Pria Tua Penjual Mainan di Penjaringan Cabuli Anak-anak Dalih Sayang, Pelaku Akhirnya Ditangkap

Pria tua penjual mainan di Penjaringan, Jakarta Utara, akhirnya ditangkap setelah diduga melakukan pencabulan terhadap anak-anak.

Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Siti Nawiroh
Kompas.com
Ilustrasi pelecehan. 

TRIBUNJAKARTA.COM, PENJARINGAN - Pria tua penjual mainan di Penjaringan, Jakarta Utara, akhirnya ditangkap setelah diduga melakukan pencabulan terhadap anak-anak.

Pria berinisial Y in ditangkap di kediamannya pada, Sabtu (20/11/2021).

"Kami telah identifikasi, ada satu tersangka atas nama Sayudi alias Yudi dan saat ini sudah kami tangkap," kata Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok AKBP Putu Kholis Aryana, Minggu (21/11/2021). 

Kholis mengatakan, pekerjaan pelaku sebagai tukang mainan membuatnya dapat dengan mudah memperdaya anak-anak malang itu untuk melakukan perbuatan cabul.

Selama ini, Y memperdaya bocah-bocah usia 7-11 tahun dengan memberikan mainan gratis.

"Otomatis berinteraksi dengan anak sudah sering dan tentunya iming-iming bentuk mainan maupun bujukan lain juga tersangka lakukan terhadap korban-korbannya," ucap Kholis.

Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Priok, AKP Sang Ngurah Wiratama, mengatakan, pelaku ditangkap di rumahnya tanpa ada perlawanan. 

Baca juga: Terungkap Aksi Kakek Penjual Mainan di Penjaringan, Buat Bocah Sampai Takut ke Pasar Malam & Musala

"Kami sudah mengamankan pelaku di rumahnya. Yang bersangkutan saat diamankan tidak ada melakukan perlawanan," kata Wiratama.

Dari penangkapan ini, polisi turut serta menyita mainan sebagai barang bukti.

Y dijerat Pasal 76e juncto Pasal 82 ayat 1 UU Tentang Perlindungan Anak Tahun 2014 dengan ancaman pidana maksimal 15 tahun dan minimal 5 tahun penjara.

Sebelumnya, pencabulan oleh tukang mainan berinisial Y di Penjaringan, Jakarta Utara, awalnya terungkap saat salah satu ibu korban mendengar obrolan anak-anak warga setempat.

Baca juga: Awal Terungkap Aksi Cabul Tukang Mainan, Ibu Korban Kaget saat Nguping Obrolan Anak-anak

MW (43), ibu dari korban N (8), beberapa hari lalu sedang membeli air pikul dekat rumahnya.

Saat sedang berjalan, MW mendengar obrolan segerombolan anak-anak setempat yang isinya soal ketakutan mereka pergi ke pasar malam.

"Kemarin kan aku mau beli air pikul di dekat rumah. Ada anak-anak berempat, sama teman-temannya ngomong, 'kita ke pasar malam ya nanti malam'," cerita MW di lokasi, Jumat (19/11/2021).

Satu dari keempat bocah tersebut mengaku takut pergi ke pasar malam lantaran di sana merupakan tempat Y biasa berjualan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved