Formula E
Pawang Hujan MotoGP Terseret ke Formula E Jakarta, dari Tuyul Anggaran hingga Rasionalitas
Aksi Rara Isti Wulandari, yang beraksi dengan gerakan menariknya di tengah Sirkuit Mandalika dikaitkan dengan Formula E di Jakarta.
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Hal ini dikatakan Juru Bicara DPP PSI S

igit Widodo menanggapi aksi Rara Isti Wulandari yang viral saat menghalau hujan yang mengganggu balapan MotoGP pada Minggu (20/3/2022) kemarin.
Ia pun mengaku menemukan persamaan antara perhelatan MotoGP di Sirkuit Mandalika dengan Formula E yang menurut rencana digelar di kawasan Ancol, Jakarta Utara.
"Keduanya sama-sama perlu pawang. Kalau MotoGP perlu pawang hujan, Formula E perlu pawang anggaran," ucapnya dalam keterangan tertulis, Senin (21/3/2022).
Menurutnya, Formula E sudah bermasalah sejak awal direncanakan pada 2019 lalu.
Baca juga: Pemprov DKI Pertimbangkan Gelar Parade Kendaran Jelang Formula E, Anies Tak Mau Kalah dari MotoGP?
Pasalnya, Formula E mendadak masuk dalam APBD Perubahan 2019 meski tidak ada dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DKI periode 2017-2022.
Parahnya lagi, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mendadak memutuskan untuk meminjam uang ke bank sebesar Rp180 miliar dan membayar commitment fee Rp560 miliar sebelum APBD-P 2019 disahkan.

"Warga Jakarta perlu pawang anggaran untuk mengusir tuyul-tuyul yang mengganggu uang rakyat," ujarnya.
Tak cukup sampai di situ, Sigit menilai, keanehan anggaran terus berlanjut sepanjang perencanaan Formula E.
"Ketika DPRD DKI Jakarta menolak membiayai lagi Formula E, Pemprov DKI yang tadinya meminta Rp2,3 triliun untuk commitment fee 5 tahun tiba-tiba menurunkan jadi Rp560 miliar," ujarnya.
"Angka ini sama dengan jumlah yang diakui sudah ditransfer untuk commitment fee," sambungnya.
Baca juga: Kritik Keputusan Anies Bawa Tanah Kampung Akuarium, PDIP: Seharusnya Tanah Rawa Formula E
Saat Sirkuit Formula E akan dibangun di kawasan Ancol, keanehan kembali muncul.
Tiba-tiba PT Jakarta Propertindo (Jakpro) selaku BUMD yang ditunjuk Anies menggelar Formula E sudah melaksanakan tender untuk pembangunan sirkuit.
"Seketika muncul nama PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama sebagai pemenang tender, padahal di web e-procurement Jakpro hanya disebutkan terjadinya gagal tender," kata Sigit.
Keanehan terakhir, masih menurut Sigit, terjadi saat pelaksanaan pembangunan sirkuit yang disebut-sebut memiliki bentuk seperti kuda lumping ini.
