Sebelum Jemaah Tunggal Jati Nusantara, Ada Bapak dan Anak Bikin Geger Pantai Payangan
Sebelum peristiwa puluhan jemaah Tunggal Jati Nusantara yang tenggelam saat menggelar ritual, pernah ada bapak dan anak yang gegerkan Pantai Payangan.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Yogi Jakarta
Supriadi meninggal setelah terseret ombak saat akan menolong anaknya bernama Ferdiansyah alias Ardi, usia 9 tahun.
Peristiwa itu berawal saat Supriadi beserta istri dan anaknya sedang berlibur di Pantai Payangan.
Supriadi dan istrinya, yang menikmati makan siang, tidak menyadari jika anaknya mengejar kepiting di bebatuan yang ada di Bukit Seruni.
Bocah nahas itu langsung dihantam ombak besar hingga terpental dan terseret arus hingga hilang.
Jasad Ardi baru ditemukan dua hari kemudian.
Jasadnya mengapung di lautan dan langsung diselamatkan oleh tim SAR dan Satpolair Polres Jember pada Selasa pagi (13/04/2021).

Kesaksian Pengikut Ritual
Seorang pelaku ritual yang selamat dari gulungan ombak Pantai Payangan membenarkan ada 24 orang yang ikut ritual dini hari itu.
Korban selamat bernama Bayu menjelaskan, mereka datang untuk meditasi di tepi Pantai Payangan.
Baca juga: Terungkap Misteri Temuan Kerangka Dekat Jembatan Sungai Musi, Korban Mau ke Ritual Penggandaan Uang
“Meditasi,” kata Bayu dalam Breaking News Kompas TV, Minggu (13/2/2022).
Saat meditasi di pinggir laut, tiba-tiba ombak besar datang dan menyeret pengikut ritual.
“Ada ombak dua kali datang. Ombak pertama ini saya berdiri terus lari saya menghindari ombak kedua,” cerita Bayu.

Ombak tersebut kemudian menyeret belasan orang dan 10 orang di antaranya ditemukan meninggal dunia.
Kesepuluh jenazah tersebut sudah tiba di Puskesmas Ambulu, Jember, untuk proses identifikasi dan pendataan.
“Di Puskesmas Ambulu sudah ada 10 jenazah yang menunggu proses identifikasi dari kepolisian,” kata jurnalis Kompas TV Jember, Hernawan.