Skandal Oknum KPI Pusat

8 Tahun Dibully dan Dilecehkan Rekan Kerja di KPI, Korban Trauma: Tolong Pak Jokowi, Saya Tak Kuat!

Seorang pria, karyawan KPI Pusat berinisial MS mengaku menjadi korban perundungan dan pelecehan seksual delapan orang rekan kerjanya.

Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Yogi Jakarta
Komisi Penyiaran Indonesia
Logo Komisi Penyiaran Indonesia. 

“Sejak pengaduan itu, para pelaku mencibir saya sebagai manusia lemah dan si pengadu.

Tapi mereka sama sekali tak disanksi dan akhirnya masih menindas saya dengan kalimat lebih kotor.

Bahkan pernah tas saya di lempar keluar ruangan, kursi saya dikeluarkan dan ditulisi "Bangku ini tidak ada orangnya".

Perundungan itu terjadi selama bertahun tahun dan lingkungan kerja seolah tidak kaget. Para pelaku sama sekali tak tersentuh,” bebernya.

Baca juga: Batasi Waktu Putar 42 Lagu di Radio, PSI: Kalau Tak Bermanfaat Bubarkan Saja KPI

Pada 2020, MS yang tak tahan terus dirundung, kembali ke Polsek Gambir untuk membuat laporan polisi.

Tapi di kantor polisi, petugas tidak menganggap ceritanya sebagai sesuatu yang serius dan malah meminta nomor orang yang melecehkan sehingga polisi bisa menelepon mereka.

“Saya ingin penyelesaian hukum, makanya saya lapor polisi. Tapi kenapa laporan saya tidak di-BAP? Kenapa pelaku tak diperiksa?

Kenapa penderitaan saya diremehkan? Bukankah seorang pria juga mungkin jadi korban perundungan dan pelecehan seksual?

Saya tidak ingin mediasi atau penyelesaian kekeluargaan.

Saya takut jadi korban balas dendam mereka, terlebih kami berada dalam satu kantor yang membuat posisi saya rentan,” tulisnya.

Baca juga: Walau Pemeran Zahra Sudah Diganti, KPI Putuskan Sinetron Zahra Kini Dihentikan Sementara

MS yang mengaku sudah tak kuat menjadi korban bully dan pelecehan, tak bisa berbuat apa-apa termasuk keluar dari KPI Pusat.

Pasalnya ia masih harus menghidupi seluruh keluarganya.

“Saya tidak kuat bekerja di KPI Pusat jika kondisinya begini.

Saya berpikir untuk resign, tapi sekarang sedang pandemi Covid-19, dimana mencari uang adalah sesuatu yang sulit.

Lagi pula, kenapa saya yang harus keluar dari KPI Pusat? Bukankah saya korban?

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved