Diberi Surat Sebelum Bikin SIM, Cucu Jenderal Hoegeng Kaget Baca Isinya: Awalnya Saya Sudah Pede

Cucu Jenderal Hoegeng , Krisnadi Ramajaya Hoegeng menceritakan kisah menggelitik saat ia hendak membuat surat izin mengemudi (SIM).

YouTube Najwa Shihab
Cucu mantan Kapolri Jenderal Pol (Purn) Hoegeng Iman Santoso, Krisnadi Ramajaya Hoegeng memberi kesaksian kala dirinya akan diberi hadiah surat izin mengemudi (SIM) saat sang kakek masih aktif di Polri. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Cucu mantan Kapolri Jenderal Pol (Purn) Hoegeng Iman Santoso, Krisnadi Ramajaya Hoegeng atau yang kerap disapa Rama menceritakan kisah menggelitik saat ia hendak membuat surat izin mengemudi (SIM).

Kisah tersebut diceritakan Rama saat menjadi narasumber di acara Mata Najwa Trans 7.

“Saya pernah punya pengalaman, waktu itu saya dijanjikan SIM. Pada saat saya 17 tahun sudah punya KTP, saya nagih dong ke Eyangkung (Jenderal Hoegeng),” kata Rama, dikutip TribunJakarta dari kanal YouTube Najwa Shihab.

TONTON JUGA

Rama menuturkan, dirinya membujuk agar diantar oleh supir Jenderal Hoegeng saat membuat SIM.

“Karena saya tahu sopirnya eyang itu pegawai sipil di Mabes Polri, jadi minimal sudah kenal di Komdak, dulu namanya Komdak,” kata dia.

Akhirnya sang kakek mengizinkannya, dan sebelum berangkat dirinya memberi surat

“Sebelum berangkat, saya ngulik lagi Eyankung, saya ‘Kung mbok dibikinin surat lah supaya aku gampanglah lebih cepat’ ‘oke’, di situ saya lebih menang dari Ayah saya,” ucapnya.

Baca juga: Dewan Pengurus Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia Bersilaturahmi ke Istri Jenderal Hoegeng

Rama mengaku kala itu ia tidak tahu isi surat tersebut.

Namun ia terlanjur percaya diri, dan menganggap surat itu akan melancarakan jalannya saat membuat SIM.

“Akhirnya beliau bikin surat, saya enggak tahu isinya apa tapi beliau menyerahkan ke saya, dan saya pede sekali bersama dengan drivernya Eyangkung untuk ke Komdak untuk bikin SIM,” ucapnya menegaskan.

Rama menyebut, setelah sampai dirinya memberikan pada petugas yang tengah bertugas di sana.

Baca juga: Alasan Almarhum Jenderal Hoegeng Enggan Dimakamkan di TMP Kalibata Hingga Humor Polisi Jujur Gus Dur

Dia mengaku kaget usai sang petugas memintanya membaca surat dari sang Jenderal.

Jenderal Hoegeng ternyata meminta petugas untuk memperlakukan cucunya sesuai dengan peraturan yang ada.

“Yang saya ingat, tulisannya begini, ‘Cucunda Rama genap berusia 17 tahun dan akan mengajukan permohonan untuk membuat SIM, untuk itu tolong berlakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku,’” ucapnya menerangkan.

Tak ada perlakuan istimewa sama sekali, Rama mengaku menjalani semua tahapan membuat SIM sampai sore hari.

“Jadi saya itu pulang tetap sore, tetap ikut antre, dan ikut semua tes,” ucapnya.

Baca juga: Kisah Putra Jenderal Polisi Hoegeng Hendak Daftar Akabri, Kecewa Hingga Gunting Kuas Lukis Ayahnya

Sesampainya di rumah, cucu Jenderal Hoegeng itu ditanya oleh sang kakek, dan usai menjelaskan proses membuat sim, dirinya diberi nasihat oleh sang kakek.

“Ya begitu Ram, peraturan adalah peraturan, kamu harus tahu untuk mendapatkan sesuatu itu haru bersusah-susah dan bekerja agar apa yang kamu inginkan itu kamu bisa hargai dan kamu bisa rawat,” katanya mengungkapkan pernyataan Jenderal Hoengeng kala itu.

“Makanya, saya enggak pernah melanggar lalu lintas, takut saya,” ucap Rama.

Jenderal Hoegeng memang selalu dijadikan teladan lantaran sebagai simbol integritas aparat penegak hukum Indonesia.

Lelucon Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid alias Gus Dur bahkan menyebut 'Hanya ada tiga polisi jujur di Indonesia: Patung polisi, polisi tidur, dan Jenderal Hoegeng'.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved