5 Saksi Diperiksa Soal Dugaan Bansos Disunat di Tangerang, Polisi Temukan Kejanggalan

Polres Metro Tangerang Kota tengah mendalami kasus pungutan liar (Pungli) bantuan sosial (Bansos) yang dialami seorang warga

Penulis: Ega Alfreda | Editor: Wahyu Aji
TribunJakarta.com/Ega Alfreda
Kasubag Humas Polres Metro Tangerang Kota, Kompol Abdul Rachim, Jumat (19/7/2019). 

Ibu korban pungli cabut omongan

Diduga korban pungutan liar soal bantuan sosial (Bansos) di Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang tiba-tiba saja mengaku hal yang berbeda saat dikunjungi Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini kemarin, Rabu (28/7/2021).

Adalah Aryani, warga Karang Tengah, Kota Tangerang yang awalnya mengaku mendapatkan perlakuan pungutan liar (pungli) saat menerima bantuan PKH dari Kemensos yakni sebesar Rp 50 ribu.

TONTON JUGA

Saat ditemui kembali di rumahnya pada Kamis (29/7/2021), Aryani tiba-tiba saja menarik omongannya.

Dalam nada lemas, muka layu dan memelas, ia mengaku kalau tidak ada pungutan liar dalam penyaluran bantuan sosial berbentuk PKH dari oknum mana pun.

Ia berujar kala ditanya Risma dirinya hanya grogi jadi asal ngomong tanpa berpikir dua kali.

Aryani (kiri) saat disambangi di rumahnya di kawasan Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang soal pemotongan dana bantuan sosial oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab, Kamis (29/7/2021).
Aryani (kiri) saat disambangi di rumahnya di kawasan Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang soal pemotongan dana bantuan sosial oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab, Kamis (29/7/2021). (TRIBUNJAKARTA.COM/EGA ALFREDA)

"Enggak, enggak ada pemotongan, waktu saya hanya grogi saja. Saya bingung mau ngomong apa soalnya tiba-tiba banyak orang dateng," kata Aryani saat dijumpai dikediamannya.

Saat disambagi, ekspresi takut terlihat jelas dari raut wajah Aryanih.

Baca juga: Passing Grade Tes SKD Seleksi CPNS dan PPPK 2021 Diumumkan, Nilai Ambang Batas TKP Melonjak Drastis

Baca juga: Komnas PA: Jutaan Anak Indonesia Rentan jadi Yatim Piatu Akibat Pandemi Covid-19

Saat berbicara pun sedikit terbata-bata seakan takut untuk menjawab pertanyaan wartawan.

Nampak dia juga berkali-kali berdiskusi dengan seorang tetangga yang mendampinginya saat diwawancarai.

Dia mengaku tidak ada pemotongan Bansos sebesar Rp 50 ribu. Ucapan dia itu keluar secata spontan.

TONTON JUGA

"Tidak ada (Pemotongan Bansos Rp 50 ribu). Saya grogi itu," ucap Aryani secara berulang-ulang.

Kemudian kata dia, kartu Program Keluarga Harapan (PKH) untuk Keluarga Penerima Manfaat (KPM) tidak dipegang oleh pendamping.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved