Cerita Kriminal

Tak Menyesal, Pemuda Aniaya Teman Gara-gara Lihat Korban Malas Kerja Tapi Punya Banyak Uang & Motor

Irpan Adi Saputra (18) dianiaya rekannya bernama Jusma Abadi (18) hingga nyaris tewas. Ia dituding punya banyak uang dan motor meski malas kerja.

Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Yogi Jakarta
Thinkstock via Kompas
Irpan Adi Saputra (18) dianiaya rekannya bernama Jusma Abadi (18) hingga nyaris tewas. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Irpan Adi Saputra (18) dianiaya rekannya bernama Jusma Abadi (18) hingga nyaris tewas.

Insiden penganiayaan teman itu terjadi di lokasi pondok kebun karet milik orang tua tersangka di Desa Lingga, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim, Rabu (11/8/2021) sekitar pukul 11.00.

Pelaku merupakan warga Desa Tanjung Tiga, Kecamatan Semendo Darat Tengah (SDT), Kabupaten Muara Enim.

Irpan nyaris tewas dengan luka di sekujur tubuh berhasil kabur saat pelaku menyiapkan kuburan.

Kronologi

Jusman mengaku dendam karena Irpan terlihat malas-malasan saat bekerja menyadap karet.

Ia pun bertambah iri karena korban yang malas-malasan tetapi terlihat banyak uang dan motor.

Baca juga: Oknum Petugas Imigrasi Jaksel Diduga Aniaya Diplomat Nigeria, Ini Kata Pengamat

Hal itulah yang menjadi pemicu Jusman untuk merampok Irpan.

Sebelum membacok, Jusman melihat korban sedang membuat kopi di dalam pondok dan tersangka sedang mengasah sebilah parang.

Kemudian Irpan tiba-tiba menghentakan kakinya kelantai pondok sehingga Jusman tersinggung atas perbuatan korban.

Ilustrasi Penganiayaan
Ilustrasi Penganiayaan (TribunKaltim)

Jusman pun langsung naik ke pondok mendekati Irpan langsung mengayunkan parang ke arah korban.

"Aku idak tau keno mano bae, aku cuma ngapak bae," ujar Jusman seperti tanpa penyesalan.

Hal tersebut terungkap pada pengakuan tersangka pada saat press release yang digelar Polres Muara Enim di Mapolres Muara Enim, Senin (16/8/2021).

Baca juga: Anak Tega Aniaya Ayah Kandung, Polisi Ungkap Motif di Baliknya: Tak Mau Lihat Ibu Terus Disiksa

Setelah Irpan bersimbah darah dan terjatuh ke tanah, pelaku membuat lubang tak jauh dari pondok tujuannya untuk mengubur korban.

Tetapi pada saat ia membuat lubang ternyata tanpa sepengetahuannya korban berlari dan menyelamatkan diri.

Melihat hal tersebut, pelaku langsung membersihkan badannya di sungai dan membawa kabur satu unit sepeda motor Yamaha Vega R Nopol BG 5290 DAA dan satu unit handphone Vivo milik korban menuju tempat kontrakan kakaknya di Jalan Perintis Kelurahan Pasar II Muara Enim.

Baca juga: Mau Vaksin, Mahasiswa Korban Penganiayaan Oknum Sekuriti GBK Mengaku Diintimidasi Tak Lapor Polisi

Pelaku pun tertangkap di kontrakan kakaknya.

Sedangkan Kapolres Muara Enim AKBP Danny Sianipar SIK melalui Kabag Ops Kompol Willian Harbensyah SIK didampingi Kasat Reskrim AKP Widhi Andika Darma SIK SH, menjelaskan bahwa pelaku dan korban merupakan teman kerja sebagai penyadap karet.

Namun korban sering terlihat malas-malasan saat menyadap karet tetapi banyak memiliki barang-barang berharga sehingga membuat pelaku iri dan dendam.

Jusman pun merencanakan untuk menghabisi korban dan akhirnya dicarilah waktu yang tepat.

Kebetulan saat kejadian, korban agak kuat menghentakkan kakinya dilantai pondok, pelaku yang berada di bawah sedang mengasah parang tersinggung.

Baca juga: Ini Tampang Mardani Oknum Satpol PP Tersangka Kasus Penganiayaan Pemilik Warkop di Gowa

Tanpa basa-basi pelaku langsung membacok korban membabi buta sehingga korban mengalami luka bagian lengan kanan serta lengan kiri saat menangkis ayunan parang pelaku.

Selain itu, Irpan juga mengalami luka robek dibagian dada kiri.

Merasa nyawanya terancam Irpan melompat dari atas pondok.

Baca juga: Rebutan Pacar Berujung Penganiayaan, Gadis ABG Dikeroyok 7 Wanita Hingga Alami Ini

Namun Jusman yang telah kalap kembali mengejar dan membacok hingga mengenai bagian belakang kepala korban.

Setelah korban jatuh ke tanah pelaku kembali membacok pada bagian punggung korban.

Melihat korban terkapar bersimbah darah, pelaku mengira akan mati dan langsung berniat menghilangkan jejak dengan membuat lubang kuburan yang tak jauh dari pondok.

Tetapi pada saat pelaku membuat lubang, ternyata korban belum mati dengan sisa tenaga seadanya korban berhasil melarikan diri untuk meminta pertolongan warga dan dilarikan ke rumah sakit.

Melihat Irpan tidak ada ditempat, lanjutnya, dengan santai Jusman menuju ke sungai untuk membersihkan diri.

Kemudian jusman membawa kabur satu unit sepeda motor Yamaha Vega R Nopol BG 5290 DAA dan satu unit handphone Vivo milik korban menuju tempat kontrakan kakaknya di Jalan Perintis Kelurahan Pasar II Muara Enim.

Setelah itu, keluarga korban melaporkan kejadian tersebut, dan setelah menerima laporan langsung dilakukan penyelidikan.

Setelah itu, akhirnya diketahui tempat persembunyiannya ditempat kos-kosan kakaknya di kota Muara Enim.

Baca juga: Diduga Tagih Uang Bisnis Narkoba ke Napi, Oknum WNA Jadi Korban Penganiayaan di Lapas Sekayu

Kemudian dilakukan penangkapan, namun pada saat akan ditangkap pelaku melakukan perlawanan dan berupaya untuk kabur sehingga anggota langsung meberikan tindakan tegas dan terukur dibagian kaki kiri pelaku.

Kemudian, tambah AKP Widhi, pihaknya melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap pelaku dan ternyata pelaku adalah DPO Polsek Tanjung Agung dengan kasus pecurian kendaraan bermotor Honda Scoopy BG 2151 OL milik Andri Wijaya.

Aksi tersebut dilakukan pelaku bersama dua orang rekannya yang telah ditangkap lebih dulu dan telah menjalani hukuman.

Dari kasus tersebut, kata dia, telah diamankan barang bukti berupa satu unit sepeda motor Yamaha Vega R Nopol BG 5290 DAA, satu unit sepeda motor Honda Scoopy BG 2151 OL.

Satu bilah parang, satu lembar STNK dan satu unit handphone Vivo. Dan pelaku dikenakan pasal 365 Ayat 2 dan Pasal 363 Ayat 1 KUHP. (SP/ARDANI

Peristiwa Lain

Pria Tusuk Taman Hingga Tewas Gara-gara Dimarahi

Ilustrasi mayat.
Ilustrasi mayat. (TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas)

Ahmad Juaraidi (35) warga Dusun Rantau Dedap, Desa Segamit, Kecamatan Semendo Darat Ulu (SDU), Kabupaten Muara Enim, nekat menusuk pamannya Andullah alias Kabir (53) gara-gara sakit hati di Kabupaten Muara Enim.

"Sudah menusuk, pelaku langsung melarikan dan berhasil ditangkap dua hari kemudian," kata Kapolres Muara Enim yang diwakili Waka Polres Muara Enim Kompol Indar Marwan didampingi Kasat Reskrim AKP Widhi Andika Darma saat press release di Mapolres Muara Enim, Kamis (12/8/2021).

kejadian pembunuhan tersebut terjadi pada hari Senin tanggal 9 Agustus 2021 sekitar pukul 04.00 di Rantau Dedap, Desa Segamit, Kecamatan Semende Darat Ulu (SDU), Kabupaten Muara Enim.

Kejadian tersebut awalnya, pelaku sedang istirahat tidur kemudian terbangun karena mendengar suara orang marah-marah.

Baca juga: Sopir Truk Korban Penganiayaan di Jakut Ungkap Kata-kata Pengemudi Pajero yang Memukulinya

Karena hari masih gelap, pelakupun langsung mengambil senter kepala dan pisau untuk berjaga-jaga kemudian keluar dari rumahya.

Karena situasi masih gelap pelakupum menghidupkan lampu senter kepalanya, dan langsung mengarahkan sorotannya ke arah korban yang sedang marah- marah terhadap orang yang sedang berkemah.

Ketika lampu senternya mengenai muka korban, ia langsung marah kepada pelaku dan langsung mengejar pelaku dengan memegang sebilah pisau.

Baca juga: Korban Penganiayaan Pengemudi Pajero, Sopir Truk Ungkap Momen Mencekam:Ditodong Pistol, Dipukul Stik

Sehingga pelaku berlari ke arah rumahnya untuk menyelamatkan diri dan menghindari perkelahian sebab korban adalah pamannya sendiri.

Dalam kondisi terdesak, pelakupun mengambil sebuah batu, ketika korban sudah mendekat dengan jarak sekitar dua meter langsung melemparkan batu tersebut dan tepat mengenai muka korban yang mengakibatkan korban terjatuh ke tanah dengan posisi miring.

Melihat korban terjatuh, tersangka yang sudah kalap langsung mendekatinya dan menginjak-injaknya sembari mengambil pisau yang diselipkan dipinggangnya dan langsung ditusukan kearah tubuh korban berkali-kali sampai korban meninggal dunia.

Ilustrasi penusukan
Ilustrasi penusukan (freepik.com)

Jasad korban baru ditemukan warga ke kebun ketika hari sudah terang.

Sedangkan pelaku langsung melarikan diri ke Dusun Talang Kabut Desa Tanjung Agung Kecamatan Semende Darat Ulu Kabupaten Muara Enim.

Kemudian keluarga korban, langsung melaporkan aksi pembunuhan tersebut ke Polsek Semendo.

Setelah itu, Polsek Semendo dengan dibantu tim Satreskrim Polres Muara Enim langsung melakukan penyelidikan, dan akhirnya mengetahui siapa pelakunya dan tempat persembunyiannya.

Tak ingin membuang, team alap-alap dan team Rajawali segera bergegas menuju ke tempat persembunyian pelaku dan berhasil menangkapnya tanpa perlawanan berarti.

Saat ini, tambah AKP Widhi, pihaknya juga telah mengamankan barang bukti satu buah Jaket Kulit warna Hitam, satu buah sepatu boot merk HP warna Hijau, satu buah baju kemeja Motif Batik berlengan panjang, satu buah celana dasar warna Hijau Muda,

Satu buah kain sarung warna motif Batik warna Oranye Putih, satu buah Songkok merk Kendi Mas, satu buah senter kepala merk Kiseki warna Hitam lis Merah, satu buah ikat pinggang merk Jesp warna Hitam, satu helai jaket warna Biru, satu helai celana dasar warna Abu-abu, dan satu bilah senjata tajam jenis pisau dengan panjang sekitar 30 cm bergagang besi. Atas perbuatannya, tersangka akan dikenakan pasal 338 KUHP dengan ancaman 15 tahun penjara.

Sementara itu tersangka Ahmad Juaraidi, mengakui perbuatannya yang telah membunuh pamannya sendiri yakni Abdullah alias Kabir (53) dengan menggunakan sebilah pisau.

Namun aksi tersebut terpaksa dilakukannya, karena ingin membela diri sebab korban yang terlebih dahulu mengejarnya dengan pisau untuk membunuhnya.

Namun ia berusaha menghindar dengan lari ke rumahnya.

Tetapi ternyata pamannya tetap mengejarnya sehingga ia mengambil batu dan ketika sudah dekat sekitar dua meter iapun langsung melemparkan batu yang tepat mengenai mukanya.

Melihat korban terjatuh, ia pun khilaf langsung menginjak-nginjaknya dan menusukan pisau miliknya berkali-kali.

Setelah ia tinggalkan dan pergi bersembunyi.

"Aku tidak tahu lagi beberapa kali menusuknya dan kena dimana, karena posisi hari masih gelap," kata ayah dua anak ini.

Masih dikatakan tersangka, bahwa antara dirinya dengan korban masih keluarga yakni Paman.

Namun, sejak dua tahun terakhir sepertinya selalu mencari-cari permasalahan dengannya karena ia memiliki lahan tempat lokasi wisata Camping dan parkir para pengunjung yang menginap.

Sedangkan korban memiliki juga lokasinya, namun para pengunjung banyak ke tempatnya karena ia tidak pernah menetapkan tarif kepada pengunjung wisata Danau Deduhuk.

Dari permasalahan tersebut, pamannya selalu mencari-cari masalah baik dengannya maupun keluarganya serta mengancam.

Bahkan korban pernah membacok dirinya demgan parang namun karena masih keluarga akhirnya diselesaikan secara kekeluargaan.

"Saya kalau ada korban, selalu menghindari daripada ribut. Pada malam kejadian saya tidak tahu kalu yang membuat keributan adalah korban. Setelah disenter mukanya barulah saya tahu. Saya kan bertanggungjawab dengan pengunjung jika terjadi apa-apa dilahan miliknya. Saya menyesal, karena khilaf saja," jelasnya. (SP/ARDANI)

Artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul Pagi Buta Dimarahi, Keponakan Nekat Tusuk Paman Hingga Tewas di Semendo Muara Enim, Ini Kronologinya,  dan judul Tebas Teman Menyadap Karet, Pria di Muara Enim Tak Sadar Korban Kabur Saat Siapkan Kuburan,

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved