Skandal Oknum KPI Pusat
8 Tahun Dibully dan Dilecehkan Rekan Kerja di KPI, Korban Trauma: Tolong Pak Jokowi, Saya Tak Kuat!
Seorang pria, karyawan KPI Pusat berinisial MS mengaku menjadi korban perundungan dan pelecehan seksual delapan orang rekan kerjanya.
Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Yogi Jakarta
Semua bullying dan pelecehan itu membuat MS mengalami trauma dan stres berat.
Namun dia memilih tetap bertahan di KPI karena harus mencari nafkah untuk orangtua, istri, dan anaknya.
“Kadang di tengah malam, saya teriak teriak sendiri seperti orang gila.
Penelanjangan dan pelecehan itu begitu membekas, saya tak sama lagi usai kejadian itu, rasanya saya tidak ada harganya lagi sebagai manusia, sebagai pria, sebagai suami, sebagai kepala rumah tangga.
Mereka berhasil meruntuhkan kepercayaan diri saya sebagai manusia,” tuturnya.
Baca juga: Beredar Pesan Dugaan Pelecehan Seksual Oknum Pegawai KPI Pusat, Korban Ngadu ke Komnas HAM
MS menambahkan, pada 2016, karena stres berkepanjangan, dia jadi mudah jatuh sakit. Penyebabnya adalah kondisi mental yang tak stabil.
“8 Juli 2017, saya ke Rumah Sakit PELNI untuk Endoskopi.
Hasilnya: saya mengalami Hipersekresi Cairan Lambung akibat trauma dan stres,” kenangnya.
Tahun itu juga, MS mengaku pernah mengadu ke Komnas HAM melalui email.
Namun pada 19 September 2017, Komnas HAM membalas email dan menyatakan bahwa apa yang dialaminya sebagai kejahatan.
Baca juga: PSI Sebut Anggaran Rp 60 Miliar Per Tahun untuk KPI Pemborosan Uang Rakyat
Komnas HAM juga menyarankan MS untuk melapor ke polisi.
Namun, baru pada 2019, MS melakukan upaya pelaporan ke Polsek Gambir.
“Tapi petugas malah bilang, lebih baik adukan dulu saja ke atasan. Biarkan internal kantor yang menyelesaikan," tulisnya.
Akhirnya MS mengadukan para pelaku ke atasan sambil menangis.
Pengaduan ini berbuah dengan dipindahkannya dia ke ruangan lain yang dianggap ditempati oleh orang orang yang lembut dan tak kasar,"