Terungkap Alasan Mengapa Seorang Dokter Diincar hingga Ditembak Mati Densus 88

Anggota Densus 88 yang berhasil meloncat ke bagian bak mobil tersebut akhirnya menembak mati dokter Sunardi setelah dia tak kunjung menghentikan laju

Penulis: Abdul Qodir | Editor: Acos Abdul Qodir
Twitter @DeeJee_007
Sosok dokter Sunardi, tersangka kasus terorisme yang ditembak mati Densus 88 Antiteror Polri di Sukoharjo 

Dikenal dermawan sekaligus tertutup

Penampakan lokasi praktek dokter Sunardi di rumahnya di Desa Gayam, Kecamatan Sukoharjo, Sukoharjo, Jawa Tengah.
Penampakan lokasi praktek dokter Sunardi di rumahnya di Desa Gayam, Kecamatan Sukoharjo, Sukoharjo, Jawa Tengah. (Kompas.com/Fristin Intan Sulistyowati)

Sunardi, usia 54 tahun, sehari-hari bekerja sebagai dokter di Sukoharjo.

Ia memiliki satu istri dan empat anak. Istrinya juga juga bekerja sebagai dokter.

Dokter Sunardi membuka praktik di rumahnya di Kampung Bangunharjo RT 03 RW 07, Kelurahan Gayam, Kabulaten Sukoharjo, Jawa Tengah.

Sunardi memasang papan bertuliskan jadwal praktik dokter Sunardi beserta nomor surat izin praktik (SIP) di depan rumahnya.

Dia juga membuka praktik dokter umum di sebuah klinik kesehatan di Solo.

Baca juga: Keluarga Korban Dugaan Pembunuhan di Klapanunggal Tunggu Hasil Penyelidikan Polisi

Perwakilan keluarga, Endro Sudarno, mengatakan, sosok Sunardi dikenal sebagai dokter yang dermawan.

Menurutnya, dokter Sunardi tak sungkan memberikan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan.

"Dia dokter yang sering ikut kegiatan sosial, bakti sosial, pengobatan gratis, tanggap bencana. Dan selama ini warga yang kami ketahui juga dia dokter yang sifatnya sosial," ujarnya seperti dilansir dari Sonora.id.

Camat Sukoharjo, Havid Danang, Sunardi mengenal sosok dokter Sunardi sebagai orang baik dan aktif berorganisasi.

Kendati dikenal dermawan, ketua RT tempat Sunardi tinggal mengungkap fakta sebaliknya.

Ketua RT Bambang Pujiana mengatakan Sunardi dikenal sebagai pribadi yang tertutup.

Ia juga megatakan Sunardi tidak pernah hadir dalam kegiatan warga.

"Sepanjang saya menjabat ketua RT dari tahun 2019, SU saat saya mengadakan pertemuan-pertemuan kegiatan warga tidak pernah ada, tidak pernah datang tidak pernah sosialisasi," kata Bambang.

Bambang, Ketua RT mengatakan kalau Sunardi bahkan enggan masuk grup WhatsApp RT tempat tinggalnya.

Bahkan, iuran warga pun Sunardi tidak pernah ikut membayarnya.

"Iuran warga setiap bulannya Rp 25 ribu juga tidak pernah memberikan," ujarnya. (TribunJakarta/TribunSolo/Tribunnews)

   

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Polisi Sebut Lembaga Kemanusiaan yang Dipimpin Dokter Sunardi Terafiliasi Teroris Jamaah Islamiah

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved