Sisi Lain Metropolitan
Cerita Natalius Pigai Lagi Nganggur di Papua Ditelepon Langsung Menteri, Diminta Jadi Stafsus
Sedang menikmati masa menganggur di Papua, Natalius Pigai dihubungi langsung sang Menteri Tenaga Tenaga Kerja dan Transmigrasi, untuk menjadi stafsus.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Yogi Jakarta
TRIBUNJAKARTA.COM - Sedang menikmati masa menganggur di Papua, Natalius Pigai dihubungi langsung sang Menteri Tenaga Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Al Hilal Hamdi untuk menjadi staf khususnya.
Itu terjadi di tahun antara tahun 1999 dan 2000 kala Abdurrahman Wahid atau Gus Dur menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia.
Kala itu, Natalius Pigai baru saja lulus kuliah dan memutuskan pulang ke kampung halaman di Paniai, Papua.
"Waktu itu saya udah pulang ke Papua, sedang menikmati masa ngangur di kampung
halaman.
Kemudian ada telepon yang mengatakan bahwa saya ditunggu Gus Dur dan dicari oleh Al Hilal Hamdi dan Alwi Shihab," tutur Natalius Pigai di acara Tribun Corner Podcast, Rabu (2/2/2022).
Baca juga: Cerita Kuliah Natalius Pigai: Awalnya Kere sampai Nyari Makan Gratis, Endingnya Naik Taksi Tiap Hari
Keesokan harinya, ujar Natalius Pigai, ternyata Al Hilal Hamdi langsung yang meneleponnya.
Siapa sangka bahwa Menteri Tenaga Tenaga Kerja dan Transmigrasi itu sendiri yang menawarkan agar Natalius Pigai menjadi stafsusnya.
"Saya disuruh temui dia dan datang ke ruangannya.
SK sudah disiapkan jadi stafsus menteri," tutur Natalius Pigai.
Natalius Pigai pun langsung menerima tawaran itu dan menjadikannya salah satu PNS termuda di Kementerian Tenaga Tenaga Kerja dan Transmigrasi hingga akhirnya dia terpilih sebagai Komisioner Komnas HAM pada 2012.
"Saya selama di Kemenaker pernah di jabatan fungsional maupun struktural sampai hampir 15 tahun," kata Natalius Pigai.
Cerita bisa dihubungi menteri
Natalius Pigai pun menceritakan bagaimana ceritanya dia bisa dihubungi langsung oleh menteri.
Rupanya semua itu berawal ketika Natalius Pigai masih kuliah di Yogyakarta dan kerap tinggal di rumah Y.B. Mangunwijaya.
Baca juga: Natalius Pigai Kenang Aksi 98 di Yogyakarta dan Jakarta: Saya Bagian Perusak Lapangan
Hal itu membuat Natalius Pigai ikut dilibatkan ketika Gus Dur ada kegiatan di Yogyakarta.
"Beberapa kali Gus Dur di Jogja, saya selalu pegang Gus Dur, waktu itu Gus Dur belum jadi presiden," kata Natalius Pigai.
Sementara itu, di waktu hampir bersamaan, Natalius Pigai juga menulis buku berjudul Evolusi, Nasionalisme dan Sejarah Konflik Politik.
"Rupanya saat itu Alwi Shihab beli buku saya 1000 eksemplar makanya dia dan Al Hilal Hamdi setengah mati cari saya," kata Natalius Pigai.
Cerita masa kuliah Natalius Pigai
Kehidupan berliku dijalani Natalius Pigai di masa kuliahnya.
Natalius Pigai berstatus mahasiswa di Yogyakarta selama lima tahun yakni mulai dari 1994 sampai 1999.
Datang ke Yogyakarta dari Papua bermodal uang Rp 300 ribu pemberian ibundanya, Natalius Pigai harus melewati perjuangan keras hingga akhirnya mengenyam pendidikan di kota pelajar.
Awal rintangan Natalius Pigai untuk kuliah sudah berawal saat dirinya ditahan di sel kapal laut gegara tak membeli tiket.
Saat itu dia berusia 19 tahun di tahun 1994 untuk memutuskan merantau ke Jawa.
Baca juga: Natalius Pigai Kenang Aksi 98 di Yogyakarta dan Jakarta: Saya Bagian Perusak Lapangan
Beruntung dengan bantuan prajurit marinir asal Papua, Natalius Pigai bisa sampai di pulau Jawa, tepatnya di Jakarta.
Dia kemudian melanjutkan perjalanan menuju Yogyakarta menggunakan bus.
Di terminal Yogyakarta, Natalius Pigai kembali berjuang keras.
Dengan uang di tangan yang tersisa tinggal 200 ribu, Natalius Pigai memutuskan jalan kaki dari terminal di Yogyakarta untuk menanyakan kepada tiap orang yang ditemuinya, dimana letak kampus yang ada di kota itu.
"Singkat cerita saya diterima kuliah di salah satu kampus, tapi saat itu semuanya saya utang.
Mulai dari uang gedung, buku, biaya ospek, semuanya itu utang," kata Natalius Pigai saat berbincang di acara Tribun Corner Podcast, Rabu (2/2/2022).
Selain memiliki tunggakan kuliah, untuk berhemat, Natalius Pigai rajin ronda siskamling selama kuliah demi tujuan bisa mendapatkan makan gratis.
"Saya paling rajin ronda, tujuannya supaya dapat makan aja jadinya gratis," imbuh dia.
Hingga akhirnya, Natalius Pigai baru bisa melunasi semua utangnya setahun kemudian atau pada tahun 1995.
Baca juga: Natalius Pigai Ditolong Wanita Misterius Saat Kesulitan Kuliah, Ternyata Pengusaha Sukses di Jogja
Hal itu saat ditolong oleh seorang wanita misterius yang langsung melunasi tunggakan kuliahnya.
Total tunggakan yang harus dibayarkan Natalius Pigai di tahun 1995 itu pun cukup besar yakni senilai Rp 7 juta.
Natalius Pigai sendiri saat itu bingung dengan apa yang terjadi.
"Saya juga bingung itu, padahal dia tidak kenal dengan saya," kata Natalius Pigai.
Natalius Pigai kala itu makin penasaran saat dia diajak oleh sang wanita itu ke kantornya.
"Kemudian saya suruh naik mobil dia, saya pergi ke kantornya, disana dia memperkenalkan saya ke para staffnya," tutur Natalius Pigai.
Yang makin membuat Natalius Pigai tercengang, kala itu sang wanita itu memperkenalkan Pigai sebagai anaknya.
"Ibu itu kenalkan saya ke stafnya bilang kelak saya akan jadi orang besar. Dia bilang ibu bangga bisa memiliki anak Papua," tutur Natalius Pigai menceritakan ucapan wanita yang kini menjadi ibu angkatnya itu.
Adapun sosok wanita yang kemudian menjadi ibu angkatnya itu ialah sang pemilik Mirota grup, pengusaha ritel ternama di Yogyakarta.
"Yang selamatkan saya itu dia," kata Natalius Pigai.
Baca juga: Kisah Natalius Pigai Merantau dari Papua ke Jawa: Tak Punya Ongkos Hingga Masuk Sel di Kapal Laut
Kehidupan berubah
Setelah melewati masa awal kuliah yang cukup sulit, kehidupan Natalius Pigai mulai berubah saat dia duduk di tahun kedua kuliah.
Prestasi yang dimiliki putra Papua itu membuatnya mendapatkan banyak beasiswa dari berbagai pihak.
Alhasil, Natalius Pigai bisa mulai bergaya, termasuk dengan naik taksi kala ke kampus.
"Pas semester 4 nilai saya bagus, saya banyak dapat beasiswa.
Saya bisa naik tajksi, ke sekolah (kampus) aja naik taksi karena uangnya sudah banyak," tutur Natalius Pigai menceritakan masa mudanya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/us-pigai-mengunjungi-kantor-tribunnewsbogorcom-rabu-222022.jpg)