Syahril Jadi Korban KKB, Perjuangannya Demi ke Papua Diungkap Kakak: Video Call Saat Sudah Di Sana
Meninggal dunia dalam serangan elompok kriminal bersenjata (KKB), perjuangan Syahril Nurdiansyah (22) demi bekerja di Papua diungkap sang kakak.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Yogi Jakarta
TRIBUNJAKARTA.COM - Meninggal dunia dalam serangan kelompok kriminal bersenjata (KKB), perjuangan Syahril Nurdiansyah (22) demi bekerja di Papua diungkap sang kakak.
Syahril adalah pekerja PT Palapa Timur Telematika (PTT) yang menjadi korban dalam penyerangan KKB di Distrik Beoga, Puncak, Papua pada Rabu (2/3/2022) lalu.
Selain Syahril, ada tujuh rekannya yang juga meninggal dalam penyerangan itu.
Adapun Syahril merupakan warga Gang Gatep, Mangga Dua, Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Kakak Syahril Nurdiansyah, Sandri Purnomo (25) mengatakan bahwa adiknya tak cerita bahwa dia ingin bekerja di Papua.
Baca juga: Kisah Warga Jakarta Korban KKB: Minta Diambilkan Pakaian Dikira Ayahnya Mau Liburan Tahunya ke Papua
Kata Sandri, Syahril baru mengabarinya ketika sudah berada di Papua.
Keduanya pun berkomunikasi dengan video call sekadar bertanya kabar.
Untuk kerja di sana kami dari keluarga nggak ada yang mengetahui.

Tahunya ketika adik saya sudah sampai di sana," jelas Sandri.
"Jadi pas berangkat juga dari keluarga nggak ada yang tahu.
Tiba - tiba udah sampai sana ngabarin dia udah kerja di Papua," sambungnya.
Sandri menyebut dirinya sudah khawatir sejak sang adik rupanya bekerja di Papua sejak sekira empat bulan lalu.
"Saya juga sebagai kakak, pertamanya awalnya syok kenapa kerja di Papua padahal di sini masih banyak pekerjaan," katanya.
Sandri menyebut seandainya dia tahu adiknya itu mau kerja di Papua, dia pasti akan melarangnya.
Baca juga: Merantau Demi Bantu Keluarga, Syahril Pulang ke Jakarta Tinggal Jasad Akibat Serangan KKB di Papua
"Keluarga tahu pas udah sampai di sana. Dan kalaupun dia cerita mau berangkat ke sana, kami abang-abangnya pasti ngelarang.
Karena sebelumnya abang saya tahu juga di Papua sering terjadi konflik antara TNI dan warga di sana," ucapnya.
Sempat tak diizinkan
Alasan Syahril tak memberitahu kakaknya hendak kerja ke Papua kemungkinan lantaran dia sudah dilarang oleh ayahnya perihal rencananya ke Papua.

"Dia izin mau kerja di Papua saat itu. Tapi saya larang," kata Sawaludin (62), ayah Syahril saat ditemui di rumah duka, Gang Gatep, Mangga Dua, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Selasa (8/3/2022).
"Jangan, di sana (Papua) bahaya, di sana kan daerah konflik," ucap Sawaludin menasihati Syahril.
Namun rupanya Syahril tak putus asa dan tetap mencari cara demi bisa kerja di Papua.
Satu bulan kemudian, Syahril akhirnya berangkat ke Papua meski tak berterus terang dari awal dengan keluarganya.
Adapun Sawaludin mengira anaknya itu hendak berlibur ketika hendak berangkat ke Papua.
"Pak, tolong ambilin tas dan baju," kata Syahril ke Sawaludin.
Baca juga: Keluarga Korban Tewas Penyerangan KKB Sempat Ragu Inisial S, Syok Pas Tahu Syahril Bekerja di Papua
"Mau jalan-jalan ke mana," balas sang ayah.
"Saya mau ke Papua," beber Syahril.
"Kamu pikir dua kali coba, itu kan daerah konflik. Udah kerja di sini saja," tegas Sawaludin.
"Sudah dibelikan tiket," ujar Syahril.

Percakapan itu masih diingat jelas oleh Sawaludin.
Beberapa hari berselang, ponsel genggam yang ada di rumah Sawaludin berdering.
Syahril menelepon dan memberitahu bahwa dirinya sudah menginjakkan kaki di tanah Bumi Cenderawasih.
"Pak, saya sudah sampai Papua. Saya sudah kerja di bagian lapangan, tapi di bawah" terang Syahril.
"Ya sudah, hati-hati," kata Sawaludin.
Syahril pun sempat mengirim beberapa foto saat berada di Papua.
Foto tersebut memperlihatkan alat-alat material di tempat sang anak bekerja.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan Topik Kelompok Bersenjata di Papua