Cekcok dengan Keluarga, ABG Korban Prostitusi Online di Kalibata City Dilaporkan Hilang 2 Minggu
Gadis ABG yang menjadi korban prostitusi online di Apartemen Kalibata City, Pancoran, ternyata telah dilaporkan hilang selama 2 minggu.
Penulis: Annas Furqon Hakim | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim
TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN BARU - Salah satu Gadis ABG yang menjadi korban prostitusi online di Apartemen Kalibata City, Pancoran, Jakarta Selatan, ternyata telah dilaporkan hilang selama 2 minggu.
Ibu korban melaporkan kehilangan anaknya itu ke Polres Metro Depok pada akhir September lalu.
Setelah melakukan penyelidikan, polisi mendeteksi keberadaan korban di Apartemen Kalibata City. Kasus itu kemudian dilimpahkan ke Polres Metro Jakarta Selatan.
"Sudah 2 minggu (korban hilang). Jadi awalnya di minggu pertama dia hanya menanyakan ke teman atau keluarga. Tapi lama-lama minggu berikutnya kok nggak balik-balik," kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Azis Andriansyah saat merilis kasus ini, Rabu (13/10/2021).
"Baru mulai dia melaporkan ke polisi, baru kita mencari tahu dan akhirnya didapatkan lokasi di apartemen di Jakarta Selatan," tambahnya.
Baca juga: Tarif Prostitusi Online di Apartemen Kalibata City Capai Rp 750 Ribu, Muncikari Dapat Untung Segini
Azis menuturkan, korban sempat terlibat cekcok dengan keluarganya sebelum dilaporkan menghilang.
"Memang sebelumnya ada percekcokan keluarga. Kemudian beberapa lama anak ini nggak pulang, kemudian ibu ini mencari tahu ke tetangga, kawan dan sebagainya, dan tak bertemu," ujar dia.
Dalam kasus ini, polisi menangkap 5 pria yang berperan sebagai muncikari. Kelimanya yaitu AL (19), FH (18), AM (36), CD (25), dan DA (19).

Sementara itu, dua anak perempuan di bawah umur yang menjadi korban yaitu ZR (16) dan RCL (16).
Azis mengatakan, para pelaku sudah berkali-kali menjual korban kepada pria hidung belang.
"Mereka (korban) sudah melayani atau mendapatkan order hingga puluhan kali sampai di bulan Oktober," kata Azis.
Azis mengungkapkan, dua remaja perempuan yang menjadi korban dijual dengan tarif ratusan ribu Rupiah untuk sekali kencan.
"Mereka dijajakkan atau dieksploitasi secara seksual atau ekonomi, yaitu masing-masing dengan tarif antara Rp 250 ribu sampai Rp 750 ribu," ungkapnya.
Baca juga: Terungkap, Peran 5 Muncikari Prostitusi Online di Apartemen Kalibata City
Para pelaku pun meraup keuntungan sebesar Rp 50 ribu hingga Rp 200 ribu dari praktik prostitusi online tersebut.