Antisipasi Virus Corona di Tangsel

Polres Tangsel Temukan Kasus Penggunaan NIK Orang Lain untuk Vaksinasi Covid-19

Korban pertama kasus tersebut yang ditangani Polres Tangsel adalah Yuni Trianita (43), warga DKI Jakarta yang berdomisili di Kabupaten Bekasi.

Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Erik Sinaga
TribunJakarta.com/Muhammad Rizki Hidayat
Ilustrasi Polres Tangerang Selatan (Tangsel) tengah menyelidiki kasus penggunaan data KTP berupa nomor induk kependudukan (NIK) yang digunakan orang lain untuk vaksinasi Covid-19 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir

TRIBUNJAKARTA.COM, CIPUTAT - Polres Tangerang Selatan (Tangsel) tengah menyelidiki kasus penggunaan data KTP berupa nomor induk kependudukan (NIK) yang digunakan orang lain untuk vaksinasi Covid-19.

Korban pertama kasus tersebut yang ditangani Polres Tangsel adalah Yuni Trianita (43), warga DKI Jakarta yang berdomisili di Kabupaten Bekasi.

Namanya tercatat pada aplikasi PeduliLindungi dan Jaki telah melakukan vaksinasi dosis satu di Klinik DR Ranny, di kawasan Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel) pada 22 Juli.

Kapolres Tangsel, AKBP Iman Imanuddin, mengatakan, pihaknya mendapati kasus serupa lain, kali ini korbannya warga Tangsel dan tercatat sudah melakukan vaksinasi di Jakarta.

"Ada yang temuan pada saat warga kita mau vaksin, NIK nya sudah terpakai di Jakarta," ujar Iman di Kantor Pemkot Tangsel, Jalan Maruga, Ciputat, (9/8/2021).

Kendati mengungkapkan satu kasus temuan barunya, Iman tidak menceritakan detail.

Baca juga: Tempat Vaksin Gratis di Jakarta Selatan Ini Berikan Undian Liburan ke Labuan Bajo Untuk 2 Orang

Iman mengaku sedang mendalami dua kasus tersebut untuk mendapatkan akar permasalahan bagaimana NIK sesaorang bisa terdaftar melakukan vaksinasi pada orang lain.

"Tapi masih kita dalemin permasalahannya ada di mana," ujarnya.

Seperti diberitakan TribunJakarta.com sebelumnya, pada kasus Yuni, dirinya sudah mencoba menghubungi call center 119, namun tidak mendapatkan solusi terkait dugaan pencatutan identitasnya itu.

"Tapi di sana kesannya kok kayak lepas tangan gitu, enggak mau tanggung jawab. Malah dia bilang itu sebetulnya yang harus tanggung jawab yang input data di Klinik DR Rannynya," ujar Yuni melalui sambungan telepon.

Padahal Yuni sangat berharap masalahnya bisa selesai dengan call center terpusat 119 itu.

"Kalau ke call centernya juga lepas tangan, lah terus apa gunanya ada call center. Mestinya kalau ada keluhan satu masalah dari kita harusnya ada solusi dong," kata Yuni.

Baca juga: Sudinkes Jakarta Utara Selidiki Video Viral Penyuntikan Vaksin Covid-19 Kosong kepada Remaja

Yuni juga sudah mencoba menghubungi Klinik DR Ranny, namun tidak mendapatkan penjelasan yang memuaskan.

"Kita kemarin-kemarin nyoba hubungi juga ke DR Ranny itu ke klinik itu, tetapi di sana dia juga bilang mau ngecek mau kroscek, nanti kalau ini dihubungi. Tapi ini sudah tiga harian enggak ada inisiatif untuk mencoba menghubungi," ujar Ranny.

Kini niat Yuni ikut vaksinasi Covid-19 jadi terkendala.

Di sisi lain, Yuni sangat membutuhkan surat bukti sudah vaksin untuk mobilitasnya bulak-balik Bekasi-Jakarta.

"Iya memang sudah ada niatan mau vaksin. Kemarin-kemarin kan saya karena tinggal di sini, ke Jakarta naik krl, pakai kereta, terkendala surat-suratlah, jadi saya sebenarnya bingung juga, mau divaksin eh pas dicek, malah sudah dipakai sama siapa enggak tahu itu," kata Yuni.

Yuni berharap kasusnya bisa segera ditangani, dan terkuak niatan si pengguna identitas KTPnya untuk apa.

Ia juga ingin segera mengikuti vaksinasi jika datanya sudah dibersihkan.

"Sebenernya saya maunya juga baik-baik saja, yang penting itu ditelusuri sebenernya ini niatannya mau make data saya maksudnya apa, kalau memang niatnya jahat sebenernya enggak bagus ya, data orang, data saya sendiri jadi saya kesulitan," harap Yuni.

Baca juga: WNA yang Dituduh Catut NIK Warga Cikarang untuk Vaksinasi Covid-19 Akui Salah Input Data

Sementara, saat dihubungi, Klinik DR Ranny belum memberikan keterangan soal vaksinasi dan dugaan pencatutan data itu.

"Bapak, petugasnya belum datang. Nanti kalau bisa itu (sudah datang) dihubungi lagi nanti Pak," ujar pihak Klinik DR Ranny melalui sambungan telepon.

Sementara, setelah satu jam ditunggu, tidak juga ada keterangan baru dari Klinik DR Ranny.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved