Mendarat di Ladang Jagung dan Cemas Ada Ular, Cerita Lucu Tentara AS Terjun Payung di Indonesia

Cerita lucu dan pengalaman baru dirasakan para tentara Amerika Serikat yang melakukan terjun payung di Baturaja, Sumatera Selatan.

Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Yogi Jakarta
Youtube TNI AD
Charile Company 2325 Assistant Commander, First Sergeant M Stroud, salah satu militer US Army yang ikut dalam Latma Garuda Shield-15/2021 di Baturaja, Sumatera Selatan. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Cerita lucu dan pengalaman baru dirasakan para tentara Amerika Serikat yang melakukan terjun payung di Baturaja, Sumatera Selatan.

Mereka tergabung dalam Latihan Bersama (Latma) Garuda Shield-15/2021 yang melibatkan TNI Angkatan Darat dan US Army.

Salah satu kesatuan yang tergabung dalam Latma Garuda Shield-15/2021 ini adalah dari tim penerjun Amerika Serikat.

Sebelum ke Baturaja, mereka melakukan latihan bersama dengan prajurit Garuda Airborne di North Carolina, Amerika Serikat.

Kini, giliran mereka yang mengunjungi Puslatpur TNI AD di Baturaja, Sumatera Selatan.

Baca juga: Dipercayakan Jenderal Andika Timba Ilmu di AS, Lettu Helda Janji Jaga Kebanggaan dan Kepercayaan TNI

Mereka pun merasakan sensasinya terjun payung di Indonesia.

Charile Company 2325 Assistant Commander, First Sergeant M Stroud mengatakan pemandangan di Baturaja begitu indah, mulai dari pegunungan dan sungai yang terlihat dari ketinggian.

"Ini suatu yang hebat dapat memiliki pengalaman baru tentang wilayah penerjunan.

Charile Company 2325 Assistant Commander, First Sergeant M Stroud
Charile Company 2325 Assistant Commander, First Sergeant M Stroud (Youtube TNI AD)

Sehingga kami dapat mempersiapkan prajuritmu dan melatih mereka lebih baik lagi," ujar Stroud dilansir dari Youtube TNI AD, Rabu (15/9/2021).

"Saya sangat menikmati terjun di wilayah Baturaja," sambung dia.

Namun ada cerita lucu saat Stroud mendarat.

Dia mendarat di area ladang jagung yang berada di sekitar tempat latihan.

"Saya mendarat di ladang jagung.

Kemudian sebagian dari ladang jagung ikut masuk (ke peralatan)," tuturnya.

Baca juga: Anak Buah Jenderal Andika Terjun Payung di Dua Benua, Sensasi Lebih Menantang Dirasakan di Amerika

Selain itu, dirinya juga menghkawatirkan keberadaan ular yang kemungkinan hidup di area sekitar tempat mereka mendarat.

"Saya tumbuh di california saya tidak begitu takut ular.

Namun saya mau memastikan apabila seorang penerjun payung mendarat di daraan dan dia terluka, dia bisa mengerti meminta tolong," paparnya.

Satu lagi yang disebutnya sebagai tantangan tersendiri bagi para tentara AS ini adalah faktor cuaca yang disebutnya begitu panas.

Momen keakraban TNI AD dan US Army yang tergabung dalam Latma Garuda Shield-15/2021 di Baturaja, Sumatera Selatan.
Momen keakraban TNI AD dan US Army yang tergabung dalam Latma Garuda Shield-15/2021 di Baturaja, Sumatera Selatan. (Youtube TNI AD)

Kendati markas latihan mereka di negaranya juga panas, namun tak ada apa-apanya dibandingkan dengan suhu udara di Baturaja.

"Tingkat kelembapan dan panasnya adalah sebuah tantangan," kata dia.

Cerita Prajurit TNI AD Terjun Payung di AS

Sebelum militer AS terjun payung di Indonesia, prajurit TNI AD lebih dahulu menjajal kemampuan terjun payung di negeri Paman Sam itu.

Satu diantara prajurit TNI AD yang beruntung diutus langsung oleh KSAD Jenderal Andika Perkasa itu adalah Lettu Inf Helda P Setiawan.

Lettu Helda tergabung dalam 100 prajurit Garuda Airborne yang berlatih terjun dengan tentara AS.

Baca juga: Kisah Letda Rizky Satu dari 16 Kowad Jebolan Akmil, Perwira TNI AD yang Ditugaskan Jabat Danton

Lettu Helda mengakui sensasi terjun payung saat dia mengikuti Garuda Airborne di Amerika Serikat itu lebih menantang.

Hal itu dari persiapan penerjunan yang dilakukannya.

Pasalnya, saat masuk ke dalam pesawat, dia belum mengenakan perlengkapan penerjun.

Berbeda dengan yang dilakukannya selama di Indonesia, dimana dia sudah harus mengenakan perlengkapan terjun sebelum naik ke pesawat.

Para prajurit TNI AD yang tergabung dalam Garuda Airborne saat melakukan terjun payung. Prajurit pilihan ini bisa merasakan sensai terjun payung di dua benua berbeda.
Para prajurit TNI AD yang tergabung dalam Garuda Airborne saat melakukan terjun payung. Prajurit pilihan ini bisa merasakan sensai terjun payung di dua benua berbeda. (Youtube TNI AD)

"Kami masuk tidak langsung pakai parasut, kami duduk biasa seperti penumpang pesawat biasa," kata Lettu Helda dilansir dari Youtube TNI AD, Rabu (15/9/2021).

"Sekitar 1,5 jam sebelum penerjunan barulah saya pakai parasut," kata Lettu Helda.

Menurutnya, hal itu jauh lebih mendebarkan ketimbang sudah mengenakan persiapan sejak sebelum naik ke pesawat.

"Disitulah sensasinya karena ada guncangan.

Karena di Indonbesia saya pakai parasut di lapangan atau di bandara, tapi ini di pesawat.

Dengan kondisi pesawat yang tidak stabil dan penuh guncangan, itu sensasinya.

Baca juga: Dulu Cuma Bisa Bayangkan Jadi Perwira, Letda Sofyan Nangis Haru Dilantik Jenderal Andika Perkasa

Ini jadi pengalaman saya," jelas Helda.

Lettu Helda awalnya mengaku tak tahu bahwa dirinya terpilih untuk mengikuti kegiatan Garuda Airborne di Amerika Serikat ini.

"Awalnya saya disuruh tes Bahasa Inggris.

Setelah beberapa bulan kemudian munculah surat perintah kami mewakili Kodam Hasanuddin untuk mengikuti Garuda Airborne," ujar Lettu Helda dilansir TribunJakarta.com dari Youtube TNI AD, Selasa (14/9/2021).

Sebelum diberangkatkan ke Fort Bragg, North Carolina, Amerika Serikat, Letdu Helda lebih dulu digembleng di Markas Kostrad, Cilodong, Depok, Jawa Barat.

Di sana dia dilatih mengenai teknik dasar penerjunan.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved