas terjadi di Kota Sorong, Papua Barat. Bripka IPS (33) membakar istri diduga karena masalah ekonomi.

net
Ilustrasi Bakar Diri. Oknum polisi membakar istri hingga tewas terjadi di Kota Sorong, Papua Barat. 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Oknum polisi membakar istri hingga tewas terjadi di Kota Sorong, Papua Barat.

Peristiwa polisi membakar istri terjadi Pulau Dom, Distrik Sorong Kepulauan, Kota Sorong, akhir Mei 2021.

Aksi yang dilakukan Bripka IPS (33) itu diduga karena Masalah Ekonomi.

Kapolres Sorong AKBP Ary Nyoto Setiawan menyebutkan adanya pertengkaran masalah ekonomi antara pelaku dengan istrinya tersebut.

"Awalnya mereka bertengkar karena permasalahan ekonomi, banyak utang di luar hingga kepepet ekonomi sehingga pelaku Bripka IPS frustasi dan diduga melakukan penganiayaan dengan membakar sekujur tubuh BS (istrinya)," kata Ary Nyoto ketika dihubungi, Kamis (24/6/2021).

Baca juga: Oknum Polisi Tega Bakar Istri, Ngakunya Frustasinya karena Utang hingga Pasangan jadi Pelampiasan

Ary Nyoto mengatakan IPS sempat mengajukan pinjaman ke bank. Namun, tindakan IPS tak diberi izin oleh AKBP Ary Nyoto.

"Pinjamannya terlalu tinggi, dan saya sudah larang, takutnya nanti dia terlilit utang," lanjutnya.

Dikutip dari Tribun-PapuaBarat.com, korban berinisial BD meninggal setelah dibawa ke Rumah Sakit Sele Be Be Solu, pada Selasa (22/6/2021).

POLISI - Kapolres Sorong Kota, AKBP Ary Nyoto Setiawan.
POLISI - Kapolres Sorong Kota, AKBP Ary Nyoto Setiawan. (Tribun-Papua.com/Safwan A Raharusun)

Polisi telah menangkap Bripka IPS tak lama setelah membakar istri.

Pelaku langsung digelandang ke Mapolres Sorong Kota. Kasusnya tengah ditangani Satuan Reserse Kriminal.

"Dia dijerat pasal penganiayaan, termasuk sanksi kode etik Polri. Terancam dipecat," tegas Setiawan.

Peristiwa Lain

Suami Bakar Istri Hingga Tewas di Sumut

Supriyati, ibunda korban Rani Andriani, meratapi kepergian putrinya yang dibakar oleh suami, di rumah duka Jalan Sederhana Gang Bakung 32, Sabtu (20/3/2021).
Supriyati, ibunda korban Rani Andriani, meratapi kepergian putrinya yang dibakar oleh suami, di rumah duka Jalan Sederhana Gang Bakung 32, Sabtu (20/3/2021). (tribun medan/ M Fadli)

Rani Andriani (20) dibakar hidup-hidup oleh sang suami, Nanda sekira sebulan lalu, Minggu 31 Januari 2021 dinihari.

Sejak saat itu, Rani Andriani berjuang mempertahankan hidupnya dengan luka bakar di tubuhnya yang mencapai 65%

Namun, perjuangan hidup Rani harus selesai pada Jumat (19/3/2021) sekira pukul 22:00 WIB di RSUP Adam Malik.

Di rumah duka di Pasar 7 Beringin Desa Tembung, Deli Serdang, Sumatera Utara, para pelayat berdatangan.

Mereka mengiringi kepergian Rani sampai di peristirahatan terakhirnya di tempat pemakaman umum (TPU) di Jalan Rahayu, Pasar VI Tembung, Kecamatan Percutseituan, Sabtu (20/3/2021).

Penderitaan Rani bermula sebulan lalu cekcok dengan sang suami, Nanda.

Baca juga: Seorang Wanita Nekat Bakar Diri di Kamar Mandi Rumahnya, Terindikasi Alami Hal Ini

Dijelaskan kerabat Rani, Yuliana kejadian bermula saat korban berjumpa dengan suaminya di pinggir rel kereta api tak jauh dari rumahnya.

Saat itu, keduanya sempat cekcok dan tak lama kemudian korban kembali ke rumahnya.

Namun tak lama kemudian tepatnya dinihari, Nanda menghampiri Rani sambil menenteng bensin.

Nanda sempat menuduh jika Rani berselingkuh dengan kakak kandung Nanda.

Keduanya sempat kembali cekcok hingga akhirnya bensin dan api mendarat di tubuh Rani.

Api itu membuat luka 65% di tubuh Rani hingga akhirnya ia meninggal dunia.

Pesan sebelum meninggal

Meski terluka karena sang suami, Rani berbesar hati memaafkannya.

Bahkan sebelum meninggal dunia, Rani menyampaikan pesan kepada sang ibunda, Supriyati agar tak dendam.

Yang sudah, biarlah sudah, kata Rani.

"Anak saya bilang, Mak, jangan dendam ya. Yang sudah ya sudah. Kakak enggak mau mamak dendam dengan apa yang terjadi. Kakak sudah memaafkan (suaminya). Mamak juga ya," kata Yati kemudian tangisnya pecah, Sabtu (20/3/2021) siang.

Baca juga: Seorang Pejabat Alami Luka Bakar Gara-gara Bakar Sampah di Rumahnya

Suryati bergetar menceritakan kisah pilu sang anak sulungnya sambil menahan tangis.

Sebelum meninggal, Rani bahkan kerap meminta maaf kepada sang ibunda.

"Sebelum pergi, Rani meminta maaf kepada saya. 'Maafin kakak ya mak'. Begitu ucapnya berkali-kali kepada saya," terang Yati.

Kondisi Rani sebelum meninggal

Suryati tak menyangka Rani akan secepat ini pergi dari hidupnya.

Pasalnya selama menjalani perawatan, Rani selalu meyakinkan sang ibu bahwa ia kuat.

"Ia selalu bicara, kakak kuat Mak. Kakak kuat. Mamak jangan khawatir. Lalu, cerita-cerita kami. Ia kan suka bercanda jadi ia selalu menghiburku," ucap Yati dengan nada terisak-isak.

Beberapa hari sebelum meninggal dunia, Rani sempat drop.

Yati tak tega melihat Rani kesakitan saat memakai selang bantu pernapasan.

"Saya yakin anak saya kuat. Namun saat dimasukkan alat bantu, itu awalnya Rani sudah menolak namun akhirnya ia mau,"

"Saya mendengar suaranya kesakitan saat pemasangan alat bantu nafas, namun suster di rumah sakit mencoba untuk menenangkannya dengan berkomunikasi dengan Rani," ungkapnya.

Dua hari sebelum meninggal, nafsu makan Rani mulai turun.

Rani bahkan tak mau lagi makan nasi, hanya ingin buah.

"Dua hari belakangan ini ia tidak mau makan nasi,"

"Katanya gak enak makanan di rumah sakit. Saya juga belikan ia nasi di luar, namun gak mau juga dimakannya,"

"Ia hanya makan buah-buahan. Sampai perutnya sakit lantaran cuma konsumsi buah," beber Yati.

Yati mengaku tak punya firasat aneh tentang kepergian sang putri.

Namun, kata Yati, malam sebelum Rani Andriani mengembuskan nafas terakhirnya, ada dua ekor burung yang terus berkicau di ruang tempat Rani dirawat.

Karena menganggap hal lumrah terjadi, Yati pun menganggapnya biasa saja.

"Rani dirawat di ruangan yang ada di lantai empat. Malam itu memang ada dua ekor burung yang berkicau. Tapi tidak kelihatan karena gelap," kata Yati, Sabtu.

Pelaku yang tak lain suami Rani sudah ditangkap kepolisian untuk mempertanggungjawabkan perlakuannya.

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Kebesaran Hati Istri Dibakar Suami, Sebelum Meninggal Sudah Memaafkan Pelaku: Yang Sudah, Ya Sudah dan di Tribun-Papua.com dengan judul Oknum Polisi di Sorong Kota Tega Bakar Sang Istri Hingga Meninggal,

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved