Curhat Hidup Pahit, Tukang Jamu Langsung Rasakan Manis Saat Diborong Pria Misterius Asal Majalengka
Tak sengaja curhat mengenai hidupnya yang selama ini pahit, seorang tukang jamu langsung merasakan manis saat dagangannya diborong.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Yogi Jakarta
TRIBUNJAKARTA.COM - Tak sengaja curhat mengenai hidupnya yang selama ini pahit, seorang tukang jamu langsung merasakan manis saat dagangannya diborong dan diberikan uang oleh sosok pria misterius yang mengaku berasal dari Majalengka, Jawa Barat.
Awalnya, tukang jamu yang sedang berjalan di pinggir jalan itu mendapatkan pelanggan dari seseorang yang menaiki mobil Pajero warna hitam.
Pria itu kemudian memesan segelas jamu beras kencur sambil bertanya mengenai pendapatan sang tukang jamu setiap harinya.
"Sehari paling Rp 100 ribu.
Kalau sepi Rp 50," ujar si tukang jamu itu.
Baca juga: Perjuangan Ibu Demi Keluarga Saat Suami Sakit: Sebelum Subuh Panggul Ikan, Siangnya Pikul Kayu Bakar
Kepada sang pembeli yang mengaku berasal dari Majalengka, si penjual jamu yang berasal dari Wonogiri, Jawa Tengah ini menyebut sudah selama 30 tahun berjualan jamu gendong di wilayah Cilamaya, Karawang, Jawa Barat.
"Suami saya di kampung. dia bertani jagung panennya setahun sekali," ujar si penjual jamu.
Sambil memegang gelas jamu yang mau diminumnya, pembeli yang mengaku bernama Haji Udin dari Majalengka itu tak sungkan mengajak bercanda sang penjual jamu.

"Kalau jamu anti bokek (gapunya uang) ada ga?," tanyanya.
"Ya enggak ada," jawab sang penjual.
"Kalau jamu anti koredas ada ga?," tanya lagi sang pembeli.
Melihat si penjual jamu yang seperti kebingungan, pembeli itu pun menjelaskan maksud dari koredas.
"Koredas itu anak buahnya corona.
Pertama corona, karena corona ayu (penjual jamu) gabisa jualan makanya ayu gapunya duit.
Baca juga: Jangankan Meminta, Dikasih Uang Cuma-cuma Saja Lansia Penjual Pengki Ini Menolaknya: Engga Usah
Gapunya duit itu namanya koredas," ujarnya sambil tertawa
Curhat Hidup Pahit
Saat meminum jamu, pembeli itu tak mau dicampur dengan jahe yang manis.
"Minum jamu kok pakai manis.

Jamu itu yang bagus pahitnya.
Kalau enggak pahit bukan jamu, itu gula kopi," paparnya.
Namun saat ditawarkan apakah mau ditambahkan pahitan, pembeli yang mengaku asal Majalengka itu menolaknya.
Dia malah berkelakar bahwa hidupnya sudah pernah merasakan banyak kepahitan.
"Hidup saya sudah lama pahit, tinggal manisnya," kata dia.
Mendengar hal itu, si penjual jamu itu juga ikutan curhat.
"Kalau saya masih pahit terus, enggak manis-manis," curhatnya.
Baca juga: Kang Dedi Minta Lansia Tak Usah Kerja di Penambangan, Kasih Rp 1,5 Juta: Bapak Di Rumah Aja
Curhatan itu rupanya membuat pembeli bermobil langsung mengeluarkan beberapa lembar uang ratusan untuk diberikan kepada si penjual jamu.
"Sekarang dapat yang manis," ucap si pembeli.
Sementara itu, ibu penjual jamu gendong tampak tak percaya.
Dia yang tadinya berjongkok di depan bakul jamu jualannya pun langsung berdiri dan menanyakan siapakah sosok pembeli itu.
Baca juga: Kemarin Tolak Rp2 Juta di Jalan, Kini Mama Muda Sumringah Dipanggil Kang Dedi: Langsung Minta Foto
"Terimakasih ya, bapak darimana," tanya si penjual jamu.
"Saya Haji Udin dari Majalengka," jawab pembeli bermobil itu.
Kepada si penjual jamu, pembeli itu mengaku berasal dari Desa Pajajar, Majalengka.
"Disana Haji Udin pada tahu semua," kata pria itu.
Sosok Sebenarnya Haji Udin Asal Majalengka
Tentunya si Haji Udin asal Majalengka itu bukanlah orang sembarangan.
Dia adalah Anggota DPR RI yang juga mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi.
Dalam setiap membantu orang yang ditemuinya, Kang Dedi selalu mengaku sebagai Haji Udin yang berasal dari Majalengka.

Momen Kang Dedi membantu ibu penjual jamu itu tayang di Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel pada Rabu (16/9/2021).
Dalam tayangan itu, sebelum pergi meninggalkan tukang jamu, Kang Dedi Mulyadi alias KDM kembali memberikan uang Rp 200 ribu asalkan dagangan jamu itu dibagikan kepada orang-orang.