Penembakan Ustaz di Tangerang
Punya Suami Tapi Pasang Susuk, Fakta Istri & Kakak Ipar Pengusaha Angkot Terjerat Rayuan Paranormal
olisi berhasil mengungkap pelaku penembakan Ustaz Armand di Kunciran, Pinang, Kota Tangerang ternyata berlatar belakang dendam pribadi.
Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Wahyu Aji
Saking kencangnya, saat rekaman disetop, tak mampu menangkap sosok terduga penembak Armand.
Tampak terduga pelaku hanya seperti bayangan saja.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus, mengatakan pihaknya sudah mendapatkan rekaman CCTV di sekitar tempat kejadian perkara (TKP).
CCTV tersebut merekam kegiatan terduga pelaku penembakan Ustaz Armand.
"Kita sudah mengumpulkan CCTVnya," kata Yusri melalui sambungan telepon, Kamis (23/9/2021).
CCTV tersebut kini sedang dianalisa untuk mengidentifikasi pelaku.
"Belum (teridentifikasi), masih pendalaman, masih menganalisa, tim masih bekerja di lapangan," beber dia.
Ibunda Jatuh Pingsan

Tori (90) jatuh pingsan ketika mengetahui anaknya, Ustaz Armand tewas ditembak.
Saat itu, Ustaz Armand berteriak kepada Tori dia kena tembakan. Peristiwa kelabu itu saat Magrib.
Letusan tembakan dari senjata api terduga pelaku begitu keras.
Tori yang tengah terbaring sampai kaget dan langsung terbelalak.
Ia juga mendengar suara kaca pecah.
"Kaca pecah, tembakannya keras banget. Keras tembakannya," kata Tori di kediamannya, Senin (20/9/2021).
Paling membuat Tori sedih adalah teriakan yang muncul setelah letusan tembakan.
Sambil merintih, Tori menceritakan jeritan terakhir anaknya.
"'Ma, ma, saya ditembak. Ma, saya ditembak orang mak," ujar Ustaz Armand seperti ditirukan Tori.
Baca juga: Polisi Ringkus Pelaku Penembakan Ustaz Armand di Tangerang, Identitasnya Diungkap Siang Ini
Mendengar teriakan Armand dan melihat lukanya, membuat Tori hilang kesadaran.
Ia jatuh pingsan tak sadarkan diri.
"Sayan pingsan, ngegelepak, sudah enggak lihat orang," kata dia.
Terjadi setelahnya, Tori tak benar-benar mengetahui kejadian.
Saat sadar, Ustaz Armand sudah dinyatakan meninggal dunia.
Keesokan harinya, pria yang dianggap ustaz oleh warga sekitar itu dimakamkan.
Tori tidak habis pikir perbuatan pelaku terhadap anaknya.
Selama ini ia mengenal anaknya sebagai sosok yang baik dan tidak memiliki masalah dengan orang lain.
"Anak saya mah di rumah bae (saja, red), di rumah bae. Anak saya salah ora (tidak, red)," kata Tori merintih. (TribunJakarta.com/Annas Furqon Hakim/Ega Alfreda)