4 Tahun Gubernur Anies

4 Tahun Kepimpinan Anies Baswedan, Banjir di Jakarta Belum Beres

Sejak dilantik pada 16 Oktober 2017 lalu hingga kini Anies sudah mencetuskan setumpuk program, di antaranya terkait masalah penanganan banjir

Penulis: Bima Putra | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Istimewa
Permukiman warga RW 04 Kelurahan Cipinang Melayu korban banjir luapan Kali Sunter, Jakarta Timur, Sabtu (20/2/2021) 

Menurutnya pengerukan dan pembuatan sodetan di kedua waduk yang bertujuan mengurangi debit air di hulu aliran Kali Sunter berhasil mencegah banjir di permukiman warga Cipinang Melayu.

Dia mencontohkan pada Senin (8/2/2021) dan Selasa (9/2/2021) saat BMKG menyatakan Jakarta berstatus siaga banjir akibat cuaca ekstrem, permukiman warga RW 04 bebas banjir.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengunjungi RW 007 Kampung Melayu, Jakarta Timur yang terendam banjir, Selasa (6/2/2018) siang.(KOMPAS.com/NIBRAS NADA NAILUFAR)
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengunjungi RW 007 Kampung Melayu, Jakarta Timur yang terendam banjir, Selasa (6/2/2018) siang.(KOMPAS.com/NIBRAS NADA NAILUFAR) (KOMPAS.com/NIBRAS NADA NAILUFAR)

"Dengan cara seperti itu, Alhamdulilah kita dimudahkan untuk bisa mengendalikan volume air di tempat ini. Kawasan RW 04 Cipinang Melayu akhirnya warga bisa merasakan musim penghujan tanpa harus merasakan banjir," ujarnya.

Namun pada Jumat (19/2/2021) dan Sabtu (20/2/2021) saat Jakarta Timur diguyur hujan deras, permukiman warga RW 04 Kelurahan Cipinang Melayu kembali terdampak banjir luapan Kali Sunter.

Ketua RW 04 Kelurahan Cipinang Melayu, Irwan Kurniadi mengatakan tidak membantah bila upaya membuat sodetan Kali Sunter ke Waduk Tiu dan Waduk Pondok Ranggon efektif.

Namun cara tersebut dinilai belum efektif untuk menampung debit air Kali Sunter, terlebih saat wilayah Jakarta Timur dan Bogor diguyur hujan deras dalam waktu bersamaan.

"Bukan berarti dengan itu selesai, tidak. Tetap, normalisasi Kali Sunter harus dilaksanakan tahun ini juga. Saya sudah minta ke pak Gubernur agar normalisasi Kali Sunter berjalan," kata Irwan Jumat (19/2/2021).

Menurutnya proyek normalisasi Kali Sunter yang terhenti tahun 2014 lalu dan baru dilanjutkan pada akhir tahun 2020 merupakan solusi utama penanganan banjir di Cipinang Melayu.

Alasannya sebelum Kali Sunter dinormalisasi, RW lain di Kelurahan Cipinang Melayu juga terdampak banjir luapan Kali Sunter sebagaimana permukiman RW 03 dan RW 04.

Tapi setelah dinormalisasi permukiman warga RW lainnya di Cipinang Melayu nyaris bebas banjir, hanya tersisa RW 03 dan RW 04 karena proyek normalisasi terhenti di kedua RW tersebut.

"Sekarang sudah ada pembebasan lahan warga yang dilakukan tahun lalu (2020), tinggal pengerjaannya saja. Pembebasan lahan dilakukan Pemprov DKI, eksekusi dilakukan pemerintah pusat," ujarnya.

Sebagaimana normalisasi Kali Ciliwung, Pemprov DKI Jakarta berperan melakukan pembebasan lahan, sementara pengerjaan normalisasi Kali Ciliwung dan Sunter ditangani pemerintah pusat.

Irwan mengatakan pada Sabtu (20/2/2021) saat ketinggian banjir luapan Kali Sunter yang mencapai tiga meter, banyak warganya mengungsi ke sejumlah posko pengungsian.

"Untuk yang terdampak banjir sebanyak 745 KK, terdiri dari 2.321 jiwa. Warga yang mengungsi sekarang kurang lebih sekitar 1.000 jiwa," kata Irwan, Sabtu (20/2/2021).

Pemprov DKI Jakarta memang masih berupaya melakukan penanganan banjir dengan berbagai cara, tapi menjelang musim hujan pada akhir tahun 2021 banjir masih jadi ancaman.

Sementara warga korban banjir hanya bisa berharap ketinggian air tidak terlampau tinggi agar mereka tak mengungsi, berharap rumahnya tidak rusak terdampak banjir, dan berharap tidak ada korban.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved