Penumpang KMP Yunice Lolos Maut: Terapung 30 Menit di Selat Bali, Bersyukur Terlihat Kapal Lewat
Upaya penuh perjuangan dilakukan para penumpang KMP Yunice yang berhasil lolos dari maut ketika kapal itu tenggelam di Selat Bali.
"Kalau Balai Transportasi Darat mereka yang ini kan kebetulan di dua wilayah, jadi di barat itu oleh BPTD Jatim di Timur oleh BPTD Bali. Masing-masing melakukan tugasnyalah untuk melihat seperti apa proses yang terjadi secara internal. Seperti apa kapal ini bergerak sebelumnya bagaimana. Karena kan sebelumnya pasti dari Gilimanuk dia," tambahnya.

Ketika disinggung apakah KMP Yunicee kondisinya sudah cukup tua, Gede mengaku tidak mengetahui persis akan hal tersebut.
Ia mengatakan yang jelas kapal yang boleh berlayar itu pasti kapal yang masih layak untuk berlayar dan beroperasi.
Sementara untuk data manifest yang terkesan simpang siur, Gede mengatakan mungkin itu yang disampaikan terjadi kerumitan di penyeberangan pendek yang jika dilihat rumitnya sistem transportasi itu yang paling repot sebenarnya pada jalur darat.
"Jalan itu kita tidak pernah bisa melakukan kontrol dengan baik. Kemudian yang kedua penyeberangan pendek seperti ini. Ini penyeberangan dan dia sifanya seperti jembatan, jadi ferry. Dengan sistem ferry ini orang terbiasa untuk berlalulintas. Misalnya ada seseorang di seberang mau ke sini naik saja, jadi langsung karena sudah biasa bolak balik. Kadang-kadang hanya bilang Pak izin ikut. Tapi, ini akan kita lihat seperti apa sebenarnya," paparnya.
Ia juga menekankan kepada masyarakat ketika membeli tiket penyebrangan kapal agar memperhatikan akan mendapatkan insurance yang seperti apa.
Proses ini harus selalu ditegakkan bahwa yang mendapatkan layanan lisense adalah orang yang resmi untuk melakukan kegiatannya aktivitas transportasi.
Dan kejadian ini diakuinya belum berpengaruh pada pengiriman logistik untuk Provinsi Bali.
"Endak ada perintah untuk penutupan sampai sekarang, kita masih beroperasi normal tapi saat tertentu cuaca buruk atau memang situasi emergency ya memang ditutuplah. Endak (ada pengaruh, red) armadanya banyak yang masih stanby juga banyak. Artinya, dari sisi armada masih cukup semuanya masih cukup," imbuhnya.

Sementara, andil Dinas Perhubungan dalam hal ini adalah memperketat Pelabuhan.
Di Dinas Perhubungan juga tersedia kebijakan, yakni kebijakan pemuatan dan kebijakan logistik.
Dan di daerah untuk mengurangi terjadinya kasus-kasus seperti ini sangat penting.
"Karena itu memang saya sama teman-teman lagi nata nih pelan-pelan termasuk logistik ekspor kita kalau bisa lebih layaklah. Misalnya mana yang lewat laut, mana yang sebenarnya lewat penyeberangan. Kalau lewat penyeberangan itu seperti apa. Kemudian kira-kira nanti kita juga harus berkoordinasi dengan pusat berkaitan dengan standar kapal penyeberangan yang sebaiknya ada untuk Bali. Itu sedang kita perbaiki," tutupnya.
Artikel ini disarikan dari Tribun-Bali.com dengan Topik Kapal Tenggelam di Gilimanuk