Merasakan Kembali Sensasi dan Keunikan Berkirim Kartu Pos di Tengah Modernisasi

Sebuah kantor pos tua masih berdiri kokoh di tengah deretan pertokoan kawasan Cikini, Jakarta Pusat.

Penulis: Pebby Ade Liana | Editor: Wahyu Septiana
TRIBUNJAKARTA.COM/PEBBY ADHE LIANA
Mengirim kartu pos di zaman sekarang, memang memiliki sensasi dan keunikan tersendiri. 

Laporan wartawan TribunJakarta.com, Pebby Adhe Liana

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Siapa di antara Tribunners yang yang masih suka berkirim surat?

Sebelum teknologi informasi berkembang pesat seperti sekarang, mengirim surat atau kartu pos menjadi sebuah kebiasaan dalam melakukan komunikasi jarak jauh.

Di masa lampau, surat atau kartu pos seringkali digunakan untuk mengungkapkan kasih sayang, kerinduan, atau bahkan pesan-pesan khusus untuk orang terkasih yang berada jauh dari tempat tinggal kita.

Seperti di luar daerah, luar kota, ataupun luar negeri.

Namun di tengah pesatnya teknogi digital seperti sekarang, apakah tradisi tersebut masih ada?

kantor pos tua masih berdiri kokoh di tengah deretan pertokoan kawasan Cikini, Jakarta Pusat.
kantor pos tua masih berdiri kokoh di tengah deretan pertokoan kawasan Cikini, Jakarta Pusat. (TRIBUNJAKARTA.COM/PEBBY ADHE LIANA)

Sebuah Kantor Pos tua masih berdiri kokoh di tengah deretan pertokoan kawasan Cikini, Jakarta Pusat.

Jika dilihat dari bangunannya, suasana tempo dulu masih kian terasa.

Baca juga: Pensiunan Kantor Pos Tewas dalam Musibah Kebakaran, Jasad Ditemukan di Dekat Kamar Mandi

Beberapa pilar usang, kokoh menopang bangunan yang tidak terlalu besar.

Menurut Tour Guide dari Jakarta Good Guide, Huans Sholehan, Kantor Pos Cikini sudah berdiri sejak 1920 dan masih bertahan hingga sekarang.

"Ini berdiri sekitar tahun 1920-an dan masih berdiri dan berfungsi sebagai Kantor Pos umumnya sampai sekarang. Ini Kantor Pos pertama di Jakarta yang kita tahu beroperasi selama 24 jam," kata Hans dalam kegiatan Media Heritage Walk di Cikini bersama Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta.

Mengulik cerita di masa lampau, Kantor Pos awal mulanya berdiri pada 1746 di Batavia yang sekarang menjadi Jakarta.

Hans bercerita, bahwa Kantor Pos pertama lokasinya di kawasan Kota Tua

Pada masa itu, Kantor Pos didirikan untuk aktivitas berkirim surat oleh para pedagang yang ada di Batavia.

Baca juga: Cara Mencairkan Bansos Tunai Rp 300 Ribu di Kantor Pos, Jangan Lupa Bawa 2 Dokumen Ini

Berdesain Art Deco, menurut Hans bangunan Kantor Pos Cikini merupakan bangunan eksrentik dan menarik pada masanya.

Konon, arsitektur bangunan ini masih asli sejak pertama kali didirikan sampai sekarang.

Karena merasa penasaran dengan sensasi berkirim surat di masa kini, saya mencobanya untuk melakukannya secara langsung.

Bukan sebuah surat yang memiliki banyak  untaian kata di dalamnya.

Hanya sebuah kartu pos kecil yang dilengkapi dengan sebuah perangko di atasnya.

Bagi generasi 90-an, mungkin kegiatan mengirim kartu pos menjadi pengalaman yang baru dan bisa dicoba.

Berbeda dengan surat, kartu pos hanya memiliki beberapa garis kecil yang bisa digunakan untuk menuliskan kata-kata.

LAYANI PELANGGAN - Seorang Customer Servis sedang melayani pelanggan di Kantor Pos Jalan Merdeka Palembang, Kamis (11/7/2013). Selama bulan Ramadhan terjadi peningkatan transaksi pengiriman surat maupun barang. (TRIBUNSUMSEL/M.A.FAJRI)
Ilustrasi Kantor Pos ((TRIBUNSUMSEL/M.A.FAJRI))

Sehingga, Anda tak perlu menulis terlalu panjang.

Hanya sedikit ungkapan bagi orang-orang terkasih.

Seperti ungkapan semangat, kerinduan, atau kasih sayang.

Tak lupa, untuk menyertakan alamat di bagian bawahnya.

Juga menempelkan sebuah perangko di atasnya.

Mengirim kartu pos di zaman sekarang, memang memiliki sensasi dan keunikan tersendiri.

Selain menjadi pengalaman baru bagi generasi zaman sekarang, mengirim kartu pos juga bisa menjadi ajang bernostalgia bagi Anda yang lahir di era 60-80-an.

Menurut Hans, kartu pos biasanya tak hanya digunakan untuk berkirim surat.

Baca juga: Nenek di Bekasi Buat Surat Terbuka ke Presiden Jokowi, Minta Keadilan Atas Kasus Dugaan Penganiayaan

Bagi para wisatawan, kartu pos seringkali dijadikan sebagai oleh-oleh jika mereka berkunjung ke Indonesia.

"Turis kalau ke sini, mereka nanya 'kartu post yang gambarnya Indonesia banget apa?' Misalnya Gunung Bromo."

"Itu mereka jadi oleh-oleh."

"Di Eropa, di luar negeri kartu pos jadi oleh-oleh yang paling ditunggu," kata dia.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved