Warga Sragen Bikin Kagum Kota Palu, Baru Menetap Empat Bulan Sudah Mampu Bikin Prestasi Fenomenal
Seorang perantau asal Sragen Jawa Tengah mampu membuat kagum warga kota Palu, Sulawesi Tengah.
Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Elga H Putra
TRIBUNJAKARTA.COM - Seorang perantau asal Sragen Jawa Tengah mampu membuat kagum warga kota Palu, Sulawesi Tengah.
Bagaimana tidak, sang perantau bernama Tili yang baru empat bulan menetap di Palu sudah berhasil membuat prestasi yang fenomenal.
Bahkan, capaian Tili itu mampu mengalahkan bule asal Australia yang juga tak kalah kompeten dan cukup dikenal luas.
Sedangkan Tili sendiri sejatinya merupakan seorang pemburu barang antik.
Sudah sekira tiga pekan ini, Tili melakukan eksperimen di Kota Palu.
Baca juga: Tak Ingin Rumah Sakit Kolaps, Gubernur Anies Imbau Pasien Covid-19 Gejala Ringan Isolasi di Rumah
Dia juga mengeluarkan kocek sendiri sampai Rp 4 juta untuk menunjang eksperimennya.
Semua usahanya itu baru berhasil pada Senin (7/2/2022).
Atas apa yang dilakukan Tili, dia tak hanya dikenal di kota Palu, melainkan ke sejumlah wilayah lain di tanah air.
Ya, sejak Senin hingga hari ini, wajah Tili kerap berseliweran di pemberitaan maupun di media sosial.
Warga dan netizen kompak memuji apa yang telah dilakukannya di Palu.
Meski sosoknya tak tersohor setenar ahli reptil asal Australia, Matt Wrigt dan Panji Petualang, Tili mampu melakukan apa yang kedua tokoh itu tak mampu melakukannya.
Kedua nama di atas memang pernah berupaya menangkap buaya berkalung ban itu, namun tak berhasil.
Baca juga: Tak Tersohor Seperti Panji Petualang, Sosok Ini Mampu Taklukkan Buaya Raksasa Berkalung Ban di Palu
Matt Wrigt melakukannya pada tahun 2020 silam.
Sedangkan Panji Petualang di tahun 2018.
Adapun buaya itu terjerat ban bekas sepeda motor pada tahun 2016.
Buaya raksasa yang di lehernya tersangkut ban bekas tersebut memang menjadi buah bibir masyarakat Indonesia belakangan ini.
Pasalnya sejumlah orang sudah mencoba melepas ban dari leher buaya berukuran 4 meter tersebut, namun hasilnya nihil.
Bukan demi adsense ataupun popularitas, Tili rela menantang maut demi tujuan yang mulia.
Ada cerita di balik penangkapan buaya berkalung ban.
Ternyata ada kocek pribadi yang dikeluarkan Tili.
Uang pribadinya itu digunakan untuk membeli umpan seperti ayam, burung merpati dan bebek untuk memancing buaya.

Baca juga: Rogoh Kocek Pribadi, Cerita di Balik Aksi Heroik Tili Selamatkan Buaya Berkalung Ban yang Viral
"Habis uang sekitar Rp 4 juta, kalau ayam sekitar 35 ekor sama merpati," ujarnya.
Ia menuturkan, menggunakan tali dengan panjang sekitar 300 meter.
Namun kini tersisa hanya 100 meter, disebabkan dicuri.
"Pokoknya kalau tali ada sekitar 300 meter dan tinggal 100 meter dicuri orang tapi saya ikhlaskan," tuturnya.
"Saya jeratnya pakai tali kapal karena tidak ada modal makanya saya sambung-sambung saja," tambah Tili.
Dia menjelaskan, semua biaya untuk penangkapan ini menggunakan uang pribadi miliknya.
Baca juga: Pelihara Sejak Kecil, Warga Depok Justru Ketakutan Sendiri Saat Buaya Sudah Berukuran Raksasa
"saya kan modal sendiri, uang Rp 4 juta saya jalankan disini," pungkasnya.
Dipuji warga lebih hebat dari Panji Sang Petualang
Nama Tili mendadak harum.
Warga sekitar bahkan menyebut Tili lebih hebat daripada Panji Sang Petualang karena berhasil melepas ban yang melilit buaya sepanjang 4 meter.
Tili menjelaskan, dirinya ternyata sudah tiga pekan berniat menangkap buaya berkalung ban itu.
Setiap sore, dia memasang melempar umpan yang terikat tali ke sungai sekitar.

Baca juga: Air Mata Buaya Suami Sukses Kelabui Warga, Istri di Duren Sawit Sempat Dikira Meninggal Karena Sakit
Ujung tali lainnya diikat pada batang kayu besar yang ada di sekitar sungai untuk memudahkannya menarik buaya saat umpan itu berhasil.
"Kadang umpannya merpati, kadang ayam," kata Mas Gili sambil memegang ban yang dilepas dari buaya.
Tili memasang umpannya dan berhasil menangkap buaya.
Dia tak sendiri, warga setempat yang menonton aksi Tili turut membantu.
"Saya memang mau menangkapnya karena kasihan.
Buaya itu terlilit ban selama bertahun-tahun," ucapnya.

Baca juga: Ditinggal Salat, Konter Pulsa di Lubang Buaya Dibobol Maling
Saat buaya berhasil ditarik ke darat, Tili pun dengan sigap mengikat buaya itu.
"Sempat lepas dua kali dari umpan, nanti setelah magrib bari berhasil," katanya
Tili mengungkapkan dirinya terlebih dahulu menangkap anak dari buaya berkalung ban tersebut.
"Anaknya buaya ini saya tangkap disana (tengah sungai, red) pakai perahu rakitan saya, Sudah 4 hari saya tangkap anaknya buaya ini," ungkap Tili.
Pria asal Sragen ini menjelaskan, alasannya untuk melepaskan ban dari leher buaya disebabkan tidak tega melihat binatang terikat-ikat.
Baca juga: Personel Damkar Kewalahan Saat Evakuasi Buaya Muara Milik Prabowo di Duren Sawit
"Saya memang tidak suka ada binatang terikat-ikat saya tidak suka dari dulu, biar ular saya kase lepas," tuturnya.
"ini kemauannya saya sendiri, karena saya merasa kasihan dan saya mau buktikan bisa menyelamatkan buaya ini," tambah Tili.
Pria berusia 35 tahun itu pun mengatakan, buaya berkalung ban ini dianggap seperti temannya.
"ini buaya saya anggap seperti teman," ujarnya.
Pakai gergaji lepas jeratan ban
Warga berinisiatif untuk melepas ban yang melilit leher buaya sepanjang 4 meter tersebut.
Mereka memotong ban dengan cara menggergaji.
Butuh bantuan beberapa orang, untuk melepas ban tersebut.
Berikut video pelepasan ban dari leher buaya Kota Palu yang viral di media sosial:
Artikel ini telah tayang di TribunPalu.com dengan judul Sukses Tangkap Buaya Berkalung Ban, Tili Disebut Lebih Hebat dari Panji Petualang hingga Matt Wright.
Penulis: Nur Saleha | Editor: Muh Ruliansyah