Tubuh Penebang Pohon Terselip di Balik Dedaunan Terpisah dari Kepala, Rekan Curiga saat Makan Siang

Tubuh Tugiat (41) ditemukan mengenaskan di balik dedaunan dan ranting pohon, kepalanya tinggal tengkorak terpisah sekitar lima meter.

Penulis: Elga H Putra | Editor: Yogi Jakarta
Dok BKSDA Riau
Warga mengevakuasi mayat Tugiat untuk selanjutnya di evakuasi ke Klinik PT Arara Abadi Distrik Merawang, Kabupaten Pelalawan, Sabtu (5/2/2022). Penebang pohon asal Teluk Panjang, Kabupaten Bengkalis, itu ditemukan tewas mengenaskan. 

TRIBUNJAKARTA.COM, PELALAWAN - Tubuh Tugiat (41) ditemukan mengenaskan di balik dedaunan dan ranting pohon, kepalanya tinggal tengkorak terpisah sekitar lima meter.

Rekannya curiga sudah berkali-kali memanggil untuk istirahat makan siang, tapi Tugiat yang berprofesi sebagai penebang pohon tersebut tak menyahut.

Suasana semakin senyap saja, setelah makan siang beres, sang rekan malah tak mendengar deru mesin chainsaw yang dioperatori oleh Tugiat.

Beberapa jam kemudian, tepatnya pukul 16.30 WIB, rekannya sesama penebang pohon menemukan warga Selat Panjang, Kabupaten Bengkalis, Riau, itu tewas mengenaskan. 

Korban sehari-hari sebagai operator chainsaw di PT Cahaya Insan Sangsurya.

Baca juga: Bikin Aib Malam Jumat, Ibu Guru Agama Berbagi Kasur dengan Pak Kades Ditonton Warga: Kayak Sinetron

PT CIS merupakan perusahaan kontraktor untuk menebang pohon akasia di Hutan Tanaman Industri milik PT Satria Perkasa Agung.

Satu kilometer jaraknya lokasi penemuan mayat Tugiat dari Desa Pulau Muda, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan.

Lokasi ini juga berbatasan dengan Kabupaten Indragiri Hilir.

Jenazah Rosawati Soewarno (70) yang ditemukan tewas di kediamannya dalam kondisi mulai membengkak sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan, Selasa (29/5/2018). TRIBUNJAKARTA.COM/DWI PUTRA KESUMA
ilustrasi jenazah. TribunJakarta.com

"Saat itu korban bekerja menyinso kayu akasia di Desa Pulau Muda," ucap Tony Bono warga Teluk Meranti, kepada Tribun Pekanbaru, Minggu (6/2/2022).

Awalnya tak ada yang aneh. Korban bersama rekannya seperti biasa bekerja membawa chainsaw pada Sabtu (5/2/2022) untuk menebang kayu akasia ditempat yang sudah ditentukan.

Sepatu Berlumuran Darah

Menurut Tony, biasanya penebang pohon akan berisirahat siang untuk makan. Mereka mengambil tempat teduh sekalian beristirahat sebelum lanjut bekerja.

Nah, kata Tony, rekan kerja sesama penebang curiga karena tak mendengar suara chainsaw yang dikendalikan Tugiat, ditambah tak ada suara pohon tumbang.

Baca juga: Geger Harimau Terkam Anjing di Padang, Sang Raja Hutan Sedang Ajarkan Anaknya Berburu

Alhasil, si rekan langsung mendatangi tempat Tugiat dan menemukan bekal makanannya masih utuh.

Barulah rekan ini terkejut karena melihat sepatu dan celana korban berlumuran darah.

Tanpa pikir panjang rekan ini memanggil beberapa operator alat berat dengan membawa ekskavator untuk mencari korban.

Warga mengevakuasi mayat Tugiat untuk selanjutnya di evakuasi ke Klinik PT Arara Abadi Distrik Merawang, Kabupaten Pelalawan, Sabtu (5/2/2022).
Warga mengevakuasi mayat Tugiat untuk selanjutnya di evakuasi ke Klinik PT Arara Abadi Distrik Merawang, Kabupaten Pelalawan, Sabtu (5/2/2022). (Dok BKSDA Riau)

Sampai pukul 16.30 WIB, para saksi mata menemukan kaki kiri korban terluka parah, paha hingga betis menyisakan tulang.

"Di sekitarnya ditemukan banyak jejak kaki harimau," Tony menukas.

Jenazah korban langsung dibawa ke klinik PT Arara Abadi di Distrik Merawang.

Kelihatan Segede Sapi

Diki Candra, warga Desa Pulau Muda, mengamini HTI tempat korban menebang akasia dikenal habitat harimau sumatera.

Berhari-hari sebelumnya, ada pekerja juga pernah melihat si belang.

Beredar kabar, raja hutan yang berkeliaran di area HTI besarnya menyerupai lembu.

Baca juga: Usai Macan Tutul, Kang Dedi Ingin Buktikan Harimau Jawa Masih Ada dengan Berbekal Cara Ini

Orang-orang yang menemukan tubuh korban terheran-heran karena tersembunyi di balik tumpukan daun dan ranting pohon.

Diki punya jawabannya, "Menurut orang kampung, itu namanya diimbus imau atau disimpan oleh harimau."

Ia menduga si belang lah yang menerkam lalu memakan kepala dan kaki kiri korban.

Jejak diduga harimau sumatera banyak ditemukan di lokasi korban meninggal dunia di Desa Pulau Muda Kecamatan Teluk Meranti Kabupaten Pelalawan, Riau.
Jejak diduga harimau sumatera banyak ditemukan di lokasi korban meninggal dunia di Desa Pulau Muda Kecamatan Teluk Meranti Kabupaten Pelalawan, Riau. (Dok Tribun Pekanbaru)

Sementara badannya disimpan di bawah dedaunan agar tak terendus binatang lain atau manusia.

Malam Datang Meneror

Setelah mengevakuasi korban, semua pekerja langsung keluar dari lokasi dan sementara waktu memilih berdiam diri barak.

Setelah menerkam Tugiat, harimau sumatera malamnya terlihat oleh para pekerja berkeliaran tidak jauh dari barak.

Sayup-sayup aumannya terdengar hingga membuat para penebang akasia dan operator alat berat bergidik ketakutan.

"Kata orang, tadi malam ada harimau nampak di dekat barak. Mungkin datuk belang tuh balik lagi, tapi tak ada lagi makanannya di situ," beber Diki.

Pekerja lain mengaku, sekitar dua atau tiga hari sebelumnya, melihat seekor harimau menampakkan diri tapi hanya melintas.

Baca juga: Serasa Ada Naluri Prabu Siliwangi, Anjuran Kang Dedi Ampuh Usir Harimau Serang Peternakan Warga

Bagi warga sekitar, sejak dulu harimau sumatera sudah  mendiami kawasan hutan di Desa Pulau Muda.

Ada yang sendiri, ada juga yang muncul bergerombol lengkap dengan anak-anaknya.

"Di Pulau Muda baru kali ini memakan orang. Dari dulu harimau banyak di sini. Sejak zaman kakek awak dulu," aku Diki.

Kapolres Pelalawan AKBP Guntur Muhammad Tariq melalui Kasubbag Humas AKP Edy Harianto menjelaskan, lokasi korban diterkam harimau masuk Kabupaten Indragiri Hilir.

"Serangan harimau terhadap pekerja berada di Desa Simpang Gaung, Kabupaten Indragiri Hilir," ujar Edy.

Plt Kepala Balai BKSDA Riau, Fifin A Jogasara, menjelaskan awal tahun ini ada tiga kali konflik satwa dengan manusia.  

Terbaru, konflik harimau sumatera memangsa pekerja di areal Distrik Simpang Kanan yang masuk area kerja perusahaan.

Ia menegaskan, kawasan hutan maupun yang sudah menjadi perkebunan tetap menjadi areal jelajah harimau.

"Harus diwaspadai keberadaan harimau, apalagi Riau dulunya kawasan hutan yang khusus. Memang menjadi rumah bagi harimau, wilayah jelajahnya pun luas," ujar dia.

Artikel ini disarikan dari berita TribunPekanbaru.com dengan judul Jejak Raja Hutan Banyak Ditemukan di Lokasi HTI, Penuturan Rekan Kerja Korban Harimau di Pelalawan; Usai Terkam dan Memakan Korban, Pekerja HTI di Pelalawan Lihat Harimau Keliaran di Barak Malam Hari; dan BBKSDA Riau Sebut Lokasi Pegawai HTI Tewas Diterkam Harimau di Pelalawan Areal Jelajah Si Raja Hutan

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved