Wakil Ketua DPRD Sedih Ada Bayi Jadi Manusia Silver di Tangsel: Pemkot Harus Tanggung Jawab

Li Claudia sedih mengetahui fakta adanya bayi yang dieksploitasi sedemikian rupa di kota berpredikat layak anak, seperti Tangsel

Istimewa
Wakil Ketua DPRD Tangerang Selatan, Li Claudia Chandra 

TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG SELATAN - Wakil Ketua DPRD Tangerang Selatan (Tangsel), Li Claudia Chandra menanggapi soal tragedi bayi 10 bulan yang dilumuri cat menjadi manusia silver, dan dimanfaatkan untuk mengemis di jalan.

Seperti diberitakan TribunJakarta.com sebelumnya, sekira sepekan terakhir, "bayi silver" itu viral di media sosial.

Bayi tersebut dibawa mengemis oleh orang dewasa yang juga menjadi manusia silver di kawasan Parakan, Pamulang.

Setelah viral, Pemerintah Kota Tangsel bergerak dengan mengerahkan Satpol PP, dan mengamankannya.

Diketahui bahwa bayi tersebut berinisial MFA dan ibunya berinisial NK (21).

Namun yang membawa bayi MFA mengemis bukanlah NK, melainkan sepasang suami istri yang juga terbiasa "nyilver", tetangga NK.

Setelah diamankan, NK dan MFA dibawa ke DInas Sosial untuk penanganan lebih lanjut, pada Minggu (28/9/2021).

Ternyata MFA tidak sendiri, TribunJakarta.com mendapati masih adanya anak yang dicat silver dan dibawa mengemis oleh orang dewasa di kawasan Simpang Gaplek, Pamulang.

Baca juga: Kak Seto Sebut Bayi Silver di Tangsel Runtuhkan Predikat Kota Layak Anak: Kok Sampai Ada Pembiaran

Li Claudia sedih mengetahui fakta adanya bayi yang dieksploitasi sedemikian rupa di kota berpredikat layak anak, seperti Tangsel.

Menurut Alin, sapaan Li Claudia, manusia silver adalah masalah kemanusiaan, terlebih sudah masuk ranah eksploitasi.

"Pertama tentu saya sangat sedih dan prihatin. Walaupun ibu dan anak tersebut bukan warga Tangsel tetapi secara kemanusiaan ini merupakan problem yang terjadi di lingkungan kita," kata Alin saat dihubungi TribunJakarta.com, Selasa (28/9/2021).

Bayi manusia silver di Tangerang Selatan.
Bayi manusia silver di Tangerang Selatan. (Istimewa)

Namun, Ketua DPC Gerindra Tangsel itu tidak lantas menyalahkan para "pengemis silver" itu sepenuhnya.

Menurutnya, situasi ekonomi yang sulit seperti saat ini, membuat orang kerap berpikir di luar nalar untuk mencari uang.

"Bayi atau anak untuk dieksploitas agar timbul rasa iba adalah salah, namun mungkin karena keterdesakan kebutuhan hidup," ujar Alin.

Baca juga: Komnas PA Catat Jumlah Keluarga Manusia Silver Saat Pandemi Covid-19 Melonjak

Pimpinan dewan Tangsel daerah pemilihan Ciputat itu tegas menyatakan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Tangsel harus bertanggung jawab.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved