Antisipasi Virus Corona di Tangsel

Ombudsman Semprot RSU Tangsel Soal Rekayasa Form Screening Covid-19: Ini Sangat Berbahaya

Ombudsman bereaksi keras atas kasus rekayasa form screening atau formulir penyelidikan epidemiologi (PE) pada seorang pasien bersalin di RSU Tangsel

Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Wahyu Septiana
TribunJakarta.com/Jaisy Rahman Tohir
RSU Tangsel, Pamulang - Ombudsman bereaksi keras atas kasus rekayasa form screening atau formulir penyelidikan epidemiologi (PE) pada seorang pasien bersalin di RSU Tangsel 

Mulanya, seorang suami berinisial AM, membawa istrinya untuk bersalin di RSU Tangsel, pada Rabu (18/8/2021).

Namun, saat AM mengurus pendaftaran, ia melihat ada satu berkas yang sudah terisi.

Baca juga: RSU Tangsel Akui Merekayasa Form Screening Seorang Pasien Bersalin Sesuai Kriteria Covid-19 

Formulir screening Covid-19 atas nama istrinya sudah tercentang bahwa kondisinya sedang demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, sesak napas dan sakit kepala.

"Kita melihat dan pelajari berkasnya ini kok ditulis diceklis sama mereka," kata AM saat dikonfirmasi.

Sang istri merasa belum ditanyakan tentang penyakit-penyakit seperti tertulis pada formulir itu.

Namun saat itu, pihak RSU menganggap pengisian formulir hanya formalitas saja.

"Saya tanyakan sama istri,sudah ditanyakan belum, katanya belum'. Saya tanyakan ke bidan kenapa diceklis suhu 38 derajat, apakah sudah mengukur? 'Ini formalitas aja' katanya," jelas AM.

AM khawatir dengan merekayasa screening, istrinya dicap menderita Covid-19 walaupun kenyataannya tidak . 

"Kita kan nggak mau dicovidkan, takutnya. Akhirnya jam tiga itu dia lakukan tes dan jam empatnya ngasih kabar bahwa istri kita baik-baik saja enggak covid. Intinya khawatir dicovidkan," kata AM.

Fasad gedung RSU Tangsel, Pamulang, Kamis (3/9/2020).
Fasad gedung RSU Tangsel, Pamulang, Kamis (3/9/2020). (TribunJakarta.com/Jaisy Rahman Tohir)

AM menceritakan bahwa pihak RSU sudah mengakui kesalahannya atas pengisian form PE.

Bagi AM, yang penting istrinya tidak dilabeli terpapar Covid-19 karena rekayasa.

"Saya cuma mempertahankan status istri saya nggak covid.

Karena sebelah-sebelahnya udah covid juga. Iya satu ruangan Covid-19."

"Dari awal kita ditanyain 'Pak Bapak bersedia ya, itu covid lo sebelahnya. Ya kalau kita terima saja kalau memang terpapar beneran. Kita lihat di situ banyak keluarganya, sanak familinya datang, ya lebih dari enam orang lah. Lho kok kena covid enggak disterilisasi," papar AM.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved