Kisah Pilu Janda Muda Asal Kota Serang, 10 Kali Ditalak Cerai dalam Setahun, Jabang Bayi Tak Diakui
Sejak awal kehamilan, suami FH tidak percaya itu adalah anak kandungnya dan memintanya melakukan pemeriksaan USG dan tes DNA.
Penulis: Abdul Qodir | Editor: Yogi Jakarta
"Saya menduga faktor terbesar adalah faktor ekonomi. Sebagian di antara mereka adalah anak-anak perempuan yang berasal dari ekonomi bawah," ujar Nurhadi.
"Yang kedua adalah faktor pendidikan. Jadi memang pemahaman di masyarakat, salah satunya tentang kesehatan reproduksi, itu belum terlalu bagus," imbuhnya.
Selain itu, Nurhadi mengatakan, ada pula keyakinan di masyarakat bahwa menikah di usia muda itu cenderung lebih baik karena dapat terhindar dari perzinaan.
"Padahal, hal itu terjadi karena kita tidak memiliki semacam mekanisme untuk menyalurkan libido. Sebetulnya, secara psikologis, kenaikan libido itu bisa dikanalisai, misalnya dengan cara olahraga," kata Nurhadi.
- Dampak Sosial
Menurut Nurhadi, permasalahan pernikahan usia dini tidak bisa hanya ditimpakan pada kedua mempelai yang memutuskan untuk menikah meski masih belia.
Dia menganggap, ada pemahaman yang perlu dibenahi di masyarakat, yakni pernikahan usia dini lebih banyak membawa dampak merugikan, terutama bagi perempuan.
"Karena secara psikis dia belum siap untuk menjadi ibu. Yang kedua, secara fisik, di usia itu tubuhnya belum siap untuk mengandung janin di dalam rahimnya," kata Nurhadi.
Di sisi lain, Nurhadi mengatakan ada dampak sosial yang bisa terjadi akibat pernikahan usia dini yang masih dianggap lazim di masyarakat.
"Di samping meningkatkan populasi di sebuah masyarakat, pernikahan usia dini itu sebenarnya juga akan membebani keluarga besarnya. Karena apa? umumnya mereka belum terlalu siap untuk mengasuh anak," ujar Nurhadi.
"Sehingga mereka masih butuh bantuan dari orang lain, dalam hal ini keluarga besarnya. Entah dari ayahnya, kakeknya, neneknya, atau dari kerabat-kerabat yang lain. Itu barangkali akan mengurangi kemampuan keluarga untuk melakukan aktivitas produktif," imbuhnya.
Dalam jangka panjang, Nurhadi menilai hal ini akan berkontribusi pada menurunnya produktivitas di masyarakat. Karena ada beban yang harus mereka tanggung, dan mereka harus mengalokasikan sebagian waktu dan energinya untuk mengurus itu.
"Umumnya, mereka yang menikah dini itu akan kesulitan mendapat pekerjaan. Sehingga berpotensi menambah angka kemiskinan di sebuah masyarakat," kata Nurhadi.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Simak, Dampak Psikologis dan Sosial Pernikahan Usia Dini"