Pemprov DKI Jakarta Mulai Bangun 2 Fasilitas Pengolahan Sampah Tahun Depan

Meski begitu, pengerjaan proyek dua FPSA itu masih dalam tahap lelang untuk menentukan mitra penggarapnya.

Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Acos Abdul Qodir
Dok. Jakpro
Masterplan dari pembangunan pengolahan sampah dalam kota Fasilitas Pengolahan Sampah Antara (FPSA) atau Intermediate Treatment Facility (ITF) Sunter, yang sempat diproyeksikan selesai pada tahun 2022 mendatang. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR -  Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Perumda Sarana Jaya berencana membangun dua Fasilitas Pengolahan Sampah Antara (FPSA).

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria mengatakan, Pemprov DKI Jakarta akan melakukan sejumlah pendekatan dalam penanganan sampah perkotaan, di antaranya dengan teknologi ramah lingkungan.

Kehadiran dua FPSA itu nantinya diyakini akan memberikan dampak besar pada pengelolaan sampah di ibu kota.

"Tahun ini sudah masuk proses lelang (FPSA). Kita doakan, Mudah-mudahan ke depan nanti setelah dibangun berproses kita tidak ada lagi masalah dengan sampah, insya Allah nanti kita punya pengelolaan sampah yang berteknologi tinggi baik seperti negara-negara maju di dunia," kata politisi Gerindra ini kepada awak media, Jumat (15/10/2021).

Baca juga: Menengok Lagi Proyek ITF Sunter yang Molor Jelang 4 Tahun Kepemimpinan Anies Baswedan

Merujuk pada data, kata Ariza, jumlah sampah yang dihasilkan DKI Jakarta cukup besar dan mencapai 7800 ton per hari.

Oleh sebab itu, pengolahan sampah tidak hanya dengan pendekatan teknologi ramah lingkungan saja, namun dengan pendekatan kolaborasi juga.

"Yakni, mengajak seluruh elemen masyarakat agar bisa mengolah sampah sejak dari sumber dengan gerakan Jakarta Sadar Sampah," ungkapnya.

"Jakarta Sadar Sampah merupakan wadah kolaborasi guna mewujudkan Jakarta lebih bersih dan hijau. Mulai dari pemerintah, komunitas, bisnis hingga individu, diajak untuk bekerja sama dan turut terlibat melalui tiga aksi, yaitu mengurangi, memilah dan mengolah sampah," lanjutnya.

Baca juga: Wali Kota Bekasi Minta Klasifikasi Nominal Kompensasi Uang Bau Untuk Warga Sekitar TPST Bantargebang

Sementara itu, Direktur Keuangan Perumda Sarana Jaya, Bima Priyo Santosa, berharap fasilitas FSPA  bisa membantu ibu kota dalam menuntaskan masalah sampah.

Hal ini diungkapnya dalam diskusi virtual Balkoters Talk bertajuk 'Olah Sampah dengan Teknologi Ramah Lingkungan'.

"Sampah ini hal yang urgent, important,  bagi Jakarta, yang kalau tidak ada penanganan itu mungkin tiga tahun atau empat tahun itu katanya Bantargebang bisa penuh. Dan kebayang ya, kalau Bantargebang penuh itu Jakarta seperti apa," paparnya.

Bima menilai, kerap kali masyarakat lebih menyoroti persoalan lain yang lebih terlihat seperti banjir dan macet.

Baca juga: Dimulai 27 Oktober 2021, Pembahasan APBD DKI 2022 Ditargetkan Rampung Tak Sampai Sebulan

Namun justru melupakan masalah sampah. Sebab, pengolahan sampah itu sangat signifikan, sangat penting bagi perkotaan, dan menjadi tugas kita bersama.

Masterplan pembangunan pengolahan sampah dalam kota ITF Sunter.
Masterplan pembangunan pengolahan sampah dalam kota ITF Sunter. (Dokumentasi PT Jakarta Propertindo (Jakpro))

Lebih lanjut, kata Bima, pihaknya telah diamanatkan Pemprov DKI Jakarta untuk membangun dua FPSA di ibu kota.

Meski begitu, pengerjaan proyek dua FPSA itu masih dalam tahap lelang untuk menentukan mitra penggarapnya. Sehingga sampai saat ini belum ditentukan lokasi untuk pembangunan dua FPSA ini sampai proses tender rampung.

"Kita berharap untuk nanti ada perkembangan yang signifikan di bulan November, sehingga kita berharap tahun depan ini sudah mulai aktivitas fisik dari project itu," jelasnya.

Baca juga: 4 Tahun Gubernur Anies: Kontroversi Ratusan ASN DKI Ogah Naik Jabatan

Ia pun yakin, dua FPSA yang dibangun ini akan memberikan dampak besar pada pengelolaan sampah di ibu kota yang masih mengandalkan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang.

Apalagi nantinya, sistem yang dibuat akan ramah lingkungan dan menggunakan teknologi modern.

Berbagai Aspek

Selain Bima, Guru Besar Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung (ITB), Enri Damanhuri juga menyoroti soal FPSA.

Ia menyarankan pembangunan dua FPSA itu dibangun dengan pertimbangan matang sesuai dengan produksi sampah di ibu kota.

Sebab, FPSA menggunakan teknologi modern, harus disesuaikan kapasitasnya agar pengelolaan berjalan maksimal.

"Seberapa besar teknologi itu mampu mengurangi sampah, berat atau volumenya, kemampuan reduksi yang utama. Karena pengolahan sampah sasarannya bukan bukan menghasilkan sesuatu, tapi mengurangi produksi sebanyak mungkin," tuturnya.

Baca juga: 4 Tahun Kepimpinan Anies Baswedan, Banjir di Jakarta Belum Beres

Selain itu, Sarana Jaya juga diminta agar memerhatikan penggunaan lahan yang ada serta dampak pencemaran lingkungan seperti bau atau polusi lainnya saat mengoperasikan FPSA.

Pengelolaan sampah juga harus memerhatikan prinsip kemanfaatan dengan baik.

Sehingga bila ada sisa makanan atau daun, ranting dan sejenisnya yang masih bisa dimanfaatkan agar bisa diolah seperti pembuatan kompos.

"Jangan asal membeli yang murah meriah dua bulan dipakai setelah Tidak bisa digunakan kembali yang paling penting yang terakhir ini apa purna delivery-nya," tandasnya.

FPSA Sunter Molor

Suasana terbaru di lokasi pembangunan ITF Sunter, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (14/10/2021).
Suasana terbaru di lokasi pembangunan ITF Sunter, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (14/10/2021). (TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino)

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akan memasuki empat tahun masa kepemimpinannya pada 16 Oktober 2021 nanti.

Selama empat tahun memimpin Ibu Kota, telah banyak proyek pembangunan yang dicanangkan Anies beserta jajarannya.

Sebagian rampung, sebagian lagi memasuki tahap pengerjaan, sementara sisanya masih ada yang molor.

Baca juga: Cegah Pemprov DKI Susupkan Anggaran Formula E, PDIP Bakal Pelototin RAPBD Perubahan 2021

Salah satu proyek yang molor ialah pembangunan Fasilitas Pengolahan Sampah Antara (FPSA) atau Intermediate Treatment Facility (ITF).

Dari empat FPSA yang direncanakan dibangun, ITF Sunter dipilih menjadi pilot project dari fasilitas yang digadang-gadang bisa menyelesaikan masalah sampah di Jakarta ini.

Groundbreaking proyek ITF Sunter dilakukan Pemprov DKI Jakarta dan stakeholder terkait pada 20 Desember 2018 lalu.

Proyek ITF Sunter dikerjakan Badan Usaha Milik Daerah PT Jakarta Propertindo di atas lahan 3,05 hektare.

Setelah groundbreaking 2018 lalu dan direncanakan bisa mulai beroperasi 2022 mendatang, nyatanya proyek ITF Sunter molor.

 
September lalu, Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Syaripudin menuturkan, target tersebut kini berubah.

Suasana terbaru di lokasi pembangunan ITF Sunter, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (14/10/2021). (TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino)
ITF Sunter ditargetkan baru bisa beroperasi pada 2024 mendatang.

"(Target) 2024, kan baru berjalan semua. Kalo berbicara beroperasi, kan idealnya 2024. Kalo masih berproses kan sedang dibuat, sedang dibangun," kata Syaripudin pada Kamis (23/9/2021).

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved