Pelaku Ritual Digulung Ombak Pantai Payangan Langgar Larangan Setempat, Satu Korban Sempat Timbul
Terungkap, para pelaku ritual dari Jamaah Tunggal Jati Nusantara yang digulung ombak Pantai Payangan ternyata melanggar larangan setempat.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Yogi Jakarta
“Sebagian merasakan sesak diduga kerena tersedak atau menelan air laut,” kata dia.
Langgar Pantangan Setempat
Belakangan terungkap, para pelaku ritual meditasi dari padepokan Jamaah Tunggal Jati Nusantara itu telah melanggar pantangan.
Baca juga: Suruh Makan Daging Dicampur Racun Tikus, Ulah Dukun Gadungan Habisi 2 Pasien Ritual Gandakan Uang
Pantauan jurnalis Kompas TV Jember, Imron Fahim, lokasi tersebut tertutup untuk pengunjung atau wisatawan.
Bentuk Pantai Payangan memanjang, memang ada area yang terbuka dan khusus untuk wisatawan karena ombaknya relatif landai.
Sementara di sisi lain pantai, merupakan lokasi terlarang untuk wisatawan.

“Sebelah kanan tidak dikhususkan untuk wisatawan. Jadi tertutup untuk wisatawan," ujar laporan Imron.
"Jadi di tengah pantai ada pembatas dari jaring nelayan, agar wisatawan tidak masuk ke titik pantai sebelah kanan,” terangnya.
Lokasi pantai yang tertutup untuk pengunjung tersebut kondisinya memang cukup membahayakan.
“Bisa kami pastikan korban yang melakukan ritual melewati batas pagar yang telah dibuat oleh pengelola wisata."
"Jadi ritualnya dilakukan di mana itu tidak boleh dikunjungi oleh wisatawan,” tegas Imron berdasar keterangan pengelola.
Di lokasi itu terdapat tulisan bahwa pengunjung dilarang masuk ke pantai ini.
Sempat Timbul Lalu Tenggelam
Warga dan tim pencari sempat melihat seorang korban timbul di antara bebatuan di bawah tebing, namun kembali tenggelam.
"Sempat terlihat korban yang hilang terbawa ombak, beberapa menit lalu sempat muncul ke permukaan tetapi kemudian hilang lagi,” kata Imron dalam laporannya.