Lurah Batujaya Tak Mendapat Keluhan Warga Soal Adanya Mural Jokowi 404: Not Found
Jamaludin, Lurah Batujaya, mengungkapkan awal penemuan mural Jokowi 404: Not Found di wilayahnya.
Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Wahyu Septiana
Bahkan, Ubedilah Badrun sampai menyebut penghapusan mural tersebut sebagai tindakan pembungkaman dan represi terhadap kebebasan berekspresi masyarakat.
"Karenanya tindakan aparat menghapus mural kritik sosial itu dalam perspektif demokrasi adalah bentuk baru represi dan pembungkaman yang bertentangan dengan prinsip-prinsip demokrasi," tegasnya.

Padahal, hari ini, mural adalah media baru yang cukup lama ditinggalkan sebagai media kritik terhadap penguasa.
Menurut Ubedilah, kembalinya mural menjadi pilihan masyarakat karena media kritik lain sudah tidak didengar.
Baca juga: Polisi Buru Pembuat Mural Jokowi 404 Not Found di Batuceper Tangerang
"Banyaknya fenomena kritik sosial melalui mural itu menunjukan tanda-tanda bermakna bahwa kritik melalui saluran lain telah banyak dibungkam dan tidak lagi di dengar oleh kekuasaan. Jadi kritik sosial mural itu ekspresi dari aspirasi rakyat yang tersumbat," paparnya.
Seperti diberitakan TribunJakarta.com sebelumnya, Kasubag Humas Polres Metro Tangerang Kota, Kompol Abdul Rachim mengatakan, mural tersebut sudah ada sejak empat sampai lima hari lalu.
Kemarin, mural tersebut dihapus dengan cara dicatwarna hitam oleh aparat kepolisian, TNI dan petugas dari kecamatan.
Rachim menambahkan, tindakan pembuatan mural itu dianggap melecehkan Presiden Jokowi.
Baca juga: Polisi Buru Pembuat Mural Jokowi 404 Not Found di Batuceper Tangerang
Untuk itu, pihaknya akan terus bergerak dalam mengungkap pelaku.
"Banyak yang tanya tindakan aparat apa? Presiden itu Panglima Tertinggi TNI-Polri, itu lambang negara. Kalau kita sebagai orang Indonesia mau pimpinan negara digituin? Jangan dari sisi yang lain kalau orang punya jiwa nasionalis," terang Rachim.