Selain Macan Tutul, Sejumlah Satwa Endemik Ditemukan di Gunung Sanggabuana: Jadi Taman Nasional?

Selain macan tutul Jawa yang keberadaanya disambut girang, sejumlah satwa endemik ditemukan hidup di Gunung Sanggabuana, Karawang, Jawa Barat.

Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Yogi Jakarta
Kang Dedi Mulyadi Channel
Keberadaan macan tutul Jawa di Gunung Sanggabuana yang terekam kamera trap yang dipasang Kang Dedi Mulyadi. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Selain macan tutul Jawa yang keberadaanya disambut girang, sejumlah satwa endemik ditemukan hidup di Gunung Sanggabuana, Karawang, Jawa Barat.

Hal itu diketahui dari rekaman kamera trap yang dipasang Kang Dedi bersama Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) dan tim Sanggabuana Wildlife Expedition.

Leader Sanggabuana Wildlife Expedition yang juga peneliti satwa liar, Bernard T Wahyu Wiryanta mengatakan, satwa yang terekam dari kamera trap di Gunung Sanggabuana juga cukup beragam.

"Kita temukan macan tutul Jawa disini, owa Jawa, lutung Jawa dan elang Jawa.

Ini semua endemik Jawa," kata dia dilansir dari Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel, Selasa (21/9/2021).

Baca juga: Biasanya Butuh Waktu 3 Bulan, tapi Kang Dedi Hanya 21 Hari untuk Buktikan Keberadaan Macan Tutul

Empat spesies satwa endemik jawa ini banyak ditemukan di Gunung Sanggabuana, yang notabene bukan kawasan konservasi.

Kemudian, satwa lain seperti babi hutan, musang, dan tikus hutan yang merupakan pakan alami macan tutul juga terlihat di kamaera trap yang dipasang di Gunung Sanggabuana.

Selain itu, kamera trap juga mengidentifikasi suara dan visual sebanyak 40 jenis burung yang ada di Sanggabuana, 3 jenis primata, dan 3 raptor.

Kang Dedi Mulyadi saat melihat rekaman keberadaan macan tutul Jawa di Gunung Sanggabuana, Karawang, Jawa Barat.
Kang Dedi Mulyadi saat melihat rekaman keberadaan macan tutul Jawa di Gunung Sanggabuana, Karawang, Jawa Barat. (Kang Dedi Mulyadi Channel)

Diusulkan jadi Taman Nasional

Mengetahui masih beragamnya satwa yang tinggal di Gunung Sanggabuana, Kang Dedi yang menjadi wakil Komisi IV DPR RI berencana menjadikan kawasan itu sebagai taman nasional.

"Akan saya usulkan menjadi kawasan konservasi menjadi Taman Nasional Sanggabuana," janji Kang Dedi.

Dalam kesempatan itu, usai berhasil membuktikan macan tutul Jawa masih ada di Gunung Sanggabuana, Kang Dedi Mulyadi ingin melakukan hal yang sama kepada harimau Jawa.

Pasalnya, ujar tim dari TNGHS, selama ini harimau Jawa dibilang punah karena belum ada visualnya yang terekam kamera sebagai bukti.

Meskipun sebenarnya ada warga yang mengaku pernah melihat harimau mirip harimau Jawa.

Baca juga: Usai Macan Tutul, Kang Dedi Ingin Buktikan Harimau Jawa Masih Ada dengan Berbekal Cara Ini

Mendengar hal itu, Kang Dedi berencana menambah lagi titik pemasangan kamera trap untuk mengetahui keberadaan satwa di alam liar.

"Sekarang gini, dimana ada laporan perjumpaan (dengan harimau Jawa) yuk dengan saya pasang kamera," kata KDM dilansir dari akun Youtube miliknya di Kang Dedi Mulyadi Channel, Selasa (21/9/2021).

"Kemarin ada info petani lihat harimau di perbatasan antara kebun dan hutan," ujar Bernard T Wahyu Wiryanta.

Wahyu pun meminta timnya untuk menelusuri laporan itu untuk mengecek apakah ada jejak maupun bekas cakaran dari hewan yang dimaksud.

Rekaman macan Tutul Jawa di Gunung Sanggabuana, Jawa Barat.
Rekaman macan Tutul Jawa di Gunung Sanggabuana, Jawa Barat. (Kang Dedi Mulyadi Channel)

Namun Kang Dedi menduga harimau yang dilihat warga itu adalah 'harimau' jadi-jadian yang menjaga kawasan Gunung Sanggabuana.

"Tapi itu harimau yang diiringi dengan gamelan, suling. Memang penampakan fisik ga mungkin," ujar Kang Dedi.

"Setiap orang bilang jumpa kita cek jejaknya gapernah nemu," kata Wahyu menimpali ucapan KDM.

Kang Dedi pun berencana membeli lagi kamera trap untuk memantau pergerakan satwa endemik yang ada di Gunung Sanggabuana, Karawang, Jawa Barat ini.

"Nanti beli 4 lagi biar ada 6 kameranya," kata Kang Dedi.

Warga Dengar Suara Suling di Gunung Sanggabuana

Baca juga: Sigapnya Kang Dedi Soal Macan di Sanggabuana buat Kaget Pecinta Alam: Saya Aktivis, Bukan Pejabat

Sebelumnya, Dedi Mulyadi bereaksi saat warga memberitahu sering mendengar suara suling dari Gunung Sanggabuana.

Hal itu diketahui Kang Dedi Mulyadi saat meninjau kawasan tersebut usai mendapat informasi ada puluhan domba warga yang mati diterkam macan.

Awalnya, Kang Dedi Mulyadi alias KDM menanyakan darimana warga memastikan bahwa ternak mereka diterkam macan.

Pasalnya, tak ada yang melihat saat macan penghuni Gunung Sanggabuana itu ngamuk dan menyerang ternak warga.

Kang Dedi Mulyadi saat melihat area ternak warga yang diterkam oleh macan penghuni Gunung Sanggabuana.
Kang Dedi Mulyadi saat melihat area ternak warga yang diterkam oleh macan penghuni Gunung Sanggabuana. (Kang Dedi Mulyadi Channel)

Warga kemudian mengaku sering mendengar suara auman macan dari arah Gunung Sanggabuana.

Mendengar hal itu, Kang Dedi kembali bertanya apakah ada suara lain yang kerap didengar warga.

"Kalau gamelan suka dengar ga?," tanya KDM dilansir dari Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel, Senin (20/9/2021).

Warga pun menjawab bahwa yang sering mereka dengar adalah suara suling.

"Tahu yang nyuling siapa?," tanya Kang Dedi menanyakan kembali kepada warga.

Lantaran warga kompak tidak tahu, Kang Dedi pun menjelaskan bahwa Gunung Sanggabuana adalah merupakan tempat Prabu Siliwangi bertapa.

"Ini kan tempatnya kanjeng Prabu (Prabu Siliwangi)," ujar Kang Dedi.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved