Gaya Bak Pembunuhan Berencana Dalam Adegan Film, Aksi Pengacara di Bekasi Malah Berujung Miris
Keluarga Dodi Sutriadi (57), warga Jalan Mawar Indah, Perumahan Harapan Indah, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi nyaris jadi korban pembunuhan
Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar
TRIBUNJAKARTA.COM, MEDAN SATRIA - Keluarga Dodi Sutriadi (57), warga Jalan Mawar Indah, Perumahan Harapan Indah, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi nyaris jadi korban pembunuhan berencana, Jumat (10/9/2021).
Dalang dari aksi percobaan pembunuhan ini ialah AJ, dia merupakan sahat karib Tommy, putra tertua Dodi.
Pada saat malam kejadian, di rumah terdapat lima anggota keluarga yaitu Dodi, istrinya, Tommy dan istrinya serta anak bungsu bernama Edo.
Dodi sangat yakin, apa yang dilakukan AJ bersama lima orang temannya malam itu untuk percobaan pembunuhan.
"Mereka semua sudah menyiapkan peralatan seperti kayak orang mau membunuh saja, pake sarung tangan, ada 1 orang yang pake jaket merah itu sudah ada psitol di sini (pinggang)," kata Dodi.
Gaya Bak Pembunuhan Berencana
Alasan Dodi menuduh AJ dan lima temannya hendak melakukan pembunuhan berencana tidak lain karena persenjataan yang sudah disiapkan.
Sebagai rincian, peralatan yang dibawa diantaranya dua bilah golok, dua alat setrum, dua pucuk senjata api, serta tujuh butir selongsong.
Kemudian mereka juga membawa dua ikat tambang, empat buah borgol, dua buah lakban hitam, satu buah double tip, enam pasang sarun tangan karet dan tiga botol semprotan (cabai) mata.
Baca juga: Pura-pura Bayar Hutang, Pengacara di Bekasi Malah Serang Korban dengan Cairan Cabai dan Alat Setrum
Seluruh peralatan itu dibawa di dalam sebuah tas, beruntung kejadian fatal tidak sampai merenggut nyawa korban.
"Uang itu tidak diperlihatkan, karena di CCTV enggak kelihatan, nah tas itu yang dibawa AJ ternyata isinya senjata yah," kata Dodi.
Kelimanya datang menggunakan mobil Honda Jazz, menurut Dodi, kendaraan tersebut menggunakan nomor plat palsu yang sengaja dipasang untuk menghilangkan jejak.
"Ternyata mobil yang dipakai sama mereka mobil teman pacarnya, nomor platnya sudah diganti yang kode belakangnya RFD," ucap Dodi.
"Jadi informasi dari anak saya (Tommy) si AJ ini sudah nyiapin plat nomor palsu, dia pinjam mobil lalu nomor platnya diganti karena kalau ada apa-apa nanti dia copot lagi," ucapnya.
Di dalam mobil, barang-barang lain juga ditemukan yang diduga berkaitan dengan aksi pembunuhan berencana tersebut.

"Dari mobil itu juga ditemukan barang-barang bukti ada minuman (miras) dua, ada tangga, tangga itu kemungkinan ditunjukkan untuk mencopot CCTV," jelas dia.
Sempat Pelajari Situasi Rumah Sebelum Beraksi
Sebelum malam petaka tiba, AJ yang merupakan sahabat karib Tommy sempat berkunjung ke rumah sekitar satu minggu lalu.
Kedatang AJ waktu itu, membicarakan perihal utang dana investasi Rp970 juta. Tapi gelagatnya agak aneh dengan menayakan soal sistem CCTV rumah.
Sebagai informasi, AJ diketahui menjalankan bisnis jual beli tanah. Tommy kemudian diajak untuk melakukan investasi ke bisnis tersebut.
Namun, dana investasi hampir satu miliar itu tak kunjung jelas peruntukannya. Tommy kemudian meminta agar AJ mengembalikan uangnya.
Tommy yang menerima kedatangan AJ belum merasa curiga, termasuk ketika pelaku menanyakan detail sistem CCTV rumah.
Baca juga: Sudah Dipinjami Uang Rp 900 Juta, Pria di Bekasi Malah Ajak 5 Orang Coba Habisi Sahabatnya Sendiri
"Jadi seminggu yang lalu, si AJ ini datang ke rumah. menjanjikan Minggu depan mau bayar, tapi masuk kedalam kondisinya ngeliat-ngeliat CCTV ada dimana dan sebagainya," ucapnya.
"Seperti melihat kondisi rumahnya gimana, CCTV ada berapa, terus recordernya ada dimana dan sebagainya, sempat anak saya kasi tau CCTVnya ada dimana, terus recorder ada di kamar," tambahnya.
Eksekusi Gagal
Dari informasi yang didapat, keenam pelaku sebelum beraksi mematangkan rencana dengan berkumpul di salah satu rumah makan cepat saji kawasan Harapan Indah.
Mereka menuju ke rumah sudah cukup larut malam, antara pukul 22.00 hingga 23.00 WIB. Sebelumnya, Tommy sudah berkontak dengan AJ yang janji mau membayar utang Rp970 juta secara tunai malam itu.
AJ berdalih, pembayaran utang senilai hampir satu miliar perlu ada saksi.
Ia kemudian memberitahukan ke Tommy agar menyiapkan saksi dan dia mengaku sudah membawa teman-temannya untuk menjadi saksi pula.
Tommy lantas meminta istri dan adiknya Edo mendampingi untuk menjadi saksi, orangtua mereka Dodi, malam itu sudah terlelap di kamar bersama sang istri.
AJ pun datang, memarkirkan kendaraan masuk ke dalam gerbang. Tommy lalu mempersilakan mereka masuk di ruang tamu.
Di ruangan tersebut, sudah terdapat istri Tommy yang sedang hamil, adiknya Edo. Mereka sempat berbincang sebentar untuk sekedar basa-basi.
AJ, dalang kejahatan sudah membawa tas berisi persenjataan, dia berpura-pura kepada Tommy tas tersebut berisi uang.

Setelah berbincang basa-basi, tiba-tiba Tommy dan Edo disemprot cairan cabai tepat di bagian mata. Situasi langsung berubah mencekam.
Istri Tommy yang sedang hamil langsung di bekap oleh seorang pelaku, kepalanya dibenamkan ke sofa sambil badannya disetrum menggunakan alat yang mereka bawa.
Sedangkan posisi Tommy, dia sudah dipiting oleh seorang pelaku setelah matanya disemprot cairan cabai.
Lalu satu pelaku lain mengeluarkan sebilah pisau golok, diarahkan ke perut Tommy. Beruntung serangan itu dapat ditangkis.
Tommy berusaha melawan menahan serangan menggunakan lengannya, alhasil, tangannya mengalami luka tusuk cukup parah.
Sedangkan Edo yang tadi sempat disemprot cairan cabai berusaha lari ke arah kamar orangtuanya, beberapa dari pelaku sempat mengejar.
Orangtua yang mendengar kegaduhan lalu bangun, pelaku sempat mengarahkan alat setrum hingga mengenai istri Dodi yang berusaha melindungi Edo.
"Di kamar berlima kayak bergelut yang satu (pelaku) ini bawa kejut listrik, bahkan istri saya ini juga sempat kena," kata Dodi.
Baca juga: Pengacara Berkomplot Habisi Satu Keluarga di Bekasi Jumat Malam, Berakhir Apes Pakaiannya Dilucuti
Dodi yang melihat kekacauan di rumahnya berusaha tenang, dia bahkan meminta agar para pelaku menghentikan niat jahat mereka.
"Setelah itu saya keluar kamar, karena kan saya nggak ngerti apa-apa ni, lalu lihat anak saya Tommy sudah terluka," ucap Dodi.
Momen itu, Dodi berusaha meyakinkan AJ yang sudah kenal dekat sejak lama, agar tidak bertindak jahat.
"Terus saya bilang (ke AJ), kok kamu kayak gini kita kan kenal kayak saudara, udah mending kamu pulang, saya bilang begitu," ucapnya.
Beruntung nasihatnya masih didengar, niat jahat yang merasuki AJ dan teman-temannya perlahan luntur.
Mereka kemudian balik kanan, Dodi yang merasa telah dirugikan dengan aksi nekat AJ dan teman-teman tidak tinggal diam.
Sambil menunggu momem yang tepat, Dodi dan keluarganya tetap tenang sambil menunggu para pelaku masuk mobil dan angkat kaki dari rumahnya.
"Untungnya dia (pelaku) nurut. Tapi saya bilang, ni orang harus di laporkan ke polisi ni, tapi kalo saya teriak sekarang, bahaya," tuturnya Dodi.
Dodi yang dari tadi menahan diri mengunci pintu gerbang rumah usai kendaraan pelaku keluar, dari situ mereka langsung diteriaki maling dan mengundang warga setempat.
"Mereka semua masuk mobil, saya tutup pintu pagar langsung saya teriak maling maling. Artinya saya menganggap kalau mereka gimana-gimana di luar, kalo di sini (dalam rumah) saya takut malah melakukan penganiayaan lebih berat," jelas dia.
Baca juga: Pengacara Dalangi Pembunuhan Sahabat dan Keluarganya di Bekasi, Duit Investasi Habis Buat Foya-foya
Ditangkap Warga, Pakaian Dilucuti
Warga yang mendengar teriakan Dodi ramai keluar rumah, satpam perumahan bertindak cepat dengan menutup akses keluar.
Keenam pelaku terjebak, warga yang sudah ramai kemudian meminta mereka keluar mobil. Pakaian mereka dilucuti dan diamankan di pos keamanan.
"Mereka bawa mobil, warga sudah keluar, sempat dihajar massa, itu kan ditutup warga cuma warga dalam, tapi warga diluar jalanan sudah mulai banyak tuh orang," kata Dodi.
Kasus ini selanjutnya ditangani Polsek Medan Satria Polres Metro Bekasi Kota, Kapolsek Kompol Agus Rohmat mengatakan, pihaknya masih melakukan pendalaman.
Pelaku dalam kejadian ini berjumlah enam orang yakni, AJ, BP, S, E, OS dan MA. Keenamnya ditahan di mapolsek untuk pemeriksa lebih lanjut.
"Sedang kita dalam semua pelaku mengarah ke tersangka," kata Agus.