Cerita Kriminal

Tak Menyesal, Pemuda Aniaya Teman Gara-gara Lihat Korban Malas Kerja Tapi Punya Banyak Uang & Motor

Irpan Adi Saputra (18) dianiaya rekannya bernama Jusma Abadi (18) hingga nyaris tewas. Ia dituding punya banyak uang dan motor meski malas kerja.

Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Yogi Jakarta
Thinkstock via Kompas
Irpan Adi Saputra (18) dianiaya rekannya bernama Jusma Abadi (18) hingga nyaris tewas. 

Ketika lampu senternya mengenai muka korban, ia langsung marah kepada pelaku dan langsung mengejar pelaku dengan memegang sebilah pisau.

Baca juga: Korban Penganiayaan Pengemudi Pajero, Sopir Truk Ungkap Momen Mencekam:Ditodong Pistol, Dipukul Stik

Sehingga pelaku berlari ke arah rumahnya untuk menyelamatkan diri dan menghindari perkelahian sebab korban adalah pamannya sendiri.

Dalam kondisi terdesak, pelakupun mengambil sebuah batu, ketika korban sudah mendekat dengan jarak sekitar dua meter langsung melemparkan batu tersebut dan tepat mengenai muka korban yang mengakibatkan korban terjatuh ke tanah dengan posisi miring.

Melihat korban terjatuh, tersangka yang sudah kalap langsung mendekatinya dan menginjak-injaknya sembari mengambil pisau yang diselipkan dipinggangnya dan langsung ditusukan kearah tubuh korban berkali-kali sampai korban meninggal dunia.

Ilustrasi penusukan
Ilustrasi penusukan (freepik.com)

Jasad korban baru ditemukan warga ke kebun ketika hari sudah terang.

Sedangkan pelaku langsung melarikan diri ke Dusun Talang Kabut Desa Tanjung Agung Kecamatan Semende Darat Ulu Kabupaten Muara Enim.

Kemudian keluarga korban, langsung melaporkan aksi pembunuhan tersebut ke Polsek Semendo.

Setelah itu, Polsek Semendo dengan dibantu tim Satreskrim Polres Muara Enim langsung melakukan penyelidikan, dan akhirnya mengetahui siapa pelakunya dan tempat persembunyiannya.

Tak ingin membuang, team alap-alap dan team Rajawali segera bergegas menuju ke tempat persembunyian pelaku dan berhasil menangkapnya tanpa perlawanan berarti.

Saat ini, tambah AKP Widhi, pihaknya juga telah mengamankan barang bukti satu buah Jaket Kulit warna Hitam, satu buah sepatu boot merk HP warna Hijau, satu buah baju kemeja Motif Batik berlengan panjang, satu buah celana dasar warna Hijau Muda,

Satu buah kain sarung warna motif Batik warna Oranye Putih, satu buah Songkok merk Kendi Mas, satu buah senter kepala merk Kiseki warna Hitam lis Merah, satu buah ikat pinggang merk Jesp warna Hitam, satu helai jaket warna Biru, satu helai celana dasar warna Abu-abu, dan satu bilah senjata tajam jenis pisau dengan panjang sekitar 30 cm bergagang besi. Atas perbuatannya, tersangka akan dikenakan pasal 338 KUHP dengan ancaman 15 tahun penjara.

Sementara itu tersangka Ahmad Juaraidi, mengakui perbuatannya yang telah membunuh pamannya sendiri yakni Abdullah alias Kabir (53) dengan menggunakan sebilah pisau.

Namun aksi tersebut terpaksa dilakukannya, karena ingin membela diri sebab korban yang terlebih dahulu mengejarnya dengan pisau untuk membunuhnya.

Namun ia berusaha menghindar dengan lari ke rumahnya.

Tetapi ternyata pamannya tetap mengejarnya sehingga ia mengambil batu dan ketika sudah dekat sekitar dua meter iapun langsung melemparkan batu yang tepat mengenai mukanya.

Melihat korban terjatuh, ia pun khilaf langsung menginjak-nginjaknya dan menusukan pisau miliknya berkali-kali.

Setelah ia tinggalkan dan pergi bersembunyi.

"Aku tidak tahu lagi beberapa kali menusuknya dan kena dimana, karena posisi hari masih gelap," kata ayah dua anak ini.

Masih dikatakan tersangka, bahwa antara dirinya dengan korban masih keluarga yakni Paman.

Namun, sejak dua tahun terakhir sepertinya selalu mencari-cari permasalahan dengannya karena ia memiliki lahan tempat lokasi wisata Camping dan parkir para pengunjung yang menginap.

Sedangkan korban memiliki juga lokasinya, namun para pengunjung banyak ke tempatnya karena ia tidak pernah menetapkan tarif kepada pengunjung wisata Danau Deduhuk.

Dari permasalahan tersebut, pamannya selalu mencari-cari masalah baik dengannya maupun keluarganya serta mengancam.

Bahkan korban pernah membacok dirinya demgan parang namun karena masih keluarga akhirnya diselesaikan secara kekeluargaan.

"Saya kalau ada korban, selalu menghindari daripada ribut. Pada malam kejadian saya tidak tahu kalu yang membuat keributan adalah korban. Setelah disenter mukanya barulah saya tahu. Saya kan bertanggungjawab dengan pengunjung jika terjadi apa-apa dilahan miliknya. Saya menyesal, karena khilaf saja," jelasnya. (SP/ARDANI)

Artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul Pagi Buta Dimarahi, Keponakan Nekat Tusuk Paman Hingga Tewas di Semendo Muara Enim, Ini Kronologinya,  dan judul Tebas Teman Menyadap Karet, Pria di Muara Enim Tak Sadar Korban Kabur Saat Siapkan Kuburan,

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved