Viral di Media Sosial
''Panik Ya Min'' Trending Topik, Ternyata Berawal dari Cuitan Kaos Muhaimin Iskandar: Apa Isinya?
Kata "Panik Ya Min" dan tagar #PanikNihYee menjadi trending topik Twitter pada Rabu ((18/5/2022).
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Yogi Jakarta
“Kalau mengaku cinta NU ya otomatis 'wajib' cinta PKB. Ngaku NU tapi tidak ber-PKB, ya dipertanyakan ke NU- annya. Paling tidak seperti emas cuma 15 Karat,” kata Kiai Imam.
Alumni Pesantren Lirboyo ini menceritakan kisah ayahnya.
“Dulu Kiai Sanusi Gunung Puyuh Sukabumi itu secara ubudiah ala NU total, tetapi secara politik tidak mau memilih NU tapi memilih Masyumi."
"Maka lahirlah ormas PUI (Persatuan Umat Islam) yang didirikan bersama Kiai Abdul Halim Majalengka."
"Jadi PUI itu bukan NU, karena belum kaffah dalam ber NU-nya,” terang Kiai Imam.
Padahal, menurut Kiai Imam, semestinya sadar politik adalah aspek terpenting dalam membesarkan jamaah dan Jamiyyah NU.
Menurut Kiai Imam, itulah yang dicontohkan oleh Walisongo, khususnya Sunan Giri, Sunan Gunung Jati.
Artinya, jalur politik menjadi langkah yang paling cepat dan tepat untuk dakwah lebih luas.
"Jadi kesimpulannya, 'Ngaku NU wajib ber-PKB,'” ia menegaskan.
Kiai Imam berpendapat penting rasanya menyadarkan Nahdliyyin, bahwa realitasnya hanya PKB alat politik NU saat ini.
Apalagi, hanya PKB yang terbukti konsisten berjuang secara totalitas untuk pesantren dan NU.
“Nahdliyyin berhutang banyak dengan PKB, bahkan saya lebih heran lagi jika ada yang "Ngaku Gusdurian" tapi membenci atau paling tidak antipati terhadap PKB."
"Padahal Gus Durlah yang mendirikan PKB untuk kepentingan politik Nahdliyyin,” katanya.
Untuk itu Kiai Imam merasa perlu menjadi motor penggerak “Ngaku NU Wajib ber-PKB”.
Gerakan ini diwujudkan dengan mencetak ribuan kaos bertuliskan jargon tersebut.
“Saya kadang membayangkan, jika warga Nahdliyyin yang konon berjumlah 80 juta itu, 30 persennya saja sadar politik yaitu dengan ber-PKB, tentu PKB akan menjadi pemenang pemilu di 2024, dan itu akan menjadi kemenangan Nahdliyyin."
"Tapi kesadaran politik seperti itu pasti itu tidak disenangi banyak pihak, bisa jadi ada pihak yang didorong untuk memisahkan NU dengan politik atau PKB."
"Dengan mencairkan politik warga NU menjadi multipartai (bebas partai apa saja), tujuannya agar lemahnya partai politik milik NU sehingga secara politik NU lemah. Itu hanya dugaan saya saja sebagai orang yang awam politik,” kata Kiai Imam Jazuli.
Sebagian artikel ini disarikan dari Kompas TV berjudul Heboh Cak Imin Pamer Warga NU Kultural Wajib ber-PKB, Ini Kata Pengamat; dan Sosok KH Imam Jazuli, Kiai Pencetus Gerakan Ngaku NU Wajib Ber-PKB