Sisi Lain Metropolitan

Natalius Pigai Ditolong Pemilik Mirota saat Kesusahan di Yogya, Bingung Tiba-tiba Dianggap Anak

Natalius Pigai punya kisah manis dengan seorang pengusaha ternama di Yogyakarta.

Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Yogi Jakarta
Tribunnews.com/ Rina Ayu
Mantan Komisioner Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai di sekretariat nasional (Seknas), Hos Cokroaminoto, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (26/3/2019). Dia punya kisah manis dengan seorang pengusaha ternama di Yogyakarta. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Mantan Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai punya kisah manis dengan seorang pengusaha ternama di Yogyakarta.

Pasalntya bak petir di siang bolong, Natalius Pigai yang sedang kebingungan mencari biaya untuk bayar kuliah, dia didatangi oleh seorang wanita yang turun dari mobil mewah.

Wanita itu bak malaikat bagi kehidupan Natalius Pigai.

Sebab, dia melunasi seluruh tunggakan kuliah Natalius Pigai sebesar Rp 7 juta pada tahun 1995.

Natalius Pigai sendiri saat itu bingung dengan apa yang terjadi.

Baca juga: Natalius Pigai Blak-blakan: Akui Awal Jadi Aktivis Demi Bisa Dapat Makan Gratis

"Saya juga bingung itu, padahal dia tidak kenal dengan saya," kata Natalius Pigai di acara Tribun Corner Podcast, Rabu (2/2/2022).

Natalius Pigai kala itu makin penasaran saat dia diajak oleh sang wanita itu ke kantornya.

"Kemudian saya suruh naik mobil dia, saya pergi ke kantornya, disana dia memperkenalkan saya ke para staffnya," tutur Natalius Pigai.

Mantan Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai.
Mantan Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai. (Youtub Kompas TV)

Yang makin membuat Natalius Pigai tercengang, kala itu sang wanita itu memperkenalkan Pigai sebagai anaknya.

"Ibu itu kenalkan saya ke stafnya bilang kelak saya akan jadi orang besar. Dia bilang ibu bangga bisa memiliki anak Papua," tutur Natalius Pigai menceritakan ucapan wanita yang kini menjadi ibu angkatnya itu.

Adapun sosok wanita yang kemudian menjadi ibu angkatnya itu ialah sang pemilik Mirota grup, pengusaha ritel ternama di Yogyakarta.

Dilansir dari Kontan, Mirota merupakan singkatan dari "Minuman dan Roti Tart".

Toko ini mulai dirintis tahun 1977 dengan modal Rp 80 juta.

Pusat toko Mirota berada di jalan Malioboro.

Baca juga: Natalius Pigai Pernah Ditahan di Sel Kapal Laut, Ini Cerita Lengkapnya Merantau ke Jawa di Usia Muda

"Yang selamatkan saya itu dia," kata Natalius Pigai mengenang kebaikan pemilik Mirota Grup kepadanya.

Perjuangan Natalius Pigai demi kuliah di Yogyakarta

Mantan Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai tak kuasa menahan tangis mengingat perjuangan ibunya sewaktu memodali dia untuk merantau ke Jawa.

Di usia 19 tahun pada 1994, Natalius Pigai nekat merantau dari Papua ke Jawa untuk meneruskan pendidikannya ke jenjang perguruan tinggi.

Diceritakan Natalius Pigai, ibundanya berperan besar untuk mewujudkan mimpinya kuliah di Yogyakarta.

Pasalnya, sang ibu rela memberikan uang Rp 300 ribu hasil dia berjualan sayuran demi bisa memodali Natalius Pigai merantau ke Jawa.

Tak hanya itu, Natalius Pigai juga masih mengingat bagaimana ibundanya bermimpi bahwa Pigai kelak akan menjadi seorang gubenur.

Baca juga: Cerita Natalius Pigai Sempat Dipenjara di Kapal, Dibebaskan oleh Prajurit Marinir Asal Papua

Semua cerita itu diutarakan Natalius Pigai di acara Tribun Corner Podcast, Rabu (2/2/2022).

Kendati anak seorang camat di Papua, kehidupan Natalius Pigai sangatlah sederhana.

Ibunya merupakan pedagang sayuran di pasar tradisional.

Natalius Pigai mengunjungi kantor TribunnewsBogor.com, Rabu (2/2/2022).
Natalius Pigai mengunjungi kantor TribunnewsBogor.com, Rabu (2/2/2022). (TribunnewsBogor.com/Yudistira Wanne)

Karenanya, niat Natalius Pigai untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi sempat menemui kendala.

Padahal Natalius Pigai tergolong anak yang cerdas sejak SD sampai SMA.

Dia merupakan alumni dari SMAN 1 Wamena.

Bahkan, aktivis HAM itu mengaku hanya menghabiskan waktu tiga tahun untuk menamatkan pendidikan jenjang SD di Kabupaten Paniai, Papua.

Namun rencananya itu sempat terhalang karena faktor biaya.

Saat Natalius Pigai muda minta ingin kuliah, dia hanya diberikan uang Rp 5000 oleh ibunya.

Baca juga: Kisah Natalius Pigai Nekat Kuliah di Yogya Modal Rp 300 Ribu, Didoakan Sang Ibu Jadi Gubernur

"Ibu saya kasih Rp 5000 waktu itu karena bapak saya belum pulang udah hampir 6 bulan, dia itu dinas di desa terpencil," kata Natalius Pigai menceritakan perjuangannya untuk kuliah.

Uang Rp 5000 tentunya tak cukup untuk biaya dia merantau ke Jawa.

Natalius Pigai makin panas ketika melihat rekan-rekan sekolahnya banyak yang melanjutkan pendidikan ke sejumlah kota besar di Indonesia.

"Teman saya yang tidak pintar ada yg ke Jayapura, ke Jawa, ke Makassar, ke Manado, tapi saya masa tidak.

Disitu saya cemburu, saya menangis," tutur Natalius Pigai.

Mantan Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai menceritakan bagaimana perjuangannya dan doa sang ibunda kala dirinya merantau dari papua menuju Yogyakara
Mantan Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai menceritakan bagaimana perjuangannya dan doa sang ibunda kala dirinya merantau dari papua menuju Yogyakara (Tribun Jakarta)

Didoakan jadi gubernur

Melihat keinginan Natalius Pigai yang begitu kuat untuk kuliah, sang ibu akhirnya menuju Nabire untuk menjual hasil dagangannya.

Uang tersebut sebesar Rp 300 ribu kemudian diserahkan ke Natalius Pigai untuk bekalnya merantau ke Jawa.

"Kamu bawa uang 300 ribu ini, kamu akan jadi sukses," ucap Natalius Pigai menirukan pesan ibundanya kala itu.

Tak hanya itu, Natalius Pigai menyebut ibundanya juga mendoakannya akan menjadi seorang gubernur di kemudian hari.

Baca juga: Tiga Ritual Natalius Pigai Didik Anak di Rumah, Kini Buah Hatinya Sukses Beasiswa di Luar Negeri

"Suatu saat ada momentum dimana kamu akan bertanding.

Tuhan kasih kamu pakaian putih, baju putih, celama putih dan kamu akan pegang tongkat, disini bintang (pundak)

Kamu akan jadi gubernur," lanjut Natalius Pigai menceritakan ucapan ibundanya.

"Mamah akan selalu ada di sampingmu, temanmu saja bisa," sambung Natalius Pigai sambil meneteskan air mata kala menceritakan doa sang ibunda kepadanya.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved