Antisipasi Virus Corona di Jakarta
Dinkes DKI Jakarta Belum Temukan Varian Omicron
Dinas Kesehatan DKI Jakarta belum menemukan Varian Omicron dari sampel yang diteliti.
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
"Ketika suatu penyakit ditemukan, bukan berarti pada hari itu juga penyakit tersebut lahir.
Ya bisa terlahir dua minggu atau tiga minggu sebelumnya," ungkapnya pada Tribunnews, Kamis (2/12/2021).
Baca juga: Akui Ada Kekeliruan Informasi, Kadinkes Kabupaten Bekasi Tegaskan Tidak Ada Kasus Varian Omicron
Baca juga: Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Pastikan Belum Temukan Varian Omicron
Artinya, kata Dicky, ketika tidak menerapkan isolasi, tidak menutup pintu masuk dan tidak menetapkan scanning yang kuat, kemungkinan ada potensi Omicron masuk ke Indonesia.
Apa lagi jika masa karantina yang tidak terjaga minimal tujuh hari.
Indonesia memiliki jalur penerbangan dengan Afrika.
Walau pun mungkin tidak secara langsung, tapi bisa terhubung dari negara lain.
Misalnya pelancong dari Afrika Selatan berhenti ke negara lain kemudian melanjutkan perjalanan ke Indonesia.
Di sisi lain, Indonesia memiliki pintu masuk yang punya perbatasan luas.
"Walau sudah ada peningkatan di 0,6 persen sekuens per 100 kasus terkonfirmasi tapi tetap belum memadai.
Setidaknya yang kita tekankan minimal 1 persen lah gak usah seperti negara maju di atas 10 persen," kata Dicky lagi.
Dengan adanya peningkatan, maka negara akan punya kapasitas dalam mengidentifikasi varian yang muncul.
"Ini masalah waktu. Jadi jangan kaget. Apa pun variannya virus sama. Tapi ini lebih cepat menular.
Respon sama. Ya tingkatkan kualitas dan kuantitas, 5 M dan vaksinasi dan konsisten," kata Dicky lagi.
Gejalanya
Belum ada gejala yang tidak biasa telah dilaporkan sejauh ini terkait dengan Omicron.