Lawan Covid19
Kemendikbudristek Sebut Hanya Sekitar 30 Persen Pelajar yang Bisa Akses Pembelajaran Jarak Jauh
Kemendikbudristek mengatakan hanya sekitar 30 persen anak murid kita yang bisa melakukan pembelajaran daring dengan interaktif
TRIBUNJAKARTA.COM- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) bicara soal pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang menimbulkan kesenjangan bagi para murid di seluruh Indonesia.
Menurut Dirjen PAUD, Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud, Jumeri, pihaknya melakukan kajian soal dampak PJJ bagi anak murid.
"Hasilnya kira-kira 30 persen anak murid kita yang bisa melakukan pembelajaran daring dengan interaktif, yang lainnya masih belum," kata Jumeri dalam Dialog Profuktif di Kanal Youtube FMB9ID_IKP, Kamis (22/7/2021).
Baca juga: Kemendikbudristek Tunda Pembukaan Pembelajaran Tatap Muka Imbas Lonjakan Kasus Covid-19
Jumeri mengatakan pihaknya tetap terus mendorong pembelajaran tatap muka untuk segera dilakukan, dengan catatan pandemi Covid-19 mereda.
Baca juga: Sudah Terima Vaksin Covid-19, Siswa di Tangerang Berharap Pembelajaran Tatap Muka Segera Dimulai
"Karena kesenjangan pembelajaran daring antara kota-desa, antara daerah terdepan dan terluar itu semakin nyata kesenjangannya," katanya.
Jika PJJ terus dipertahankan, kata Jumeri, maka hanya ada satu kelompok masyarakat yang diuntungkan.
Baca juga: Layanan Wifi Gratis Untuk Pembelajaran Jarak Jauh di Depok Dihentikan
"Nanti kelompok masyarakat yang memiliki perangkat dan akses yang memiliki kesempatan yang baik, sedangkan yang lain kurang baik," pungkasnya.
Penulis: Reza Deni
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Hanya 30 Persen Anak Murid Bisa Mengikuti Pembelajaran Jarak Jauh secara Interaktif
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/peserta-didik-mengikuti-pembelajaran-jarak-jauh-pjj-pada-hari-pertama.jpg)