Pembelajaran Tatap Muka
Orangtua Wajib Tahu, Ini Rekomendasi Terbaru Ikatan Dokter Anak Soal Pembelajaran Tatap Muka
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengeluarkan rekomendasi terbaru mengenai PTM. Guru dan petugas sekolah harus sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19
Penulis: Pebby Ade Liana | Editor: Wahyu Septiana
Seperti tidak adanya peningkatan kasus Covid-19 di daerah tersebut, serta tidak adanya transmisi lokal Omicron di daerah tersebut.
Namun, pembelajaran tatap muka dapat dilakukan metode hybrid yaitu 50% luring, dan 50% daring, dalam beberapa kondisi.
Yakni masih ditemukan kasus Covid-19 namun positivity rate dibawah 8%, ditemukan transmisi lokal Omicron yang masih dapat dikendalikan, juga anak, guru, dan petugas sekolah sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19 100%.

Sementara untuk kategori anak usia 6-11 tahun, IDAI mendorong agar pembelajaran tatap muka dapat dilakukan dengan metode hybrid, yakni 50% luring dan 50% daring dengan melihat beberapa kondisi.
Di antaranya tidak adanya peningkatan kasus Covid-19 di daerah tersebut, serta tidak adanya transmisi lokal Omicron di daerah tersebut.
Namun, pembelajaran tatap muka untuk anak usia ini, direkomendasikan dapat dilakukan dengan metode hybrid 50% daring, 50% luring secara outdoor.
Dengan mempertimbangkan kondisi seperti masih ditemukannya kasus Covid-19 namun positivity rate dibawah 8%.
Ditemukan transmisi lokal Omicron yang masih dapat dikendalikan.
Adapun fasilitas outdoor yang dianjurkan adalah halaman sekolah, taman, pusat olahraga, ataupun ruang publik terpadu ramah anak.
"Untuk kategori anak usia dibawah 6 tahun, sekolah pembelajaran tatap muka belum dianjurkan sampai dinyatakan tidak ada kasus baru Covid-19 atau tidak ada peningkatan kasus baru," kata Piprim.
Baca juga: Tahun 2022, Kapasitas PTM Terbatas di Kota Tangerang Bakal 100 Persen
Untuk anak usia di bawah 6 tahun, kata dia sekolah dapat memberikan pembelajaran sinkronisasi dan asinkronisasi dengan metode daring dan mengaktifkan keterlibatan orangtua di rumah dalam kegiatan outdoor.
Selanjutnya, sekolah dan orangtua didorong untuk dapat melakukan beberapa kegiatan kreatif.
Misalnya mengaktifkan permainan daerah di rumah, melakukan pembelajaran outdoor mandiri di tempat terbuka masing-masing keluarga dengan modul yang diarahkan sekolah seperti aktivitas berkebun, eksplorasi alam, dan sebagainya.

Juga dengan kegiatan bermain.
Dalam hal ini, dapat mengutip dari rekomendasi permainan anak sesuai rekomendasi IDAI.