Sudah Jadi Anak Buah Jenderal Andika, Tentara Ini Tak Malu Bantu Bapaknya Jualan Bakso
Meski sudah menjadi anak buah KSAD Jenderal Andika Perkasa, sosok tentara yang satu ini tak malu membantu bapaknya berjualan bakso.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Yogi Jakarta
TRIBUNJAKARTA.COM - Meski sudah menjadi anak buah KSAD Jenderal Andika Perkasa, sosok tentara yang satu ini tak malu membantu bapaknya berjualan bakso.
Hal itu dilakukan Serda Dodi Wardiono tiap kali dia pulang ke kampung halaman di Kalimantan.
Serda Dodi yang berasal dari keluarga sederhana sudah menjadi prajurit TNI AD sejak tahun 2016 ketika dirinya mengikuti pendidikan sekolah bintara TNI AD.
Sejak awal lulus hingga saat ini, Serda Dodi bertugas di Jakarta menjadi bagian dari tim Dinas Penerangan Angkatan Darat (Dispenad).
Tugas Serda Dodi adalah mendokumentasikan setiap kegiatan yang dilakukan jajaran TNI AD.
Baca juga: Cerita Tukang Bakso Kebingungan Temukan Anaknya Saat Kelulusan TNI AD: Mukanya Loreng Semua
Termasuk, meliput kegiatan dari Jenderal Andika.
Serda Dodi juga mengaku sudah mengunjungi banyak tempat di tanah air seiring dengan tugasnya di Dispenad ini.
"Yang paling berkesan selain bisa belajar foto, kamera, yakni pengalaman, bisa keluar daerah.

Karena enggak semua prajurit bisa bisa keliling wilayah," tutur Serda Dodi seperti dilansir TribunJakarta.com dari Youtube TNI AD, Rabu (25/8/2021).
Tak Malu Bantu Orangtua
Sejak berdinas di TNI, Serda Dodi tak bisa sering menengok orangtuanya di kampung halaman.
Paling hanya satu atau dua kali saja setiap tahunnya dia pulang ke kampung halaman.
Ketika pulang kampung, Serda Dodi masih menyempatkan diri membantu bapaknya berjualan bakso.
Keluarga Serda Dodi mengontrak sebuah warung untuk mereka berjualan bakso setiap harinya.
Baca juga: Dinas di Mabes AD, Serda Dodi Saban Pulang Bantu Ayah Jualan Bakso: Ngapain Malu?
Serda Dodi juga ternyata pandai meracik bakso yang akan diberikannya kepada para pelanggan.
"Ngapain malu (bantu dagang bakso) kan emang dari dasarnya dagang bakso.
Dari dagang bakso ini bisa jadi tentara kan alhamdulilah," kata Dodi.
Ayah Dodi, Juminto yang sudah 12 tahun ini berjualan bakso mengakui b bahwa anaknya sejak kecil memang sudah rajin membantunya berjualan.

"Dari SD dia sudah bantu dagang, pas pulang sekolah," kata Juminto.
Perjuangan Serda Dodi membuat sang ayah, Juminto begitu bangga kepadanya.
"Saya tukang bakso, anak saya jadi (TNI AD), saya bangga sekali," tuturnya.
Bahkan, saat Dodi dinyatakan lulus pendidikan TNI, Juminto langsung menggelar syukuran di rumahnya hingga menanggap gamelan dan mengundang para tetangga.
"Sampai di kampung itu syukuran, saya juga kaget, disuruh pulang, pas kebetulan itu acaranya," kata Serda Dodi mengingat kebanggaan sang ayah akan dirinya.
Juminto mengakui bahwa menjadi seorang prajurit TNI adalah cita-cita sang anak sejak kecil.
Baca juga: Gigihnya Perjuangan Anak Tukang Bakso Demi Masuk TNI, 6 Kali Gagal Akhirnya Berhasil Jadi Tentara
"Dari usia 7 tahun anak saya mau jadi tentara," kata Juminto.
Untuk mewujudkan mimpinya itu, kata Juminto, sang anak rutin menggenjot latihan fisik setiap harinya.
"Sehari dua kali lari, pagi sama sore. Memang yang dikejar itu olahraga," ucapnya.
Kendati begitu, awalnya Juminto meragukan jika anaknya bisa menjadi seorang TNI.

Bukan karena masalah fisik dan kemampuan sang anak, meelainkan di pikirannya, jika ingin menjadi seorang prajurit TNI harus mengeluarkan biaya besar.
"Katanya kan masuk tentara perlu biaya besar, saya gamampu bayar.
Ternyata itu bohong, ternyata jadi tentara enggak pakai biaya," kata Juminto yang nyatanya sang anak sukses menjadi seorang prajurit TNI AD tanpa mengeluarkan uang sepeserpun.
Kendati harus berpisah jauh dengan sang anak yang berdinas di Jakarta, Juminto tak pernah lupa mendoakan untuk kehidupan buah hatinya.
Ingin Angkat Drajat Keluarga
Dodi mengaku sejak kecil memang ingin bercita-cita menjadi seorang TNI.
Baca juga: Cerita Tukang Bakso Kebingungan Temukan Anaknya Saat Kelulusan TNI AD: Mukanya Loreng Semua
Alasan utamanya, dia ingin mengangkat drajat hidup keluarganya yang berjualan bakso.
"Orangtua kan ekonomi rata-rata, disitu saya niatin mau masuk Aangkatan Darat agar bisa meningkatkan taraf hidup keluarga," ujar Dodi.
Dodi menjelaskan dirinya hanya bermodalkan kerja keras dan doa dari orangtua ketika mengikuti tes TNI AD.
"Saya kan modal nekat aja dengan niat.

Saya bilang ke orangtua biar saya jalan sendiri, cukup dengan doa dan usaha, alhamdulilah terkabul berkat doa orangtua," kata dia.
Perjuangan Serda Dodi Wardiono demi mewujudkan impiannya menjadi seorang prajurit TNI AD sungguh tak mudah.
Dirinya bahkan sudah enam kali gagal sebelum akhirnya berhasil dan diterima sebagai prajurit TNI AD.
"Setiap ada pembukaan saya daftar.
Sampai tujuh kali lah saya daftar tapi enggak cuma Angkatan Darat doang, akhirnya yang ketujuh baru lolos," tutur Dodi.