Bocah 13 Tahun Penjual Tahu Bulat Diupah Rp 20 Ribu, Dedi Mulyadi Berikan Tips: 5 Tahun Jadi Juragan

Bocah 13 tahun penjual tahu bulat diajari tips menjadi pengusaha oleh Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi.

Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Yogi Jakarta
Kang Dedi Mulyadi Channel
Dedi Mulyadi saat berbincang dengan bocah 13 tahun yang berjualan tahu bulat. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Bocah 13 tahun penjual tahu bulat diajari tips menjadi pengusaha oleh Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi.

Saat membeli tahu bulat di sela perjalanannya motoran, Kang Dedi tertarik melihat seorang penjualnya yang masih anak-anak.

Anak itu bertugas memasak tahu bulat di panci yang ada di sebuah mobil bak terbuka.

Sedangkan kedua rekannya yang berusia lebih tua bertugas melayani pembeli dan menjadi sopir.

"Umurnya 13 tahun," jawab bocah laki-laki itu saat ditanya usianya seperti dikutip dari Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel, Minggu (31/10/2021).

Baca juga: Perjuangan Petani Cabai Nafkahi Keluarga Bikin Kagum, Dedi Mulyadi Beri Rezeki Buat Makan Daging

Bocah itu mengaku sudah ikut berjualan tahu bulat sejak dia lulus SD.

Dia setiap harinya bekerja mulai jam 7 pagi dan baru pulang pada pukul 6 sore dengan upah Rp 20 ribu sehari lantaran dia berjualan dagangan milik juragan tahu bulat.

Dari upah Rp 20 ribu sehari itu, dia mengaku memberikan uang itu Rp 10 ribu kepada ibunya.

Dedi Mulyadi saat berbincang dengan bocah 13 tahun yang sudah ikut berjualan tahu bulat.
Dedi Mulyadi saat berbincang dengan bocah 13 tahun yang sudah ikut berjualan tahu bulat. (Kang Dedi Mulyadi Channel)

Sedangkan Rp 10 ribu sisanya ia gunakan untuk jajan.

Ajari Tips Menjadi Pengusaha

Mendengar hal itu, Kang Dedi pun meminta sang bocah tak menghabiskan seluruh uangnya, melainkan ada yang ditabung.

Kata Kang Dedi, bocah itu harus kelak menjadi saudagar juragan tahu bulat, salah satu caranya dengan menabung sejak dini setiap hari.

"Rp 5 ribu sehari ditabung biar minimal 5 tahun lagi bisa punya modal buat dagang.

Harus mau jadi bos, jadi juragan jangan mau jadi karyawan aja," pesan Kang Dedi.

Melihat adanya kemauan keras itu untuk mencari uang dan membantu keluarga, mantan Bupati Purwakarta itu pun memberikan modal untuk bocah itu bisa usaha sendiri.

Baca juga: Pernikahannya Viral Usung Golok Pora, Hansip Sabel Tersipu Kena Goda Dedi Mulyadi: Pengantin Baru

"Rp 2 juta semuanya ditabungkan. Jangan kasih ibu kamu, ini duitnya buat modal jangan dipakai untuk yang lain," pinta Kang Dedi.

"Jadi ga ada alasan miskin, gapunya. Bohong itu namanya malas

Kalau rajin, semangat pasti bisa ada jalan," lanjut Kang Dedi.

Cerita Lainnya; Bocah Dagang Serabi Kena Prank Kang Dedi

Di video lain, dua bocah kakak beradik menangis saat 'ditilang' oleh Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi.

Pasalnya, kedua bocah yang masih duduk di kelas 5 SD sudah membawa sepeda motor sambil memboncengi sang adik yang baru kelas 1 SD.

Alhasil, keduanya diberhentikan oleh Kang Dedi yang saat itu sedang berjalan kaki pagi hari di dekat sawah.

Layaknya polisi lalu lintas yang menilang pengendara, Kang Dedi langsung menanyakan kelengkapan surat kendaraan dan identitas dari kedua bocah itu.

"Kamu ini pasti belum punya KTP," kata Kang Dedi mencoba menggertak bocah itu, dikutip TribunJakarta.com dari Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel, Jumat (29/10/2021).

Baca juga: Mobil Ambulans Dipakai Kulineran Ajak Istri, Sopirnya Ditegur Dedi Mulyadi: Bapak Bisa Diproses

Lantaran ketakutan, kedua bocah itu hanya terdiam saja.

Dagang Serabi

Rupanya keduanya berkeliling naik motor karena sedang berjualan serabi.

Kang Dedi saat 'menilang' bocah kakak beradik yang berdagang serabi menggunakan sepeda motor.
Kang Dedi saat 'menilang' bocah kakak beradik yang berdagang serabi menggunakan sepeda motor. (Kang Dedi Mulyadi Channel)

"Dagang serabi, satunya Rp 2 ribu," kata bocah itu.

Kang Dedi pun menanyakan ada berapa banyak serabi yang dijual bocah itu.

"Ada 14 tampeng (28 buah)," jawab bocah itu.

"Berarti semua berapa harganya," tanya Kang Dedi.

Ditanya harga, bocah itu pun tampak kesulitan saat berhitung.

Dia bahkan sampai menggunakan mulut dan tangannya untuk menghitung.

Baca juga: Dedi Mulyadi Heran Lihat Ambulans di Depan Warung, Ternyata Dipakai Sopir Ajak Istrinya Jalan-jalan

"14 di mulut, 14 di tangan," ujar bocah itu sambil menghitung.

"Wah saya baru tahu cara ngitungnya begini, yaudah saya kasih waktu sampai 10 ya.

Kalau enggak bisa dagangannya saya ambil," kata Kang Dedi menakuti bocah itu.

Sampai hitungan ke-10, bocah itu pun belum juga selesai menghitung.

Bocah pedagang serabi menangis karena di prank Kang Dedi Mulyadi.
Bocah pedagang serabi menangis karena di prank Kang Dedi Mulyadi. (Kang Dedi Mulyadi Channel)

Alhasil, Kang Dedi membawa dagangan kedua bocah itu sebagai bentuk pertanggungjawaban mereka lantaran berkendara di bawah umur.

Sang bocah yang memang ketakutan hanya bisa menangis saat dagangan serabinya dibawa oleh mantan Bupati Purwakarta itu.

"Kamu karena gabisa jawab maka dagangannya saya ambil," kata Kang Dedi.

Baca juga: Tangan Bengkak karena Kedinginan, Lansia Ini Tetap Berjalan Jajakan Pisang Demi Rp 30 Ribu Sehari

Beri Hadiah

Tentu saja itu hanya 'prank' dari Kang Dedi kepada kedua bocah itu.

Kang Dedi kemudian mengembalikan serabi itu sekaligus memberikan uang dua juta rupiah kepada kakak beradik itu untuk keperluan sekolah mereka.

Sebab, Kang Dedi merasa apa yang dilakukan kedua kakak beradik itu sebagai sesuatu yang langka di saat ini, dimana keduanya tak malu berkeliling berjualan demi membantu perekonomian keluarga.

Kang Dedi saat 'menilang' bocah kakak beradik yang berdagang serabi menggunakan sepeda motor.
Kang Dedi saat 'menilang' bocah kakak beradik yang berdagang serabi menggunakan sepeda motor. (Kang Dedi Mulyadi Channel)

"Ini anak hebat, luar biasa.

Anak seperti ini jarang, punya kemauan dan mental," ujar Kang Dedi.

Lantaran adik dari bocah itu menjawab bahwa sebagian uang itu juga akan dimasukannya ke celengan, maka Kang Dedi pun menambahkan lagi Rp 100 ribu.

Tak berhenti di situ, rupanya kedua kakak beradik itu bingung dengan nominal yang mereka terima.

Mereka pun justru menyebut jumlah uang yang diterimanya bukan Rp 2,1 juta melainkan 21 100 ribu rupiah.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved