Belum Tahu Apa yang Mau Disampaikan, Alasan Yudha Mahasiswa Viral dan HMI Tak Datangi Dedi Mulyadi

Terungkap alasan Yudha, mahasiswa yang viral memprotes Dedi Mulyadi beserta rekan-rekannya di HMI Cabang Purwakarta tak memenuhi undangan.

Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Yogi Jakarta
Kang Dedi Mulyadi Channel
Dedi Mulyadi berdebat dengan mahasiswa yang memprotesnya ketika dia sedang membersihkan sampah di Pasar Rebo, Purwakarta, Jawa Barat. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Terungkap alasan Yudha, mahasiswa yang viral memprotes Dedi Mulyadi beserta rekan-rekannya di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Purwakarta tak memenuhi undangan Wakil Ketua Komisi IV DPR RI.

Adapun undangan itu dikirimkan Kang Dedi kepada pihak HMI Purwakarta selaku organisasi tempat Yudha bernaung.

Kata Kang Dedi, undangan itu dikirimkan untuk dia membuka dialog dan menandakan bahwa dirinya tak anti kritik.

"Otokritik adalah dinamika yang harus dihormati karena setiap orang boleh punya pendapat, gagasan.

Tiap pejabat, pemimpin, anggota DPR ya harus biasa untuk dikritik.

Baca juga: Undangan Dedi Mulyadi ke Duta Artinya Bertepuk Sebelah Tangan: Ditunggu Sampai Malam Tak Hadir

Saya tidak alergi untuk itu semua," ucap Kang Dedi dilansir dari akun Youtube miliknya, Selasa (23/11/2021).

"Untuk menerjemahkan semua gagasan dan pikiran yang dimiliki teman-teman HMI kepada otokritiknya yang dilakukan kepada saya anggota DPR, kemarin malam mengundang mereka untuk sama-sama berdiskusi," lanjut Kang Dedi.

Namun sayangnya, sampai lewat waktu yang direncanakan, Yudha dan rekan-rekan di HMI tak datang.

Dedi Mulyadi mendatangi basecamp mahasiswa yang memprotesnya. Saat debat ngomongnya cinta kebersihan, ternyata basecamp mahasiswa itu dipenuhi sampah berserakan.
Dedi Mulyadi mendatangi basecamp mahasiswa yang memprotesnya. Saat debat ngomongnya cinta kebersihan, ternyata basecamp mahasiswa itu dipenuhi sampah berserakan. (Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel)

"Mungkin karena kesibukan rekan-rekan HMI cabang tidak bisa memenuhi undangan saya," ujar Kang Dedi.

Padahal, kata Kang Dedi, dirinya bersama sekitar 50 orang rekan-rekan alumni HMI sudah datang dan siap berdialog dengan Yudha dan para anggota HMI Cabang Purwakarta.

"Teman-teman alumni berkumpul sekitar hampir 50 orang untuk mendengar yang ada di pikiran teman-teman, kegelisahan apa yang dimiliki.

Kemudian landasan berpikir apa yang akan digunakan untuk membangun Indonesia masa depan.

Termasuk kegiatan yang bersifat lokal di wilayah," papar Kang Dedi.

Mengenai ketidakhadiran Yudha dan rekan-rekannya, Kang Dedi mengaku tak mempermasalahkannya.

Baca juga: Wakil Ketua DPR Rasa Satpol, Menteri Pasar: Ocehan Yudha di Sosmed Sebelum Viral Protes Dedi Mulyadi

"Ga ada problem apapun.

Diundang boleh datang dan boleh tidak, enggak ada masalah.

Itu sebagai bentuk dan sikap dari teman-teman yang harus saya hargai," kata Kang Dedi.

Alasan Tak Penuhi Undangan Kang Dedi

Perwakilan HMI Purwakarta menjelaskan alasannya tak datang memenuhi undangan Kang Ded Mulyadi.
Perwakilan HMI Purwakarta menjelaskan alasannya tak datang memenuhi undangan Kang Ded Mulyadi. (Kang Dedi Mulyadi Channel)

Sementara itu, juga dalam video Youtube Kang Dedi, perwakilan HMI Purwakarta menjelaskan alasannya tak memenuhi undangan mantan Bupati Purwakarta itu.

Menurut seorang perwakilan HMI Purwakarta, undangan yang disampaikan Kang Dedi bukan merupakan undangan resmi.

"Undangan malam tadi ga ada undangan resmi kelembagaan, mungkin undangan kekeluargaan saja," kata dia.

Selain itu, dia menyebut pihaknya juga belum mempersiapkan hal yang ingin dibahas dengan Kang Dedi.

Baca juga: Sempat Minta Maaf dan Curhat Diteror, Postingan Yudha Mahasiswa yang Protes Dedi Mulyadi Lenyap

"Bukan menolak utk hadir, alhamdulilah ada pertemuan (undangan) malam tadi,

Kita dari kelembagaaan belum menyiapkan apa yang mau kita sampaikan ke Kang Dedi," kata dia.

Ia menuturkan pihaknya siap menemui Kang Dedi apabila ada kesempatan lagi untuk berdiskusi dan menyelesaikan polemik yang terjadi antara Yudha dan mantan Bupati Purwakarta itu.

"Kita pengennya ada pertemuan resmi, kita juga tidak menekankan untuk pihak Kang Dedi keinginannya seperti kami.

Ingin pertemuan yang bisa leluasa dan bisa sampaikan apa yang kita butuhkan dan Kang Dedi bisa kembali memposisikan HMI sebagai organisasi yang bersih," tuturnya.

Disebut Wakil Ketua Komisi Rasa Satpol PP

Sebelum viral memprotes Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi, Yudha sudah lebih dulu menyampaikan kritiknya di Facebook.

Hal itu terlihat di postingan terakhir yang terlihat di akun Facebook Yudha Dawami Abdas.

Pantauan TribunJakarta.com, Facebook Yudha Dawami Abdas terakhir membuat status pada 14 November 2021 atau sebelum dia viral lantaran memprotes Kang Dedi di Pasar Rebo Purwakarta.

Dalam postingan terakhirnya itu, Yudha menuliskan tentang pendapatnya terhadap aksi Kang Dedi yang ditulisnya Wakil Komisi IV DPR-RI Rasa Satpol dan Menteri Pasar.

Dia mengkritisi kinerja Kang Dedi sebagai Wakil Ketua Komisi IV DPR RI yang justru terlibat di kegiatan penertiban PKL pasar.

Baca juga: Nasib Yudha Mahasiswa Viral Protes Dedi Mulyadi: Postingan Sudah Dihapus Tetap Jadi Sasaran Netizen

Yuda juga menyinggung soal aksi Kang Dedi yang selalu mengemas kegiatannya ke dalam sebuah konten.

"Semua orang diam tertegun dan tertohok melihat kebaikan yang dipertontonkan dan dikontenkan, seolah penertiban pedagang kaki lima, kios - kios adalah kewenangannya untuk melakukan eksutif order.

Negara sudah jelas membagikan lembaga kekuasaaan agar tertib dan teratur.

Penampilan Facebook Yudha Dawami Abdas usai beberapa postingannya terkait perdebatan dirinya Dedi Mulyadi dihapus.
Penampilan Facebook Yudha Dawami Abdas usai beberapa postingannya terkait perdebatan dirinya Dedi Mulyadi dihapus. (Facebook Yudha Dawami Abdas)

Wakil Komisi IV DPR-RI Rasa Satpol, Mentri Pasar dan dinas pelaksana teknis laiinya, kacauu bukan ?," tulis Yudha di Facebooknya.

Sampai Selasa (23/11/2021) postingan Yudha itu telah dikomentari lebih dari 37 ribu kali dan 2 ribu kali dibagikan netizen.

Mayoritas komentar itu menyerang Yudha.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved