Pencemaran Batu Bara Dirasakan Warga Marunda Sejak Tahun 2018, PDIP: Seolah-olah Ada Pembiaran
Anggota DPRD DKI Fraksi PDIP, Jhonny Simanjuntak menceritakan pencemaran batu bara di Rusun Marunda, Cilincing, Jakarta Utara.
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Wahyu Septiana
Mulai dari masalah pernafasan (ISPA), gatal-gatal pada kulit, ruang bermain anak yang penuh abu batu bara, dan lain-lain.
KPAI juga sempat memantau sekolah-sekolah yang terdekat dari lokasi pengolahan batu bara.
Baca juga: Video Viral Pesepeda Motor Disambit Batu Besar dari Atas Fly Over, Ini Tanggapan Polsek Cengkareng
Menurut Retno, gunungan batu bara dapat disaksikan dengan sangat jelas dari lantai 4 SMPN 290 Jakarta.
"Debu di lantai harus disapu dan dipel sedikitnya empat kali selama aktivitas PTM dari pukul 6.30 sampai 13.00 WIB," ucap Retno.
Secara umum warga menyampaikan bahwa dampak pencemaran mulai dirasakan pada tahun 2018 hingga sekarang.
Selain penyakit pernafasan yang kerap dialami warga, sekarang penyakit kulit yang membuat gatal di sekujur tubuh kerap dialami warga.
"Bahkan anak-anak kerap terbangun di malam hari karena rasa gatal yang menyerang sekujur tubuh," ungkap Retno.
Baca juga: Warga Keluhkan Pencemaran Batu Bara, KSOP Marunda Pastikan Bukan dari Pelabuhan
Retno menambahkan, KPAI mendorong DPRD Provinsi DKI Jakarta untuk melakukan pengawasan ke lapangan dan sekaligus memanggil pemerintah dan juga perusahaan pencemar untuk dimintai penjelasan.
Kemudian pihak KPAI juga mendorong pelibatan laboratorium yang independen untuk melakukan uji laboratorium pada air dan tanah warga, serta uji medis terkait dampak kesehatan yang dirasakan warga, termasuk anak-anak.